Prolog

24.4K 1.1K 51
                                    


Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

Source pics : Pinterest

.

.

.

Prolog

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Sinar keperakan rembulan terlihat menyedihkan, malam ini. Setidaknya itu yang dirasakan oleh Feng Mian—Putra Mahkota Kerajaan Wei Shu. Untuk kesekiankali dia meneguk arak di dalam guci, pandangannya lurus terarah ke bulan purnama.

Sang putra mahkota duduk di jendela, ekspresinya tidak terbaca. Sebuah suara langkah kaki di belakang pria itu tidak membuatnya menoleh.

"Pangeran Feng, sudah saatnya Anda pulang ke istana." Wang Shu—jenderal muda kepercayaan putra mahkota akhirnya angkat bicara. Mereka berada di dalam salah satu kamar mewah di Rumah Bordil Bunga Harum. Sudah menjadi kebiasaan Feng Mian melarikan diri ke tempat ini untuk minum jika pria itu memiliki masalah serius. "Arak tidak akan menyelesaikan masalah Anda."

Kalimat yang diucapkan oleh Wang Shu akhirnya berhasil menarik perhatian Feng Mian. Putra mahkota terkekeh, terdengar mengejek. Ia menggoyang-goyangkan guci arak di tangannya lalu berkata, "Memang benar," jawabnya. "Tapi aku masih berharap arak membuatku melupakan sejenak masalah yang harus kuhadapi."

Wang Shu tidak langsung menanggapi. Tatapannya kini terarah ke bulan purnama yang menggantung di langit. "Besok hari pernikahan Anda."

Kekehan Feng Mian kembali terdengar, lebih keras kali ini. "Kenapa kau harus mengingatkanku tentang hal itu?"

Wang Shu tidak menjawab. Ditundukkannya kepala, dalam. Tidak ada yang bisa dilakukannya untuk menghentikan pernikahan politik yang besok harus dijalani oleh Feng Mian. Raja sudah memutuskan dan memilih putra mahkota untuk menikah dengan putri ketiga belas dari Kerajaan Yuan Ming, padahal seisi istana sudah tahu jika putra mahkota menaruh hati kepada putri ketiga dari Menteri Song.

Mereka yang berasal dari golongan bangsawan tidak memiliki hak untuk memilih siapa yang akan menjadi pasangannya. Semua telah ditentukan oleh keluarga. Mungkin itu harga yang harus dibayar atas kemewahan serta kenyamanan yang dimiliki oleh kaum bangsawan sejak dilahirkan ke dunia.

Feng Mian menggertakkan gigi. Ekspresinya mulai menggelap. "Apa kau tahu jika Raja Ming memilih putri yang tidak disukainya untuk kunikahi?"

Wang Shu masih tidak menjawab. Desas-desus yang beredar memang mengatakan hal tersebut.

"Bahkan seorang Raja Ming tahu jika putrinya akan menderita jika dikirim ke Kerajaan Wei Shu, mungkin karena alasan itu dia memilih putri yang tidak disukainya," kata Feng Mian. Ia menjeda, mengusap wajah dengan kasar. "Kudengar putri yang akan kunikahi itu bodoh."

"Bukankah itu bagus?"

Feng Mian menoleh, menatap lekat Wang Shu dengan kening ditekuk dalam.

"Anda bisa leluasa mengendalikannya," terang Wang Shu begitu tenang. "Dia hanya akan menjadi 'boneka'."

Feng Mian terdiam.

"Anda dapat menikahi dan mengangkat putri dari Menteri Song menjadi istri dan selir Anda." Wang Shu melanjutkan dengan nada tenang yang sama. "Bukankah hal itu suatu keberuntungan untuk Anda?"

TAMAT - Princess Lan HuaOnde histórias criam vida. Descubra agora