Chapter 8 : Rejection

4.7K 504 22
                                    

"Ah siaal!"

Min Yoongi kesal. Kesal dengan pekerjaannya yang kembali terganggu akibat ulah konyol kakeknya. Belum lagi ia harus meluangkan waktunya malam ini hanya untuk memenuhi keinginan sang kakek.

Memang bukan sekali -dua kali dirinya harus melakukan hal seperti ini. Datang ke acara perjodohan seakan sudah menjadi kebiasaannya dalam kurun waktu setahun terakhir.

Sungguh dirinya tak dapat menghitung berapa banyak perjodohan yang telah ia lalui. Dan begitu pula waktunya yang terbuang sia-sia karenanya. Bagi seorang Min Yoongi, membuang-buang waktu berharganya merupakan hal yang sangat ia benci.

"Tidak bisa!"

Kim Taehyung yang sedang mengemudi mulai menaruh sedikit perhatiannya pada sang pria yang duduk dikursi penumpang.

"Apanya yang 'tidak bisa' hyung?"

Min Yoongi mendengus. Menarik longgar ikatan dasinya sembari menjatuhkan punggungnya pada sandaran mobil. "Kakek tidak bisa terus menggangguku dengan perjodohan konyol seperti ini!"

Baiklah. Taehyung mengerti sekarang. Ia paham betul bagaimana kesalnya Min Yoongi tiap kali sang kakek menuntutnya menikah.

"Lalu apa yang bisa dilakukan? Bukankah presdir sendiri yang bilang tidak akan berhenti sebelum keinginannya terpenuhi?" Ucap Taehyung hati-hati, takut yang mendengar semakin kesal dan berakhir memarahinya.

Pria itu terlihat bepikir sebentar. Mencoba mencerna kembali kalimat yang diucapkan sekretarisnya.

"Benar. Itu dia jawabannya."

"Apa?"

Berbeda dari apa yang dipikirkan, tanggapan pria itu membuat Taeyung kembali mengalihkan atensinya.

"Diperjodohan kali ini aku harus menikah."

Ckiiiiitt-

Mobil mereka berhenti tiba-tiba. Tepat ditengah jalan dimana lalu lintas padat, membuat beberapa klakson terdengar bergantian seolah merutuki Audi hitam milik Yoongi yang berhenti seenaknya.

"A-APA?!"

"Ya Kim Taehyung, hati-hati bawa mobilnya. Kau ingin kupecat ya?"

Tanpa menghiraukan kalimat peringatan Yoongi -ataupun rentetan klason yang memenuhi pendengarannya- pria Kim langsung menoleh kebelakang. Menjejali atasannya dengan tatapan kaget sekaligus heran yang tampak sangat natural.

"Tu-tunggu! Hyung, barusan kau bilang apa?! Menikah?!!"

"Ya. Menikah."

Berbeda dengan Taehyung, tidak ada keraguan apapun dalam kalimat Yoongi. Pria itu hanya berucap datar sebagaimana yang biasa ia lakukan.

"Kau... yakin?"

Yoongi mulai tersenyum kecil melihat keraguan di wajah sekretarisnya.

"Tentu saja yakin. Akan kususun rencana agar wanita ini dapat berkomitmen baik denganku."

Pria itu nampak percaya diri.

"Lagipula aku yakin bahwa dia hampir sama sepertiku. Wanita dari keluarga kaya yang bosan dijodohkan dengan pria tak dikenal, dan selalu mendapat tekanan menikah dari keluarganya."

Taehyung menyerngit. Berusaha fokus dan kembali menjalankan mobil sebelum kendaraan mereka ditabrak oleh pengguna jalan lainnya.

"Tapi kan, tidak semuanya seperti itu juga." Ucapanya kemudian.

"Memang tidak. Tapi kebanyakan."

"Lalu bagaimana... bagaimana jika yang datang adalah wanita gila? maksudku... seperti, yaah... kau tau kan?"

Taehyung mulai berandai. Berusaha mencari kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi dalam beberapa waktu kedepan.

"Apa kau juga... tidak keberatan, hyung?" Lanjutnya kemudian.

Pria itu nampak berpikir sejenak mengenai pertanyaan Taehyung.

"Tidak masalah. Semakin gila malah semakin menarik."

Baiklah. Pria Kim kini tak dapat berkata apa-apa. Ia yakin bahwa atasannya itu benar-benar sudah terobsesi pada pekerjaan sampai tidak peduli dengan siapa dirinya akan menikah dan menghabiskan sisa hidupnya nanti.

***

- Kembali lagi pada saat dimana kata menikah itu terucap dari mulut seorang Min Yoongi.

"Aku ingin kita menikah."

Butuh waktu beberapa detik hingga Sohee merespon kalimatnya. Hanya saja gadis itu malah tertawa. Benar-benar tertawa keras. Baginya kalimat Yoongi barusan terdengar amat sangat menggelikan ditelinga.

"Apa? Menikah katamu?"

Dahi Yoongi menyerngit. Menatap heran pada Sohee yang tampaknya menganggap bahwa ia baru saja memberi lelucon. Gadis itu benar-benar terhibur hingga sulit mengendalikan tawanya.

"Kenapa? Ada yang salah dengan itu?" Pria itu bertanya seakan-akan itu bukanlah hal yang aneh untuk dibicarakan. Menganggap bahwa pernikahan mereka merupakan suatu hal yang sangat wajar.

"Tentu saja salah! Karena itu adalah pemikiran gila Min Yoongi-ssi!!".-Sayangnya pendapat itu tak berlaku pada Sohee.

Kali ini gadis itu mencoba menguasai dirinya. Kembali bersikap normal dengan menanggapi serius pertanyaan Yoongi yang menurutnya sangat konyol.

"Kita menikah karena dijodohkan. Kurasa itu hal yang normal Han Sohee-ssi."

Dan sekali lagi, gadis itu kembali tersenyum. "Bukankah sudah kujelaskan padamu sebelumnya? Sudah kubilang kan kalau aku menyukai pria lain. Kau lupa ya?"

Kali ini gantian Yoongi yang tersenyum. Pria itu nampak memandang Sohee tak percaya seakan menganggap bahwa apa dibicarakan gadis itu hanyalah omong kosong. "Jadi kau masih mengharapkan yang namanya 'cinta' nona?"

"Cinta dari pria yang bahkan terang-terangan membawa pacarnya dihadapanmu?"

'Sial. Dari mana dia tau soal Kim Seokjin?'

Dan seolah dapat mendengar apa yang dipikirkan gadis itu, Yoongi kembali menyanggah. "Jangan tanya aku tau dari mana karena itu hanya kesimpulan dari apa yang kulihat."

Baiklah. Satu hal yang kemudian didapat oleh Sohee ialah, Min Yoongi adalah pria yang benar-benar peka. Terutama pada setiap perubahan raut wajah ataupun tingkahnya yang entah kenapa langsung membuat pria itu menyadarinya.

"Han Sohee-ssi... bukankah itu terlalu jelas? Bahkan kucing liar pun bisa tau kalau kau menyukainya." Tak cukup pria itu pun kembali mengejeknya.

'Sialan kau Min Yoongi!'

Seketika gadis itu mengumpat dalam hati.

"Berhenti ikut campur karena itu bukan urusanmu!"

"Akan jadi urusanku jika itu menyangkut 'wanita' yang akan kunikahi."

Sohee benar-benar kehabisan kata. Tak sanggup lagi menanggapi kalimat Yoongi yang menurutnya lama-kelamaan semakin menyebalkan.

"Ya Min Yoongi kau benar-benar tidak waras ya?! Berhenti menyebut soal pernikahan karena aku tidak akan menikah denganmu!"

Pada akhirnya gadis itu benar-benar menyerah. Berteriak lantang sembari menekankan kalimatnya agar jelas ditelinga sang pendengar. Memilih untuk melangkah pergi sebelum kekesalannya memuncak dan membiarkan Yoongi terlarut untuk mengerjainya.

"Hhhhh..."

Helaan napas panjang terdengar dari pria itu. Menatap lamat kepergian Sohee sembari tersenyum puas atas respon yang diberikannya. Sejak awal Yoongi sudah memperkirakan bahwa gadis itu akan menolak permintaannya mentah-mentah.

Namun hal itu bukanlah masalah besar baginya. Min Yoongi sudah menyiapkan beribu cara untuk mendapatkan Han Sohee. Melaksanakan tujuan awalnya untuk menikah -dan mengakhiri semua acara perjodohan konyol yang selama itu telah mengganggu pekerjaannya.



To be continue


27 Oktober 2019

Perfect ProposalWhere stories live. Discover now