31

140K 4.1K 86
                                    

31

Pagi Senin yang cerah seketika berubah mendung ketika melangkah memasuki hotel, mata Dina menangkap sosok Clara duduk di sofa lobi dengan pakaian super seksi.

Dina membuang muka. Tanpa memedulikan kehadiran sosok itu, ia dan Steven terus melangkah.

"Steve Sayang."

Suara manja Clara menghentikan langkah Dina. Seketika darah naik ke ubun-ubunnya. Wajah Dina memerah menahan amarah. Mendengar suara centil Clara membuatnya kesal bukan main.

Steven turut berhenti. Dina menoleh ke arah Steven yang terlihat memasang wajah dingin.

Tapi Clara tampak tak peduli dengan sikap tak bersahabat yang Steven tunjukkan. Wanita itu melangkah menghampiri mereka.

Steven meraih tangan Dina dan menggenggamnya lembut, seolah ingin menenangkannya.

"Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menemuiku lagi, Clara," cetus Steven geram.

"Siapa wanita itu, Sayang? Kenapa kau menggandeng tangannya?" tanya Clara dengan nada ketus. Kata-kata Steven sama sekali tidak ia gubris.

"Dia calon istriku, dan tolong jangan ganggu kami lagi."

Clara terkekeh sinis. "Calon istri? Kau pasti sedang bercanda, kan, Sayang? Hanya aku wanita yang kaucintai."

Nada bicara yang angkuh itu membuat Dina semakin jengkel. Ia berusaha menahan diri dan hanya menjadi pendengar.

"Aku menyesal dulu pernah mencintai wanita murahan sepertimu," balas Steven tak kalah sinis.

Wajah Clara memucat. "Jaga mulutmu, Steven, aku bukan wanita murahan! Aku ke sini karena aku rindu padamu," lanjutnya sambil memasang wajah sendu.

"Hentikan sandiwaramu. Aku sudah muak. Aku bersyukur dulu tidak menikahimu."

Wajah Clara kembali memucat.

"Sekarang tinggalkan tempat ini, dan jangan pernah temui aku lagi."

"Steve..." Clara mengubah taktik, memasang wajah manis nan manja. Berusaha merayu Steven.

"Keluar sekarang, Clara, atau aku terpaksa menyuruh sekuriti mengusirmu."

Clara menatap Dina dan Steven dengan mata menyala marah. Lalu, dengan gaya angkuh ia melangkah keluar sambil bersungut-sungut.

Dengan kaki yang selembut agar-agar, Dina melanjutkan langkahnya, Steven menyusulnya. Keheningan membentang di antara mereka.

"Dina," panggil Steven begitu mereka sudah berada di ruangan Dina.

Dina yang akan menuju mejanya, menghentikan langkah. Steven memeluknya dari belakang.

Dina memejamkan mata, berusaha menenangkan hati dan mempositifkan pikiran. Ia mencoba untuk mengerti, seperti dirinya, Steven juga memiliki masa lalu.

Dina merenggangkan pelukan Steven, dan berbalik menatap pria itu. Ia tersenyum.

Steven menundukkan wajahnya dan mengecup lembut bibir Dina sambil kedua tangannya merangkul pinggang langsing gadis itu.

"Dia masa laluku."

Dina mengangguk. "Aku mengerti."

***

Bersambung...

Evathink
IG : evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ