25. Feel So Bad

54.9K 2.7K 109
                                    

Kelopak mata Aileen bergerak, perlahan ia membuka matanya yang semenjak kemarin tertutup rapat membuat semua anggota keluarga Adhitama resah tak menentu.
Ia melihat sekelilingnya. Cahaya lampu yang terlihat lebih terang karena dominasi cat tembok ruangan yang putih bersih.

Aladri

Adalah orang pertama yang ia lihat setelah sadar, pria itu tertidur dengan masih mengenakan kemeja yang tangannya digulung sampai sepertiga.

Apa kakaknya tidur seperti itu semalaman? Tidur terduduk tepat disamping bangkar yang Aileen tempati.
Aileen melihat sekeliling kamar, di sofa ternyata ada Arion dan Keenan yang masih mengenakan kemeja. Sungguh kakak beradik yang kompak tidur dengan memakai kemeja.
Tapi jangan lupakan wajah lelah yang menghiasi wajah tampan mereka.

Aileen tersenyum. Keluarganya memang sangat menyayangi dirinya, Aileen bersyukur akan hal itu.

Tapi.

Sedetik kemudia wajahnya menjadi murung dan terlihat sedih. Ia telah menyusahkan keluarganya, padalah ia belum lama tinggal tapi sudah merepotkan seperti itu.
Aileen bangun dari bangkar dan cairan infusnya. Ia berjalan keluar ruangan dengan perlahan agar tidak mengganggu tidur para kakaknya yang pasti sangat lelah menjaga dirinya semalaman.

Ia berjalan dengan sebelah tangan yang memegang cairan infus melewati koridor rumah sakit yang bisa dibilang cukup ramai. Ia berjalan terus sampai kedua mata indahnya namun sayu itu menangkap sebuah taman rumah sakit yang tidak terlalu ramai.

“Fiuuuhhh” Aileen menghembuskan nafasnya lelah saat dia terduduk di salah satu bangku taman yang kosong. Jarak kamarnya dengan taman memang tidak terlalu jauh, namun mungkin karena keadaannya yang belum membaik dia merasa sangat lelah.

Perasaan Aileen saat ini sangat tidak menentu. Ada rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dan rasa bersyukur terhadap takdir Tuhan yang indah, namun juga ada rasa kecewa pada diri sendiri. Kenapa dia begitu merepotkan kelurganya, dari awal hingga sekarang ia selalu menyusakan mereka.

“Mah, Pah, Kak, maafin Aileen udah nyusahin kalian” Aileen berkata dengan mata yang masih menatap ke depan tanpa berkedip.
Menatap kosong pemandangan yang memperlihatkan rumput hijau.

Sepertinya Ailen terlalu sibuk dengan pikirannya, terbukti dari dia yang sama sekali tidak menyadari bahwa seseorang telah duduk dan menatapnya dari samping tepat dibangku yang sama.

“Kamu kenapa disini?” Orang itu bertanya agar Aileen tersadar dari lamunannya.

“Eh- Kak Lio” Aileen tidak menjawab pertanyaan dari Delio, karena menurutnya itu tidak penting bagi Delio.

“Kamu kenapa bisa disini? Bukannya kamu masih harus istirahat?”

“Aileen cuman nyari udara seger aja kok, soalnya di dalem pengap” Aileen menjawab sambil tersenyum. Tapi Delio tahu, itu hanya senyum yang coba Aileen bangun dengan paksaan.

“Nyari udara seger kok malah nangis?”

“Siapa juga yang nang-Eh. . .” Aileen belum menyelesaikan perkatannya karena Delio yang tiba-tiba saja menghapus air mata Aileen yang sedikit terjatuh.

Ada perasaan aneh dalam hatinya.

Saat jemari Delio menyentuh permukaan kulit Aileen.

Dan saat Delio menatapnya dengan hangat, tak seperti pertama kali bertemu Delio sangat menatapnya dingin dan tajam.

“Mau bohong lagi ?” Pertanyaan yang dilontarkan Delio hanya Aileen jawab dengan menggelengkan kepalanya.

“Kamu kenapa?” Delio bertanya kembali, sebenarnya Delio tahu mengapa Aileen menangis karena dia mengikuti Aileen sejak Aileen keluar dari rumah sakit dan berjalan kearah taman. Niat awal Delio yang ingin menjenguk bersama ketiga temannya hilang saat orang yang dijenguknya sedang berjalan di sisi lain rumah sakit. Rasa penasaran Delio muncul, kenapa Aileen keluar sendirian? Setahu Delio, Aileen harus banyak istirahat. Ditambah yang Delio tahu semua anggota keluarga Adhitama akan selalu menjaga anggotanya. Delio juga mendengar perkataan Aileen. Delio hanya ingin Aileen jujur padanya.

Kenapa Aileen harus jujur padanya?

Memang Delio siapanya Aileen?

“Aileen gak enak selalu ngerepotin semuanya kak. Tadi aja waktu Aileen bangun Kak Ladri, Kak Rion, sama Kak Keenan tidur karna kecapean nungguin Aileen semaleman, padahal kerjaan mereka itu pasti banyak
banget”

“Mereka keluarga kamu, kamu gak pernah ngerepotin siapapun. Ayo kita ke kamar kamu sekarang, matahari udah mulai tinggi gak baik buat kesehatan kamu” Perkataan Delio membuat Aileen tak berkedip, pasalnya ini adalah kalimat yang paling panjang yang Delio lontarkan.

Sungguh keajaiban dunia.

“Leen” Delio menyentuh pundak Aileen agar gadis itu sadar dari lamunannya.

“Oh?”

“Ayo”
Aileen hanya mengangguk, dia juga tidak meminta ijin pada siapapun saat keluar. Mungkin keluarganya akan sangat cemas.

“Naik” Delio berjongkok memunggungi Aileen, Delio tahu Aileen pasti tidak akan kuat berjalan.

“Tap-“

“Gak ada tapi-tapain”
Huh sama aja kaya yang lain’ Aileen berkata dalam hati karena tidak mungkin juga ia mengatakannya tepat ditelinga Delio. Nanti dia disangka tidak tahu malu, sudah ditolong tapi malah seperti itu.

Other side
“Gimana? Udah ketemu?” Aladri bertanya pada Keenan, Arion, Aksa, Rea, dan Arsenio yang berkumpul setelah mereka berpencar untuk mencari Aileen.

Mereka semua kompak menggelengkan kepalanya dengan lesu membuat kepala Aladri serasa ingin pecah.

Apa Aileennya meninggalkannya lagi?
Tidak. itu tidak boleh terjadi. Sampai kapanpun.

“Si manusia kutub mana?” Arsen bertanya dengan bisik-bisik karena tidak mungkin disaat seperti ini ia malah menanyakan Delio.

“Tadi bilang mau ke toilet”

Mereka semua sedang kebingungan karena mencari Aileen. Awalnya saat Rea, Aksa, dan Arsen yang berniat hendak menjenguk Aileen, tapi yang mereka temukan hanya bangkar yang kosong dengan Aladri yang masih tidur terduduk tepat di samping bangkar, Arion dan Keenan yang tidur tidak beraturan di sofa. Kosongnya bangkar tentu saja membuat Aksa maupun Rea panik dan berteriak seketika yang membuat para cucu Adhitama yang sedang menikmati tidurnya terbangun karena kalimat sialan yang diucapkan Aksa dan Rea

“Aileen hilang”

“Aileen gak ada”

Sedangkan Arsenio?
Ia memang panik, tapi tak berani membuat kegaduhan. Ditatap Aladri saja dia sangat ingin langsung kembali ke rahim ibunya, apalagi berurusan dan membuat tidur Aladri terganggu. Mungkin dia akan langsung berkata ‘Selamat datang di dunia Aladri si tampan yang membuat musuhnya mati perlahan’

“Kakak” Teriakan Aileen yang menggema di lorong rumah sakit membuat semua orang menatapnya, tak terkecuali para keluarga Adhitama yang sejak tadi menunggu dirinya. Mereka berlari menghampiri Aileen yang berada di punggung Delio.

Delio menurunkan Aileen dengan perlahan, ia tak mau cari mati dengan Trio Adhitama yang personilnya saat ini sudah lengkap.

“Sayang, kamu kemana aja?” Aladri bertanya dengan lembut dan menangkup wajah Aileen.

“Aileen ke taman, maaf Aileen gak ijin sama kakak”

“Terus kenapa Aileen engga ijin?” Kini Keenan yang bertanya dan berdiri di samping Aladri.

“Kakak semua tidur, kalian kecapean. Aileen gak tega banguninnya, maafin Aileen”
Benar, seharusnya dia bersyukur karena keluarganya sangat mencemaskan dirinya.

Maafin Aileen kak

“Lain kali ijin ya sayang, mau gimanapun situasi dan kondisi kita semua kamu harus tetep ijin, kita itu khawatir sama kamu” Arion mengelus rambut Aileen dengan sayang.

TBC

Yohoooo aku kembalii. Gimaana gimanaaa? Bosen gak samaa cerita Aileen dan keluarganyaa? Bosen gak sama jalan ceritanya? Saran dan kritik aku terima.
Jangan lupa mampir ke work yg lain yaaaa.
Byebye

09-04-2019

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Where stories live. Discover now