Chapter 4 : Avoiding

6.2K 581 13
                                    

Pagi ini Sohee menjalani sarapan yang hening bersama sang ayah. Ya hanya berdua. Sejak awal rumah besar itu memang tidak pernah ramai. Sohee yang merupakan anak tunggal, tinggal bersama kedua orangtuanya beserta para pelayan dirumah. Dan keadaan itu berlangsung sampai ia berusia 18 tahun. Hingga kemudian sang ibu pergi lebih dulu meninggalkan dirinya dan sang ayah. Dalam artian pergi untuk selama-lamanya.

Kepergian sang ibu cukup membuat gadis itu terpukul. Sungguh menyayangkan kebersamaan yang dulu mungkin tak begitu berarti baginya, membuat gadis itu tak ingin menyia-nyiakan waktu bersama ayahnya. Setiap pagi ia selalu meyempatkan diri untuk sekedar sarapan bersama, begitu pula dengan sang ayah.

Dan disinilah mereka pagi ini. Duduk berhadapan disebuah meja panjang sembari melahap sarapan yang telah disiapkan oleh para pelayan.

"Bagaimana? Apa kemarin berjalan lancar?"

Sedang yang ditanya malah diam saja seakan tak mendengar. Merasa tak mendapat jawaban, tuan Han mulai menatap heran putrinya.

"Eoh? Ya, kenapa ayah?"

Dan benar, Sohee memang tampak tak begitu fokus. Pikirannya seolah tertinggal entah dimana.

"Sepertinya kau sedang tidak fokus. Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

Cepat-cepat gadis itu mengubah raut wajahnya. "Ah, tidak! Tidak ada apa-apa ayah."

Pria tua itu mengangguk lalu kembali fokus pada makanannya.

"Ayah bertanya soal perjodohanmu kemarin. Min Yoongi, bagaimana dengannya?"

Mendengar nama pria itu membuatnya kembali bergetar.

"Aah itu... tentu, baik-baik saja. Dia... pria yang baik."

Sohee benar-benar tak bisa menghilangkan ingatannya tentang kejadian kemarin. Kejadian memalukan yang membuatnya merinding saat mengingat ekspresi wajah pria itu.

"Benarkah? Lalu bagaimana? Apa dia bilang akan menikahimu?"

Kalau saja ia sedang mengunyah makanan, mungkin Sohee sudah tersedak mendengar ucapan sang ayah. Dan untungnya hal itu tidak terjadi. Membuatnya berhenti sejenak dan berpikir.

Menikah? Tidak! Tentu saja itu mustahil!

Jangankan menikah. Dilihat dari situasi kemarin, bisa-bisa pria itu malah melaporkan tingkah gilanya pada sang ayah. Kalau saja pria itu punya dendam padanya maka hal itu mungkin saja terjadi.

"T-tentu saja kami belum membicarakan sampai situ.. kami hanya-"

-Pergi kekamar hotel dan hampir berbuat mesum disana-

Setidaknya Sohee cukup sadar bahwa kalimat itu tidak boleh terucap olehnya. Buakannya apa. Jika sang ayah tau perihal kejadian kemarin, bisa-bisa ia langsung diseret ke altar pernikahan bersama pria itu. Tidak peduli mereka 'tidur bersama' atau tidak, yang jelas sang ayah pasti akan memanfaatkan momen itu untuk membuatnya menikah. Ya pasti.

"Kau tau, diperjodohan kali ini ayah benar-benar berharap kau mendapat pasangan. Kau lihat kan kalau ayahmu ini sudah tua, ayah ingin melihat kau menikah dan bahagia dengan keluargamu."

Lagi. Ayahnya kembali meracau soal pernikahan dan lainnya. Tak heran, mungkin sudah terhitung 2 tahun sejak ayahnya menawarkan perjodohan pertama. Dan sayangnya hal itu tidak pernah membuahkan hasil.

Jangankan menikah, Sohee bahkan tidak pernah berpacaran dengan salah satu pasangan perjodohannya. Semua pertemuan selalu berakhir sia-sia. Sungguh, entah hal apa saja yang telah dilakukan Sohee untuk menghindar dari perjodohan itu.

"Kadang ayah bertanya-tanya, sebenarnya apa yang kau lakukan sampai tidak ada satupun diantara mereka yang mengajakmu menikah?"

Sedang yang ditanya hanya menggidikkan bahu sembari melempar senyum bodoh. Lagipula, tidak mungkin kan ia bilang pada ayahnya bahwa selama ini ia selalu melakukan hal 'gila' atau semacamnya.

"Padahal kali ini ayah sengaja menjodohkanmu cepat-cepat agar kau tidak sendirian besok malam."

Alis Sohee terangkat. Menyaring kembali kata-kata yang ia dengar barusan.

"Besok? Memangnya besok kenapa?"

"Kau lupa? Besok adalah ulang tahun perusahaan Sohee-ya... kau tidak lihat kantor sudah sibuk sejak kemarin?"

Ah begitu, pantas saja ia tidak tau. Sudah beberapa hari ini dirinya sengaja tidak mengunjungi kantor. Bukan karena tidak ada pekerjaan, hanya saja... yaaah ada alasan pribadi yang membuatnya malas datang kesana.

***

Sayangnya tidak ada pilihan lain bagi gadis itu selain datang kesana. Berada ditengah pesta yang merupakan hal paling membosankan bagi Sohee. Fakta bahwa dirinya juga tidak mempunyai cukup banyak teman membuatnya terkadang merasa kesepian ditempat seramai itu. Meski begitu ia tidak ingin mempermasalahkannya. Sejak awal dirinyalah yang mencoba menjaga jarak dari orang-orang.

Dan begitupun dengan malam ini. Ditambah lagi dengan alasan lain yang membuatnya malas datang kepesta malam ini ialah...

... orang itu.

Ya, pandangannya mengarah pada sosok pria dengan setelan jas hitam sederhana melekat ditubuhnya. Rambutnya yang diangkat keatas membuatnya tampil sedikit berbeda dari yang biasa ia lihat ditempat kerja.

Sungguh, ia rindu dengan sosok Kim Seokjin.

Hanya saja... ia masih terlalu enggan bertatapan dengan pria itu. Mengingat bahwa pria itu jugalah alasan kenapa ia tidak datang ke kantor beberapa hari ini, membuatnya memilih untuk memalingkan wajah sebelum pria itu menyadari tatapannya.

Namun bukannya menghindar, langkahnya justru terhenti saat menyadari keberadaan pria lain yang nampak tak asing baginya. Gadis itu nampak terkejut melihat sosok pria yang tak disangka akan berada disini malam ini. Pria itu terlihat mengenakan setelan jas hitam formal, dengan tatanan rambut sederhana yang bisa dibilang tak jauh berbeda dengan yang ia temui beberapa hari lalu.

'Min Yoongi... Apa yang dia lakukan disini?!!'

Ayolah. Dirinya bahkan belum sepenuhnya melupakan tentang kejadian kemarin. Ia benar-benar tidak siap jika harus dipertemukan kembali dengan pria yang telah membuatnya malu setengah mati.

Berniat untuk menghindar tau-tau tatapan Yoongi mengarah padanya, membuatnya langsung membalikkan badan bersiap untuk kabur.

"HAN SOHEE!"

To be continue




13 Oktober 2019

Perfect ProposalOnde histórias criam vida. Descubra agora