Part 6

248K 7K 60
                                    

PART 6

Dina menatap tumpukan berkas-berkas di meja kerjanya dengan kesal. Steven benar-benar membuatnya gila. Kemarin, pria itu seenaknya mempatenkan dirinya sebagai calon istrinya-secara sepihak!-dan pagi ini, ia menjemputnya di rumah untuk ke kantor bersama-sama. Untung saja ibunya tidak keluar. Dina tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sang ibu bertemu Steven.

Dering ponsel membuyarkan amarah yang sedang berputar di benak Dina.

Hai, Dina... bagaimana kalau sepulang kerja nanti kita ke mal?

Dina membaca pesan dari Shinta, sahabatnya. Amarahnya sedikit mereda.

Oke, jemput aku pukul lima di hotel. Aku tidak bawa mobil hari ini.

Oke.

Setelah seharian ini dirundung kesal, akhirnya senyum tipis muncul di wajah Dina. Ia dan Shinta berteman sejak di bangku SMA. Sekarang di usia mereka yang menginjak dua puluh tiga tahun, persahabatan mereka masih terjalin dengan baik, bahkan semakin erat.

Membayangkan bagaimana menyenangkan acara jalan-jalan mereka nanti, hari Dina yang buruk, menjadi sedikit cerah.

"Nanti malam kita makan malam di rumah orangtuaku."

Dina mengangkat wajah, terkejut melihat Steven sudah berdiri menjulang di depan mejanya.

Setelah mengatasi rasa terkejutnya, Dina menggeleng pelan. "Nanti malam saya ada janji dengan teman." Dina lega punya alasan untuk menolak. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana ia harus bersikap di depan kedua orangtua Steven-bahkan mungkin anggota keluarga Steven yang lainnya-dan berpura-pura dirinya calon istri sungguhan pria itu.

Sampai detik ini Dina tak habis pikir apa yang membuat Steven menjadikannya calon istrinya. Mereka bahkan bukan sepasang kekasih.

"Kalau begitu, batalkan janjimu itu."

"Saya tidak bisa." Dina mengertakkan gigi. Berusaha menunjukkan sikap tak terintimidasi oleh Steven, ia melanjutkan pekerjaannya tanpa memedulikan Steven yang masih berdiri di depannya.

Tiba-tiba wajahnya terasa memanas. Dina mendongak dan matanya membeliak tatkala mendapati wajah Steven hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

"Batalkan janjimu, Sayang, atau aku yang akan melakukannya untukmu."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Steven berlalu ke ruangannya. Dina menatap punggung kekar itu menjauh dengan seluruh rasa kesal bergemuruh di dada.

***

bersambung...

jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen ya, kawan2. makasih.

Love,

Evathink

(IG : evathink)

Versi tamat (+EKSTRA PART/EPILOG) cerita ini tersedia versi cetak dan ebook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Versi tamat (+EKSTRA PART/EPILOG) cerita ini tersedia versi cetak dan ebook.

Versi cetak bisa diorder di saya, WA 08125517788 (ready stock)

Ebook tersedia di GOOGLE PLAY BUKU
Btw, ada promo dari Google di Play Buku
Dapet voucher Rp. 40.000
(Lumayan buat beli ebook karya Evathink)

Voucher ini hanya berlaku untuk pengguna baru/gmail baru di PLAY BUKU
*catat ya kawan2, voucher hanya didapat pengguna baru alias email(gmail) baru, dan hanya di app PLAY BUKU.

Ebook bisa dibeli pake GOPAY, pulsa, or CC DC

____________________________________

Note : cerita akan dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT
____________________________________

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Where stories live. Discover now