PROLOG

104K 1.4K 5
                                    

❝...❞

Bukankah jika memiliki awal akan juga memiliki akhir? Entah yang membahagiakan atau menyengsarakan.

November 27, 2019

...

Hari ini hujan lebat, mungkin sudah masuk musim penghujan dan dia harus terjebak dikemacetan yang panjang.

Dia tidak berhenti menekan klakson terus menerus, sebuah panggilan penting yang diterimanya pagi tadi membuatnya harus buru-buru menemui sang penelpon.

Jenata Ayrellia nama gadis cantik ini, yang terus menerus menekan klaksonnya berharap dengan begitu kemacetan akan segera usai. Seperti inilah hidup diibu kota, macet dimana-mana bahkan hingga ratusan meter panjang macetnya.

"Oh ayolah ku mohon, bergerak! bergerak!" teriak frustasi gadis ini.

...

Jenata memasuki rumah megah berwarna putih ini, dengan kesal karena macet tadi sungguh menyita banyak waktunya, belum lagi hujan yang membuat mood nya hari ini sangat buruk.

Ia dapat panggilan dari rumah utamanya, panggilan dari ayah tercintanya yang sudah sangat membuatnya berterimakasih karena sudah memberikan kehidupan yang sangat indah pada Jenata.

Jenata melempar tas tangannya dan duduk didepan ayahnya yang hanya menatap kosong kedepan.

Jenata tak ingin ambil pusing dan memilih untuk mrnunggu ayahnya berbicara.

Ayah Jenata tersenyum manis menatap Jenata, berharap putri tersayangnya tidak akan membencinya setelah apa yang terjadi pada dirinya.

"Bagaimana jika ada hal yang terjadi padaku, apakah kau akan memaafkan aku?" Tn. Jo tersenyum menatap Jenata.

Jenata menyerngit bingung, "Apakah suatu hal buruk terjadi padamu?" tanya Jenata dengan tidak tertarik sama sekali, hanya sedikit berbasa-basi tentunya.

Tn. Jo mengangguk, "Maafkan aku, belum jadi ayah yang baik untukmu." ucap Tn. Jo menyesali kelalaiannya mempercayakan segala urusan perusahaan pada adiknya dan berakhir dikhianati.

"Dad, come on. Katakan padaku ada apa?" Jenata sedikit khawatir dengan raut wajah ayahnya sekarang, sangat terlihat ini bukan berita baik.

Tn. Jo menghela nafas kasar, "Jenata, sesuatu terjadi pada perusahaan dan aku harus mundur dari jabatanku. Sahamku sudah habis ku jual untuk menutupi kerugian perusahaan terlebih lagi, aku harus mengganti rugi kerusakan dan kelalaian yang aku buat. Anggota dewan menuntut, jika tidak aku akan dibawa kepengadilan. Akhirnya dengan keputusan yang sudah ku fikirkan lama, aku menjual semua aset yang kita punya untuk menutupi kerugian yang hampir mencapai 10 Triliun itu." jelas Tn. Jo panjang lebar.

Jenata menatap dalam kemudian tertawa terbahak-bahak. Jenata meyakini bahwa ia sedang di prank atau dipermainkan, mungkin agar ia hidup tidak seenaknya lagi.

Tapi, setelah melihat raut wajah sang ayah yang tampak sedih dan lelah terlihat sekali ayahnya tidak tidur selama beberapa malam.

"Dad, please katakan itu cuma prank!" Jenata memohon pada ayahnya. Tapi, sayangnya Tn. Jo menggeleng dan berusaha tersenyum saat melihat putrinya menangis.

"Kita pindah kerumahmu, yang aku miliki hanya kau sekarang." ucap Tn. Jo.

Jenata menggeleng, "Apa yang harus kita lakukan sekarang, dad? Aku tidak bisa hidup sudah!" Jenata sadar tak ada yang bisa ia lakukan.

Tn. Jo berdiri tapi sakit dijantungnya membuatnya jatuh kelantai.

"Dad!" teriak Jenata.

Jenata tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Fikirannya sungguh kacau.

...

Tolong tunjukan satu jalan padaku, jalan yang tidak akan membuatku tersesat lagi.

MISS JENATA [Revisi Lagi]Where stories live. Discover now