Part 24

168K 4.9K 71
                                    

PART 24

Beberapa hari berlalu. Steven lega saat ini hubungannya dan Dina berjalan lancar. Sehari setelah kejadian di kafe itu, Dina memang tampak muram, tapi Steven dengan segala keahlian dalam menghadapi wanita, telah menaklukkan Dina.

Dengan senyum mengembang Steven masuk ke kamar suite penthouse hotelnya yang sejak lama ia tinggali.

Tiba-tiba dadanya berdebar. Ada wangi parfum lain di suite-nya, bukan wangi parfum miliknya atau Dina. Ini wangi parfum yang sangat dikenalnya. Parfum seseorang yang telah dengan kejam mencampakkannya.

Steven masuk ke kamar dan seketika matanya terbelalak melihat pemandangan di atas ranjang. Terlihat seorang wanita cantik dalam gaun seksi, berbaring dengan pose menantang kelelakian pria mana pun.

Steven mendengus marah. Bagaimana mungkin mantan kekasihnya ada di sini? Di kamarnya? Oh ya, ia baru teringat. Saat berpisah dengan Clara, wanita itu tidak mengembalikan kartu akses kamar suite-nya. Besok, Steven akan memastikan wanita itu tidak bisa lagi mengakses kamar ini.

"Steve Sayang, aku sangat merindukanmu," ucap Clara dengan suara manja dan seksi. Ia turun dari ranjang dan berjalan gemulai mendekati Steven.

Steven membuang muka. Perutnya tiba-tiba mual melihat tingkah Clara. Sungguh, ia jijik dengan wanita yang satu ini. Steven akui, di usianya yang sudah kepala tiga pun, Clara masih terlihat sangat memukau. Namun perasaannya pada Clara sudah hambar. Steven masih ingat bagaimana wanita itu sedikit pun tidak peduli pada perasaannya saat memilih pria dari negeri jiran itu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Steven marah. Ia berdiri kaku di tengah kamar, menepis kasar saat Clara ingin memeluknya.

"Oh, Sayang. Kenapa marah-marah? Aku sangat merindukanmu."

Steven semakin jengkel mendengar rayuan beracun Clara.

"Sebaiknya kau pergi sekarang," usir Steven dingin. Hatinya benar-benar sudah tertutup untuk Clara, wanita materialistis yang tidak punya hati, yang meninggalkannya hanya untuk mendapatkan laki-laki yang katanya lebih kaya darinya.

"Kau tidak rindu padaku, Sayang? Kau tahu, aku sangat merindukanmu."

Steven memasang wajah jijik. "Clara, aku ingatkan kau untuk keluar dari suite-ku sekarang juga, atau aku terpaksa memanggil sekuriti."

Sesaat, wajah Clara memucat, tapi sedetik kemudian ia kembali tersenyum menggoda. Clara meraih tangan Steven dan membawanya ke dadanya yang padat berisi.

Steven menyentak tangannya. Wajahnya merah padam, bukan tergoda atau bernafsu, tapi jijik melihat tingkah murahan wanita itu, sudah bersuami, tapi masih saja menggoda pria lain.

"Keluar sekarang!" bentak Steven. "Dan ingat, jangan pernah datang lagi!" lanjut Steven dengan suara menggelegar, sedikit pun tidak tergoda oleh Clara. Lima tahun lalu, ia akan dengan senang hati mencumbu Clara, tapi sekarang, tidak ada lagi rasa yang tersisa. Ia justru bersyukur tidak menikahi wanita murahan itu.

Wajah Clara memerah menahan malu. Ia mengentakkan kakinya dengan kesal, mengambil tas super mahalnya dan melenggang pergi dengan napas memburu.

Steven menyeringai sinis. Dulu ia bertekuk lutut di kaki Clara. Dulu ia begitu memanjakan dan menyanjungnya. Memujanya. Namun sekarang ia sudah matang, ia tidak setolol dulu lagi. Tidak akan sekali lagi ia jatuh ke dalam pelukan wanita itu.

***

Bersambung...

Evathink
IG —» evathink

Menjadi Kekasih Bos [tamat-part lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang