46. Sensitif

37K 1.9K 55
                                    

"Ka, Aileen mau jalan jalan keluar nyari udara seger" Aileen menduduki kursi roda dibantu oleh Aladri.

"Kakak anterin" Arion menawarkan diri untuk menemani Aileen tapi Aileen langsung menolaknya.

"Emmm. Gausah Kak, Aileen sendiri aja" Saat Aileen ingin memutar roda kursinya, Aladri menghentikannya.

"Ditemenin atau gak usah sama sekali?!"

Aileen harus berpikir, bagaimana caranya supaya para kakaknya membiarkannya pergi tanpa mengetahui tujuan Aileen yang sebenarnya.

"Ditemenin... Tapi, sama bodyguard yang ada diluar aja"

Keenan keluar dari ruangan dan masuk kembali ke dalam diikuti oleh satu orang bodyguard perempuan yang di khususkan untuk membantu Aileen dengan intens.

"Anter Aileen ke taman."

"Baik Tuan" Bodyguard itu menundukkan sedikit kepalanya pada Aladri dan langsung mengambil alih pegangan kursi roda.

"Berenti!... " Aileen menyuruh bodyguardnya untuk berhenti mendorong sebelum kursi rodanya melewati pintu keluar-masuk rumah sakit.

"Tapi Nona, tamannya masih ada di depan"

"Saya gak mau kesana" Aileen menatap kedepan, sampai mana matanya dapat menangkap apa yang dilihatnya.

"Tapi, Tuan Aladri sendiri yang bilang bahwa anda-"

"Saya bohong. Tolong tanya sama resepsionis disana" Aileen menunjuk tempat resepsionis yang letaknya tidak jauh di tempat saat ini ia diam.
"Dimana ruangan Dokter Vano"

"Baik Nona" Bodyguard itu meninggalkan Aileen yang menghembuskan nafas beratnya.

"Udah tau?" Aileen bertanya saat bodyguard itu menghampirinya kembali.

"Anterin saya kesana" Aileen berbicara setelah mendapat anggukan darinya.

Tok tok tok

Seorang perawat membukakan pintu sambil memasang wajah bingungnya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Perawat itu bertanya pada Aileen yang terus menatapnya.

"Saya mau ketemu Dokter Vano" Aileen menatap perawat itu, dia bukan salah satu dari perawat yang mengunjunginya bersama Dokter Vano tadi.

"Adik kecil udah ada janji sama Dokter Vano?"

"Engga ada. Saya mau ketemu Dokter Vano sekarang" Aileen sedikit jengkel karena perawat yang dihadapannya memandang rendah dirinya hanya karena dirinya masih kecil. Ah tunggu! Aileen sudah remaja, bukan anak kecil lagi.

"Dokter Vano nya lagi istirahat. Dia gak punya waktu buat ladenin anak kecil kaya kamu"

Bodyguard Aileen menghentikan dan mencengkram tangan si perawat yang ingin menyentuhnya.

"Awww gak usah kasar!" Perawat itu menarik lengannya dari tarikan bodyguard.

"Tolong minggir! Saya mau ketemu Dokter Vano" Aileen berusaha untuk tetap sopan pada orang yang lebih tua.

"Kalau kamu mau ketemu Dokter Vano, kamu harus punya janji dulu"

"Harus punya janji?"

"Harus, meski kamu ini mau sekarat sekalipun" Ah perkataan perawat itu benar-benar sudah keterlaluan. Aileen hanya ingin bertemu Dokter Vano, tapi malah jadi seperti ini? Dan apa harus seorang perawat berkata seperti itu?

"Jaga bicara kamu!" Ternyata Dokter Vano mendengar apa yang dilontarkan oleh perawatnya pada pasiennya.

"Dok-dokter...???"

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Where stories live. Discover now