51. Aileen Bahagia, 'Dia' Terluka

34.9K 1.7K 162
                                    

Aileen duduk di taman sekolah seorang diri setelah ia keluar dari kelas. Sikap Aksa pada Alterio menyebalkan. Aileen sebal pada Aksa bukan karena lebih membela Rio, tetapi Aileen malu dengan sikap Aksa pada Rio. Padahal Alterio sudah bersikap baik padanya.

"Kok sendirian ?"

Suara seseorang dari belakang membuatnya sedikit terkejut karena ia sedang melamun.

"Kak Lio" Ya, orang itu adalah Delio.

"Marah sama Aksa?" Delio duduk tepat disamping Aileen yang tengah menatap luasnya taman sekolahnya.

Aileen hanya menggelengkan kepalanya, toh memang benarkan ia tidak marah pada Aksa.

"Terus kenapa?"

"Aileen cuman sebel aja sama sikap Kak Aksa, padahal Aileen udah bilang kalo bukan Rio yang buat Aileen nangis"

"Kamu belain Rio... Kalian deket banget kayanya ya?" Delio bertanya sambil tersenyum miris. Sekalinya menyukai seseorang malah tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak tahu harus memulai darimana, itu yang menyebabkan dirinya hanya diam saja saat menyukai seorang gadis.

"Aileen bukan belain Rio. Rio udah baik sama sama Aileen, ya masa Aileen jahatin. Lagian Aileen anggep Rio kaya temen yang lain, gak lebih"

"Terus Kakak?" Delio menatap Aileen, menatapnya dengan penuh harapan.

"Hah?" Aileen tidak mengerti. Mereka berdua tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saling menyukai namun tidak tahu langkah apa yang harus diambil keduanya. Ini juga pertama kalinya Aileen merasakan perasaan 'suka'. Menyukai sebagai lawan jenis, bukan hanya sekedar kagum atau apapun itu.

"Kak Aksa maksudnya. Kak Aksa cuman gak mau kenapa-kenapa, dia cuman pengen jagain kamu" Delio mencari alasan lain. Dia masih takut akan apa yang terjadi kedepannya. Lebih tepatnya ia takut akan penolakan Aileen padanya. Padahal dia belum berjuang sama sekali.

"Sebenernya sih Aileen keluar ya karena mereka berisik."

"Terus kalo mereka berantem saling pukul gimana?"

"Kan ada Kak Lio yang lebih waras" Aileen menjawab sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapih. Tapi jawabannya membuat Delio gemas sendiri.

"Kamu ini. Emang mereka gak waras?"

"Kak Rea sih waras. Tapi kalo Kak Aksa, Kak Arsen, sama Rio.... Aileen gak tahu, harus dipertanyakan" Aileen menganggukan kepalanya, seperti orang tua yang serius membuat Delio tertawa.

"Haha..." Delio tertawa sampai kedua matanya itu menghilang sambil mengacak rambut Aileen.

"Waahhhh Kak Lio ternyata bisa ketawa juga"

"Iyalah bisa, kamu kira Kakak robot?"

"Abisnya Kakak kalo ketawa bisa diitung pake jari. Biasanya masang muka kaya tembok"

"Enak aja"

"Tapi Aileen suka kalo Kakak senyum, apalagi kalo Kakak ketawa" Puja kerang ajaib, darimana Aileen mempunyai keberanian untuk berkata seperti itu? Dia hanya mengungkapkan apa yang terlintas dibenaknya tanpa dipikir dahulu, bahwa perkatannya itu membuat Delio seketika terdiam dan mencerna perkataannya, dadanya berdetak.  Harusnya Delio bukan yang menggoda Aileen? Tapi ini malah sebaliknya.

"Cuman suka senyum sama tawa Kakak aja?"

"Terus suka semuanya dari Kakak kapan?" Delio mendekatkan wajahnya pada Aileen. Kini wajah mereka hanya tinggal berjarak beberapa cm lagi.

Aileen menelan salivanya susah payah, jantungnya berdetak sangat cepat. Ia menatap wajah Delio yang tampan, rahang yang tegas, kulitnya yang putih bersih, hidung mancung dan bibirnya yang merah muda. Dia telah jatuh pada mata indah milik Delio, tenggelam di dalamnya. Pikirannya kosong.

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang