46

50.6K 2.2K 59
                                    

Teman2,
versi TAMAT + EPILOG karya-karya saya kini tersedia di KARYA KARSA dengan harga murah.
Epilog belum pernah dipublikasi di wattpad.

Download aplikasi karya karsa di playstore ya.

Oh ya, di KARYA KARSA ada cerita saya yang GRATIS loh! Buktikan sendiri!! Ayooo!!!
Jangan lupa follow/ikuti aku, karena next akan ada cerita yg digratiskan lagi!!

Note: cerita dilanjutkan di Wattpad sampai TAMAT

46

Dina tersenyum lebar pada Steven yang sedang mengendarai mobilnya menuju bandara. Wajah Steven tampak dingin. Rahang kukuh pria itu menegang.

Dina mengerti, Steven adalah kekasih yang posesif. Pasti amat sulit untuk pria itu mengizinkannya berlibur ke luar negeri tanpanya.

Tiba-tiba sambil menyetir, Steven mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya dan mengulurkan pada Dina.

Dina mengernyit. "Apa ini?" tanyanya heran sambil menerima amplop tebal berwarna putih itu.

"Untukmu."

Dina segera membuka amplop tersebut. Matanya seketika terbeliak, tampak lembar-lembar uang Ringgit Malaysia dengan nominal seratus Ringgit di tiap lembarnya.

"Untuk apa uang sebanyak ini, Steve?"

Steven tersenyum tipis. "Untuk belanja."

"Tapi ini terlalu banyak. Aku juga sudah membawa uang."

"Tidak apa-apa, Sayang. Beli saja apa yang kau suka, oke?" kata Steven lembut. "Dan ini..." kata Steven sambil mengulurkan sesuatu.

Dina mengerut kening dan menerima beberapa kartu nama dari Steven.

Ia membaca satu demi satu kartu nama hotel-hotel yang diberi Steven. Mungkin ini refrensi darinya. Ada hotel di Malaka, Kuala Lumpur, bahkan Genting Highland.

"Aku sudah memesan kamar di setiap hotel itu untuk kalian. Atas nama Dina Anatasia. Semua aku yang bayar."

Sesaat Dina terpaku, kemudian matanya mengerjap haru.

"Steve, terima kasih," ucap Dina dengan suara parau.

Steven menoleh ke arah Dina sekilas dan tersenyum tipis. Sebelah tangannya meraih jemari Dina dan meremas hangat. "Sama-sama, Sayang. Yang penting kau senang. Sebenarnya aku tidak rela membiarkanmu pergi tanpaku. Tapi aku berusaha mengerti ini liburan khusus para gadis."

Setetes air mata bergulir di pipi Dina. Ia memandang Steven penuh cinta dengan mata yang memburam oleh air mata. Steven kekasih yang sangat luar biasa.

"Steve..."

"Sstt... nikmati saja liburannya, Sayang. Aku akan merindukanmu."

Seandainya saat ini mereka tidak sedang berada di dalam mobil, Dina pasti akan memeluk Steven dan mencium kekasihnya itu dengan penuh cinta. "Terima kasih, Steve. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Dina."

Mobil Steven memasuki area bandara.

Lima belas menit kemudian mereka sudah berada di ruang tunggu bersama Shinta dan Anggi.

Dina tidak tahu bagaimana Steven dibolehkan ikut menunggu di ruang tunggu. Mungkin kekasihnya itu memiliki akses istimewa.

Sepanjang menunggu, Steven yang duduk di sisi Dina terus menggenggam jemari langsing gadis itu seakan berat untuk melepasnya pergi.

"Nanti begitu tiba, hubungi aku, Sayang," pesan Steven dengan suara berat.

Dina mengangguk kecil. Sejujurnya ia sendiri pun mulai diserang rasa tak rela untuk berpisah.

Tiba-tiba terdengar suara operator bandara memberitahukan kalau para penumpang yang bertujuan ke Malaka diharapkan masuk ke dalam pesawat.

Dina dan Steven berdiri dengan enggan.

"Jaga diri," pesan Steven lembut.

Kemudian pria itu menarik Dina ke pelukannya dan mencium bibir gadis itu dengan mesra tanpa memedulikan keadaan sekitar yang ramai.

Dina membalas ciuman Steven. Bibir mereka saling menggoda dengan buas.

Beberapa saat kemudian Dina menarik diri. Wajahnya merona dengan napas yang tersengal.

Steven menatapnya intens. Jemari pria itu mengelus lembut pipi Dina.

"Jaga diri, Sayang."

Dina mengangguk lalu dengan berat hati, bersama kedua sahabatnya masuk ke dalam pesawat.

***

Evathink
IG : evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang