"Mah, Aileen minjem dapurnya ya?" Saat ini Aileen menghampiri Zailine yang sedang berbincang dengan Jovanka di ruang keluarga.
"Buat apa sayang?"
"Kamu mau masak?"
"Engga Mah, Mih, Kak Aksa mau buat es krim" Perkataan Aileen membuat Zailine dan Jovanka melebarkan matanya, pasalnya mereka tahu kalau dapur akan hancur jika Aksa masuk kesana.
"Sayang, kayaknya itu bukan ide bagus deh" Jovanka tahu sikap anaknya yang satu itu memang petakilan.
"Ayo dong Mih. Mah bolehin dong, kan cuman buat es krim doang"
"Yaudah, tapi cuman buat es krim doang kan?"
"Iyaaaa" Aileen menganggukkan kepalanya sambil tersenyum
"Leen kamu seriusan nyuruh Kakak bikin es krim?" Aksa bertanya pada Aileen yang memperhatikannya. Pasalnya Aileen memang benar-benar menyuruh Aksa untuk membuat es krim. Mereka semua sedang ada di dapur, ada Rea juga.
Aileen hanya mengangguk dengan pasti sambil tersenyum.
"Kakak kan gak bisa, gak tau bahannya juga"
"Itu kan ada es krim instan, jangan alesan lagi ya???" Aileen megedipkan matanya pada Aksa.
"Leen, kamu yakin mau nyuruh dia?"
"Iyaaa Kak, Aileen yakin" Aileen gemas sendiri, semua orang selalu bertanya hal yang sama.
"Terus sekarang Kakak harus ngapain?" Aksa bingung melihat-lihat barang dan bahan yang sudah Aileen siapkan.
"Itu es krim instannya masukin ke mixer Kak" Aileen dan Rea duduk di seberang meja bar dan melihat apa yang akan dilakukan oleh Aksa.
"Masukin semua ini?" Aileen mengangguk, Aksa tiba-tiba saja menghampiri mereka dan "Hufsss" Aksa meniup tepung yang akan dia masukkan ke dalam mixer pada Aileen dan Rea.
"Aksa kampret Lo!" Rea berteriak dan membersihkan wajahnya dengan tangan kosongnya.
"Awww... " Aileen memejamkan mata dan menggosoknya.
"Kak Aksa... Mata Aileen perih hiks" Aileen menggosok terus mata kanannya.
"Leen jangan di gosok matanya" Aksa memegang tangan Aileen agar gadis itu berhenti menggosoknya
"Lo sih kalo becanda keterlaluan" Rea mendekati Aileen
"Buka mata kamu biar Kakak tiup"
"Huuuh. Masih perih?"
"Masih Kak hiks"
"Panggil Mamah sama Mamih! Jangan diem aja!" Aksa berteriak pada para pelayan yang hanya melihat mereka berdua yang sibuk dengan Aileen.
"Kak... Mata Aileen sakit"
"Leen kenapa sayang?" Zailine menghampiri anaknya yang sedang terduduk di lantai bersama Aksa dan Rea yang menenangkannya.
"Mahhh mata Aileen perih, sakit"
"Bangun Yuuu? Kita cuci matanya" Zailine dan Rea membantu Aileen berdiri dan mendekati wastafel.
"Aksa Kenneth Adhitama! Jelasin sama Mamih"
"Aksa gak sengaja Mih" Aksa menundukkan sedikit kepalanya, habis sudah dirinya. Apalagi jika para macan yang sedang bekerja tahu mengenai hal ini.
"Kamu ini kalo becanda emang keterlaluan ya?" Jovanka menjewer kiping Aksa sampai lelaki itu menjinjitkan kedua kakinya.
"Aduuuh Mih, maafin Aksa. Aksa beneran gak sengaja"
YOU ARE READING
My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)
Teen Fiction'Complete' Tidak ada seorangpun yang ingin menjadi dirinya. Selalu menjalani kehidupannya dengan masalah. Dia tidak ingat sama sekali bagaimana masa kecilnya. Entahlah dia tidak yakin itu. Yang terpenting sekarang untuk dirinya adalah sang ibu. Hany...
