35. Histeris

45.5K 2.5K 193
                                    

Aksa berlari sekuat tenaga menuju toilet di dekat tangga gedung dua, tidak peduli betapa lelah dan banyaknya peluh yang saat ini terlihat jelas pada dirinya karena terus berlari kesana kemari, yang ia pentingkan saat ini benar-benar keadaan Aileen.

Rea, Delio, Arsen, dan Alterio juga terus menemani dan mengikuti Aksa untuk mencari Aileen.

Rea, meskipun dia perempuan tapi dia juga berusaha sekuat tenaga untuk menyusul Aksa yang berlari lebih cepat. Rea berlari paling terakhir diikuti Arsenio.

Delio. Dia juga terus ikut mencari Aileen, dia benar-benar mengkhawatirkan apa yang sebenarnya terjadi.
Apa ia menyukai Aileen? Ia belum tahu pasti, yang ia tahu setiap ia melihat Aileen, ia selalu bahagia dan ikut tersenyum. Selama ia mengenal Aileen, Aileen adalah gadis yang baik hati, dia tidak akan pernah menyakiti orang lain. Prinsipnya adalah dia lebih baik menderita dan tersakiti daripada dia yang menyakiti orang lain.

Arsenio. Dia sudah menganggap Aileen sebagai adiknya sendiri, selama ini dia hanyalah anak tunggal, tapi setelah ada Aileen hidup Arsen lebih lengkap.

Alterio. Dia juga terus mengikuti kemana Aksa berlari. Dia mengkhawatirkan Aileen? Mungkin. Setelah Alterio mengerjakan tugas bersama Aileen kemarin, ia tahu bahwa Aileen adalah gadis yang baik dan lembut.

Aksa memasuki toliet, semua bilik tertutup yang mengharuskan Aksa membuka bilik-bilik itu satu persatu. Sampai bilik ke empat, Aksa dan yang lain belum menemukan Aileen. Tinggal satu bilik yang belum ia buka, dia harus membuka bilik terakhir itu tapi sejujurnya hatinya takut, takut terjadi apa-apa dengan Aileen.

Aksa membuka perlahan pintu bilik terakhir, namun Terkunci. Tidak salah lagi jika Aileen mungkin saja ada di dalam.

TOK TOK TOK

“Aileen. Buka pintunya, ini Kakak”

“Aileen”

Aksa mencoba mendobrak pintu bilik terakhir dengan bantuan Delio.

DUK DUK DUK

DUK DUK

BRAK!!!

“Leen!”

“De!”

“Aileen!”
Yang pertama kali mereka lihat adalah keadaan Aileen yang membuat mereka merasa miris.

Aileen terduduk di atas closet yang sudah tidak sadarkan diri. Rambut yang basah dan berantakan, seragam yang ia kenakan juga basah, wajah nya terluhat ada jejak basah dan banyak memar, apalagi di kedua pipinya. Aksa tidak bodoh, dia tahu itu bekas tamparan.

“Kalian jangan ada yang hubungin Aladri apalagi keluarganya, biar nanti mereka langsung yang kabarin Kak Ladri” Delio berbicara pada para bodyguard yang sebenarnya dia sudah tahu, kiriman siapa bodyguard itu

Aksa menggendong Aileen dan berlari menuju parkiran khusus.

“Leen bangun, ini Kakak"

“Gue yang nyetir” Delio berlari kearah pimtu kemudi.

Aksa terus memeluk Aileen dengan erat.
Siapa yang tega menyakiti adiknya sampai seperti itu?

Rea juga sedari tadi tidak berhenti menangis, Arsenio terus menenangkan Rea yang sepertinya cukup terguncang karena kejadian tersebut.

“Hubungin keluarga yang lain” Delio menyuruh mereka, namun matanya masih fokus. Ia mengemudikan mobil dengan sangat cepat, ia juga takut Aileen kenapa-kenapa.

“Kalo gak ada yang berani mending hubungin Kak Arion atau Kak Keenan aja”

“Biar... Biar gue yang hubungin Kak Arion” Rea merogoh ponsel yang ada di seragamnya.
Tidak lama, setelah dering ketiga Arion mengangkat panggilannya.

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant