15. Aladri Si Pemaksa

62K 3.1K 90
                                    

“Aileen gak sakit kak” Aileen memang merasa tidak sakit, hanya saja badannya memang sedikit hangat. Mungkin karena mimpi semalam yang menjadi beban pikiran Aileen.

“Ma” Aileen menggenggam tangan Zailine yang duduk disampingnya.

“Ka Ladri bener sayang, badan kamu anget. Mama gamau kamu kenapa-kenapa” Zailine mengelus tangan Aileen dengan sayang.

“Pah” Harapan satu-satunya haya tinggal papahnya. Mamanya sama saja dengan Kakaknya itu.

“Aileen yakin kalo Aileen baik-baik aja?” Mahendra bertanya dengan hati-hati ia tidak mau membuat putrinya itu merasa tidak nyaman.

“Iya Aileen baik-baik aja Pah”

“Kita ke rumah sakit sekarang!” Aladri menggunakan nada yang dingin lagi membuat Aileen meremas kedua tangannya.

“Kak” Aileen memelas melihat satu persatu kakaknya itu meminta pertolongan. Cukup Aileen kehilangan ibunya saja saat dirumah sakit, Aileen tidak mau kembali lagi kesana.

“Dri sudah kasian Aileen” Jovanka mencoba menenangkan anak sulungnya itu.

“Kita ke rumah sakit ya? Biar Kakak yang antar” Perkataan Keenan membuat semua cucu Adhitama menganggukkan kepalanya setuju.

“Aileen gak suka rumah sakit ka”

“Aileen!” Suara Aladri dinaikkan 1 oktaf terdengar semakin dingin dan tajam membuat siapa saja yang mendengarnya akan bergidik ngeri.

Aileen menutup matanya sekejap, ia tidak boleh menangis hanya karena masalah sepele. Ia berdiri dari duduknya dan mendorong kursi kebelakang membuat semua mata tertuju padanya “Terimakasih makanannya, Aileen permisi”

“Sayang” Zailine berusaha memanggil anaknya yang sedang berjalan menjauh tapi sepertinya Aileen tidak mendengarnya.

“Aileen” Mahendra menghembuskan nafasnya berat, sepertinya anaknya itu tidak suka dengan paksaan.
Sebenarnya Aileen mendengar panggilan orang tuanya, Aileen berusaha mati-matian untuk menahan air matanya. Hanya saja Aileen tidak ingin bertatapan dengan Aladri dulu. Ia kini tahu bahwa kakak tertuanya itu pemaksa dan egois.

Aileen mengunci pintu kamarnya dan duduk di pinggiran ranjang.
“Bukannya Aileen gak bersyukur, Aileen cuman gak suka sikap Kak Ladri yang kaya gitu yang gak ngedengerin mau Aileen. Aileen gak suka rumah sakit, cukup sekali aja Aileen kesana saat ibu pergi. Maafin Aileen yang gak denger panggilan Mama sama Papah. Maaf Aileen ngecewain kalian” Aileen bergumam pelan dengan air mata yang masih mengalir.

“Aileen buka pintunya!” Aileen yakin itu suara Aladri.
Aileen berpikir kenapa dari semua anggota keluarga yang ada disini tidak ada yang bisa membantah Aladri, bahkan Papahnya saja seperti hati-hati saat berhadapan dengan Aladri.

“Aileen, turutin kata-kata kakak!”

“Hahh bahkan saat ini Kak Ladri masih aja pake nada dingin”

“Dri biarin Aileen istirahat dulu, dia belum terbiasa sama sikap kamu. Lebih baik kamu sama yang lain pergi sekarang. Aksa sama Rea aja udah pergi” Aileen tahu itu suara Jovanka, Aladri hanya bisa ditenangkan oleh Mami nya itu.

“Pulang kakak nanti kita ke rumah sakit” Setelah Aladri mengatakan hal itu tidak ada suara kegaduhan lagi di depan kamarnya. Ia yakin bahwa mereka semua telah pergi.

TBC

DONT FORGET VOTE AND COMMENT
Aku publish ulang, soalnyaa ternyataa aku typo urutan part harusnya part 15 aku malah part 16. Untuk salah satu pembaca yg mengingatkan, terimakasih 🙏

09-03-2019

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Where stories live. Discover now