3. Sudah Biasa

71.5K 3.2K 24
                                    

Sekarang gadis cantik berambut panjang yang terlihat kurus itu, sedang berjalan menuju cafe tempatnya bekerja masih dengan seragam sekolah yang lengkap. Ah jangan lupakan peluh yang menghiasi wajahnya.

“Sore Ka Rayen. Maaf aku telat” Sapa Aileen memperlihatkan deretan giginya terhadap atasannya itu.

“Jalan kaki lagi?”
Aileen hanya mengangguk sebagai jawaban dan menyimpan tas nya di dalam loker kerja.

“Itu jauh Leen. Kakakkan sudah bilang untuk setidaknya naik angkot aja. Engga ada uang?”

“Ibu sakit ka, aku harus hemat. Kalau aku bisa jalan gratis kenapa aku harus naik angkot dan ngeluarin uang?”

“Kamu seharian ini belajar terus jalan sampe cafe terus langsung kerja. Kakak gak tega liat kamu Leen. Kakak juga kan pernah bilang, kalau engga ada uang kamu bisa pinjem sama kakak”

“Aku malu selalu ngerepotin Kakak. Aku udah bersyukur banget kakak mau nerima Aileen bekerja disini, engga lebih. Selagi aku bisa ngatasinnya aku bakalan berusaha sendiri ka” Aileen tersenyum seolah berkata ia baik-baik saja, ia tak mau menyusahkan Rayen dan menjadi beban untuknya.

“Kamu udah kakak anggap sebagai adik sendiri Leen”

“Makasih Ka. Kalau gitu aku permisi” Aileen tahu maksud Rayen baik. Tapi menurut Aileen, Rayen terlalu baik. Aileen masih punya malu untuk merepotkan orang apalagi atasannya sendiri.

Other side
Kini semua cucu Adhitama sedang berkumpul di salah satu cafe di Bandung. Tama’s Compay beberapa hari lalu baru saja menghadiri pertemuan penting dengan beberapa rekan bisnisnya di salah satu Hotel Bintang 5 di Bandung, yang rencananya mereka akan pulang ke Jakarta besok pagi. Itupun jika Tuhan berkehendak.

“Ini ka pesanannya. Silahkan dinikmati” Seorang pelayan wanita menyimpan hidangan lengkap pada 5 orang penghuni meja itu.

“Kok wajahnya familiar banget ya?” Tanya Arion saat pelayan yang tadi sudah menjauh dari meja mereka.

“Iya. Rea juga ngerasa kalo dia itu ga asing ka”

“Menurut Kak Ladri gimana?” Tanya Aksa yang hanya melihat Aladri diam.

“Kalian benar” Jawab Keenan yang melihat Aladri hanya menatap gadis itu tanpa menggubris percakapan mereka.

“Terimakasih Ka. Datang lagi ya” Aileen memperlihatkan senyum indahnya dan bersikap ramah terhadap pelanggan yang baru keluar dari cafe.

“Silahkan dinikmati” Kata Aileen dan meletakan pesanan ke salah satu meja.

“Wah ada Aileen si pintar tapi miskin ya”
Aileen tahu itu pasti akan terjadi, mengingat Marshella dan teman-temannya sangat tidak menyukai Aileen.

“Lo udah kerja tapi ko tetep miskin? Ga cape apa? Haha” Ucap Ulfi- teman, ah lebih tepatnya yang terlihat seperti kacungnya Marshella.

Mereka tertawa puas menghina Aileen. Aileen hanya bisa menutup matanya agar tak berair dan emosi. Ia tidak mau kehilangan pekerjaan hanya karena ulah mereka yang seperti tidak terdidik. Yang penting sekarang untuk Aileen adalah bekerja, ia harus mendapatkan uang untuk pengobatan ibunya.

“Makannya jadi anak itu yang jelas. Biar punya ayah Haha” Tambah Meila salah satu kacung Marshella.

Mereka semua tertawa puas. Mereka tidak tahu bagaimana perasaan Aileen saat ini. Sakit hati? Sangat. Apalagi mereka menyinggung masalah ayah. Yang Aileen ketahui ayah meninggal waktu Aileen berumur 5 tahun. Ibu bilang mereka bertiga kecelakaan yang menyebabkan ayah meninggal dan Aileen hilang ingatan. Sampai sekarang itu yang Aileen tahu.

Tuhan. Aileen malu, Sangat. Tapi apa yang bisa Aileen lakuin? Engga ada’

“Leen kamu baik-baik aja?” Tanya Rayen yang melihat kejadian itu semua.

“Aku gapapa ka. Yang dibilang mereka bener, jadi mau gimana lagi” Aileen hanya bisa tersenyum. Ia hanya ingin terlihat tegar, setidaknya untuk Rayen yang peduli padanya.

“Kamu balik aja kesana. Dan untuk kalian, kalian ini anak sekolahan tapi kelakuan kaya yang ga disekolahin. Saya permisi” Tidak apa-apa Rayen kehilangan pelanggan seperti mereka, toh menurutnya rezeki sudah diatur oleh Tuhan.

----------

“Masih minta bonyok aja udah belagu kaya gitu” Aksa heran masih ada anak-anak SMA seperti mereka.

“Ka kasian ya? Masa dibilang begitu. Tapi apa kakak denger tadi kalau cewek menor itu manggil pelayan yang tadi dengan nama Aileen?” Ucap Rea melihat apa yang terjadi di dalam cafe tempat dia berada.

“Kakak juga denger. Tapi mungkin kita cuman salah denger Re” Jelas Rion. Meskipun Rion tidak salah dengar namun dia hanya takut semuanya tidak sesuai harapan.


TBC

02-01-2019

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Where stories live. Discover now