26. Aksa Words

55.2K 2.4K 162
                                    

Saat ini Aileen dan Mamahnya- Zailine sedang berada di kamar Aileen, bercerita panjang lebar mengenai bagaimana kehidupan Aileen sebelum bersama mereka. Ya keluarga Adhitama.
Aileen menceritakan dari hal yang sering ia lakukan, apa yang ia sukai, apa yang ia benci, siapa saja teman-temannya, dan sampai ke hal yang tidak penting. Tapi, menurut Zailine semua yang berhubungan dengan Aileen adalah penting. Ia tidak tahu apapun tentang anaknya, jadi setidaknya ia harus tahu garis besar mengenai anaknya itu, ia yakin lambat laun ia akun tahu bagaimana Aileen sebenarnya.

Aileen juga menceritakan semuanya- kecuali hal yang menyangkut pembullyan atau hal apapun yang pernah menyakiti dirinya, ia tak mau membuat orang tuanya apalagi Mamahnya khawatir, toh semua sudah berlalu.

Atau mungkin semuanya belum di mulai sama sekali?

Tidak ada yang tahu apa yang akan Aileen lalui kedepannya bukan?

“Mah kapan Aileen mulai sekolah?” Aileen bertanya sambil memeluk boneka yang ia bawa pulang dari Bandung, lebih tepatnya boneka teddy bear pemberian seseorang.

“Kenapa? Kamu bosen ya dirumah terus?”

“Iya mah Aileen bosen dirumah terus, Aileen pengen sekolah kaya Kak Aksa sama Kak Rea. Aileen juga dirumah gak ada temen seumuran.

“Ya udah nanti mamah diskusiin dulu sama Papah ya” Zailine mengelus puncuk kepala anaknya yang berada diatas paha nya. Potret yang Zailine rindukan sejak dulu akhirnya dapat ia rasakan secara langsung. Ah akhirnya ia dapat merasakan bagaimana menjadi sosok ibu yang sebenarnya setelah kehilangan Aileen 10 tahun yang lalu.

“Mah usahain ya? Aileen pengen banget sekolah” Aileen memohon dengan wajah memelas membuat Zailine gemas sendiri dan mencubit kedua pipinya yang sedikit berisi.

“Aaah Mamah sakit”

“Makannya jangan pasang wajah kaya gitu, Mamah jadi gemes sendirikan”

-----*-*-----
“Sayang, mamah tadi udah diskusi sama Papah” Zailine membuka pembicaraan saat mereka semua sedang ada di ruang keluarga setelah makan malam berakhir.

“Terus gimana mah?” Mereka semua yang tidak tahu arah pembicaraan anak dan ibu hanya mengernyit bingung tak mengerti.

“Boleh, kamu bisa mulai besok” Zailine menjawab sambil tersenyum.
Aileen hanya tersenyum dan memeluk Papah dan Mamahnya yang duduk masing-masing di sisi Aileen.

“Mamah sama Aileen ngomongin apa sih?” Kali ini Aksa yang bertanya, mungkin karena dia terlalu lama bergaul dengan Arsenio, makannya Aksa juga tertular bibit netijen yang keponya minta ampun.

“Itu loh Sa, Aileen pengen sekolah jadi Mamah sama Papah sepakat kalo Aileen udah boleh sekolah besok”

“Emang kamu udah sembuh?” Kini giliran kepala keluarga- Adhitama yang bertanya.

“Udah kok Kek, Aileen udah sembuh” Aileen menjawab dengan semangat.

“Yaudah kalo gitu Aksa sama Rea, kalian harus jagain Aileen. Awas kalo engga”

“Siap Mi” Aksa dan Aileen menjawab bersama sambil bergaya hormat membuat semua orang disana tertawa.

“Yaudah berarti kamu besok pergi sama Kakak, sama Rea juga” Aksa berkata semangat sebelum suara seseorang membuatnya lemas kembali.

“Kakak” Aladri berkata membuat semua yang ada disana, pasalnya ia hanya mengeluarkan kata ‘kakak

“Apa kak?” Kini Aileen yang bertanya pada Aladri, kakaknya itu sedari tadi hanya diam memperhatikan tanpa ikut bergabung dalam percakapan, sekalinya ngomong cuman satu kata yang buat semuanya engga ngerti.

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Where stories live. Discover now