1. Berjuang Hidup

159K 4.4K 272
                                    

"Aileen tolong anterin ini ke meja nomor 8"

"Baik ka" Aileen gadis itu berjalan dengan perlahan ke meja nomor 8 "Ini pesanannya Ka. Silahkan dinikmati"

Dia adalah Aileen. Perempuan cantik yang tegar dalam menjalani hidupnya. Dia bekerja sebagai waiters di salah satu cafe untuk membiayai sekolah, ibunya, dan dirinya sendiri. Ayahnya telah meninggal dunia, hanya itu yang dia tahu.

"Ka Rayen, aku pulang dulu ya. Sampai jumpa besok" Sapa Aileen kepada pemilik Cafe. Rayen tahu bagaimana kehidupan Aileen, makannya dia mempekerjakan dia sebagai pelayan. Yah meskipun begitu tapi Aileen bersyukur setidaknya ada pekerjaan yang masih menerima anak SMA yang belum lulus apalagi dengan jam bekerja yang dibilang fleksibel.

"Hati-Hati Leen salam untuk ibu"

"Bu Aileen pulang. Ibu?" Aileen baru sampai dirumahnya. Dia berjalan kearah kamar dia dan sang ibu.

"Baru pulang Leen?" Tanya sang ibu yang baru melihat anak satu-satunya.
Aileen hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Maafin ibu ya Leen. Ibu cuman bisa nyusahin kamu, harusnya ibu yang kerja, ibu yang banting tulang buat kehidupan kita"

Aileen menggenggam dan mengelus tangan sang ibu "Jangan ngomong gitu bu. Ibu ga nyusahin Aileen, Aileen sayang sama ibu. Aileen ikhlas kerja demi kita bu. Aileen bahagia ibu masih selalu ada untuk Aileen"

-----*-*-----
"Aileen!" Teriak Daisy yang lelah membangunkan anak muridnya itu.

"SIAP BU" Jawaab Aileen dengan cepat membuka matanya dengan badan yang tegap membuat beberapa murid menertawakannya.

"Yah si miskin lagi. Heran udah miskin, belagu lagi" Ucap Marshella.

"Belajar yang bener. Kamu itu sekolah disini cuman karena beasiswa jadi jangan seenaknya" Terang Daisy sang guru membuat murid lain menatap Aileen dengan iba.

Bagi mereka Aileen adalah teman yang baik dan peduli terhadap semua, kecuali untuk Marshella dan teman-temannya, bagi mereka Aileen hanya sampah sekolah. Tapi Aileen tidak takut mereka selama Aileen benar dan tidak melakukan kesalahan.

Aileen hanya dapat meremas rok nya kuat. Ia dengar apa perkataan yang dilontarkan gurunya itu tapi apa yang bisa dia lakukan? Toh memang benar bahwa dia miskin dan hanya bisa sekolah dari beasiswa saja. sakit hati? Oh tentu saja tapi dia bisa apa? Dia juga sudah terbiasa mendengar hinaan guru itu. Yang terpenting dia ingin cepat lulus, dan keluar dari neraka ini.

"Lo kenapa sih Leen? Kerja lembur lagi?" Tanya Velerie teman Aileen saat mereka istirahat.

"Engga, ibu sakit lagi jadi aku jagain ibu sampe subuh"

"Apa?! Calon mertua gue sakit? Kok kamu gak ngasih tau aku sih beb?" Tanya Fando - teman sekaligus lelaki yang tertarik pada Aileen.

"Fando. Ibu aku bukan calon mertua kamu ya, dasar kutu kupret mimpi aja sana" Aileen sungguh mengantuk ditambah perkataan Fando yang tidak bermanfaat.

"Sabar. Semoga ibu lo cepet sembuh" Sambung Teara salah satu teman Aileen.
Aileen hanya tersenyum sebagai tanggapan.

"Iya, semoga camer gue cepet sembuh. Amiin"

"Bodo amat Do" Aileen memutar bola matanya malas, dia jengah dengan kelakuan teman satunya itu.

"Leen besok kita mampir ke cafe tempat lo kerja ya" Ucap Velerie dengan mata berbinar.

"Iya dateng aja. Asal jangan bawa tuh anak ilang aja" Jawab Ailee sambil menunjuk Fando dengan dagunya.

"Yah kok gitu sih beb? Aku kan cuman mau nyemangatin kamu kerja doang"

"Shut up" Aileen menenggelamkan kepalanya diatas meja. Dia masih mengantuk, gara-gara guru tadi menganggu tidurnya.

"Lo sih Do. Aileen jadi marah kan" Tegur Teara pada Fando.

"Lah kok gue sih?"

"Ya karena emang gara-gara elo Tolil"

"Lah itu semua karena lo pada gangguin kita pacaran. Makannya Aileen marah"

"Fando yang tampan tapi kurang belaian. Aku mau tidur ih" Fando benar-benar menguji kesabaran Aileen.

TBC

Gimana story baru aku yang ini? Semoga ga ngebosenin yaaa. Jangan lupa vomment, kritik, dan sarannya yaaa. Thanks

31-12-2018

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang