37. Perasaan Aksa

46K 2.4K 142
                                    

"Gimana keadaan Aileen Pah?" Aladri bertanya saat mereka semua baru sampai di depan kamar inap Aileen, yang diluarnya tengah duduk Mahendra dan Kakek Adhitama.

"Aileen masih kaya kemaren"

"Jadi Aileen masih takut sama kita Pah?" Rea bertanya dengan raut wajah kecewa. Aksa, Delio, dan Arsen pun sama, mereka hanya bisa menghela nafas berat.

Mau tidak mau Mahendra menganggukan kepalanya sebagai jawaban, sebenarnya ia tidak tega memberitahu yang sebenarnya karena melihat keponakan dan teman-temannya tapi dia juga tidak bisa berbohong, karena itu akan lebih mengecewakan mereka.

"Kalian tenang aja, Aileen pasti bakalan cepet sembuh. Kalian sabar aja" Adhitama memberikan sedikit kata-kata untuk setidaknya dapat menenangkan mereka yang mengkhawatirkan Aileen.

"Engga. Aksa engga akan biarin Aileen lupa sama kita" Aksa tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar inap Aileen. Ia melihat Aileen tengah menonton serial drama korea yang ditemani Zailine.

"Ka-kamu siapa?"

"Kamu ngapain masuk kesini? Kamu mau pukul Aileen lagi? IYA!??"

Aksa tidak menjawab pertanyaan Aileen. Dia hanya terus berdiri dan menatap Aileen, mereka kini hanya terpisah jarak sepanjang 4 meter.
Kumpulan orang yang masuk mencoba menarik dan membawa Aksa keluar.

Tapi Aksa terus menatap Aileen, ada kerinduan di dalam sana. Dalam hati Aksa dan mata Aksa. Aksa merindukan adiknya, merindukan Aileennya, merindukan bagaimana mereka tertawa bersama, rindu ejekan satu sama lain, rindu akan omelan dan cerewetnya Aileen.

Tapi kini, kini hanyalah sebuah kerinduan yang terus menumpuk tanpa bisa menyalurkannya. Aileennya kini takut dengannya, untuk melihatnya saja Aileen tak sudi. Bukan, Aksa tau bukan karena Aileen tak mau. Ini semua hanya karena trauma masa lalunya. Aksa tak bisa berbuat apa-apa, tapi Aksa tidak mau begini terus. Dia harus menyadarkan Aileen. Aileen tidak boleh melupakan Aksa.

"Kalian mau ngapain kesini? PERGI!" Entah mengapa Aileen merasakan takut dalam dirinya. Takut bertemu mereka yang kemarin memakai seragam yang Aileen benci.

"Sa keluar"

"Ayo, biarin Aileen tenang dulu"

"Sa ini bukan waktu yang tepat"

Seperti itulah kalimat bujukan dari mereka. Delio dan Arsen hanya bisa melihat apa yang terjadi, ini bukan waktunya dia ikut campur.

"Sayang tenang dulu, mereka kakak kamu" Zailine mencoba menenangkan anaknya, agar anaknya itu tidak perlu khawatir. Ada perasaan sedih dalam hati Zailinie. Kenapa semua ini harus terjadi pada anaknya. Salah apa anaknya itu? Yang ia tahu Aileen adalah anak yang baik, penurut, dan manis. Dia juga tidak pernah menyakiti orang lain. Lalu kenapa mereka yang menyiksa Aileen tega berbuat jahat? Zailine tidak tahu pasti.

"Engga mah, mereka jahat. A-Aileen takut mah"

"Suruh mereka pergi mah"

Aksa sudah tidak tahan lagi melihat adiknya seperti itu. Aksa tidak bisa menunggu dan bersabar lagi. Aksa berjalan mendekat kearah ranjang Aileen.

"Pergi! Kamu pergi!" Aileen memukul Aksa yang sudah berdiri tepat disamping ranjangnya.

Aksa memang sakit dipukul oleh Aileen, tapi sakit itu tak seberapa dibandingkan dengan Aileen yang tidak ingin melihatnya. Seberapa keras Aileen memukul Aksa, seberapa banyak Aileen memukul Aksa. Aksa tidak peduli akan hal itu.

"PERGI!!!" Aileen terus memukul dada Aksa, tapi tak ada pergerakan sama sekali dari Alsa. Menghindarpun tidak.

"AKSA!"

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Where stories live. Discover now