"Apa kau istri sah?" tanya Liang Zu penasaran. Namun Ia tiba-tiba menyadari bahwa  pertanyaannya sangat tidak sopan. "Oh tidak..maafkan aku. Aku tidak sopan."

"Haha..tidak apa-apa." Xu Liu tersenyum. "Tentu saja pernikahan kami sah. Karena Kaisar Jin sendiri yang menikahkan kami."

Liang Zu masih terkejut dihatinya, tapi Ia merasa lebih lega sekarang. Ia merasa seperti menemukan teman seperjuangan. "Permainan serulingmu sangat merdu."

"Ya..aku cukup percaya diri untuk memainkannya." Xu Liu tersenyum lembut. Ada kebanggaan dimatanya. "Baiklah Putri. Jangan terlalu bersedih. Selama kita masih hidup..banyak hal yang bisa kita capai."

"Apa yang bisa aku capai? Ketika aku tiba disana..aku hanya akan menjadi selir rendahan. Aku tidak memiliki kerabat disana. Itu sangat menyedihkan." Liang Zu tersenyum kecut.

"Hey..anggap saja aku kerabatmu, oke? Kau bisa bicara padaku jika kau butuh sesuatu."

Liang Zu tersenyum. "Terima kasih."

"Aku pergi. Sebaiknya kau beristirahat. Perjalanan kita akan sangat panjang. Kau harus menjaga kesehatanmu." Xu Liu berbalik dan pergi.

Setelah urusan selesai, Mu Ge memimpin rombongan kembali ke ibu kota negara Ming. Perjalanan ini memakan waktu setengah bulan. Selama perjalanan Xu Liu sering menemani Liang Zu dan mereka pun menjadi dekat, membuat Mu Ge merasa sangat jengkel.

Suatu malam ketika mereka beristirahat di kota Cheng An, Mu Ge dengan paksa mengunci Xu Liu dalam pelukannya. "Mengapa kau suka sekali menemani gadis itu? Jangan sampai ada rumor aneh yang menyebar mengenai hubungan kalian. Ingatlah bahwa dia adalah milik Yang Mulia."

Xu Liu ingin membantah. "Bukan..aku tidak..hubungan kami tidak seperti itu. Aku hanya merasa simpati padanya."

"Bagaimanapun kau adalah seorang pria dan dia adalah wanita. Kau pikir bagaimana orang akan memandang hubungan kalian?"

Setelah merenung untuk beberapa lama, Xu Liu akhirnya mengangguk. "Baiklah..aku akan menjaga jarak darinya."

"En..itu bagus. Baiklah. Ayo tidur."

"Wangye..jika kau memelukku seperti ini, aku akan mati lemas kehabisan nafas." Xu Liu memprotes.

Mu Ge melonggarkan sedikit pelukannya. "Tidurlah."

Saat memasuki gerbang ibu kota, rombongan disambut dengan meriah oleh rakyat. Banyak sorakan dan petasan yang bergema disepanjang jalan. Mu Ge mengangkat pedang bersarung ditangannya dan bersorak juga, suara dipinggir jalan semakin nyaring terdengar.

Setelah memasuki gerbang Mu Ge melapor ke istana, sementara Xu Liu kembali ke manor keluarga Mu dikawal oleh Zi Xuan.

"Tuan Muda." Du Meng berlari untuk menyambut Tuan Muda-nya. "Syukurlah anda baik-baik saja. Aku sangat khawatir padamu. Adakah kau terluka?"

"Tenanglah Ah Du. Aku baik-baik saja." Xu Liu berjalan ke dalam manor dan masuk ke kamarnya.

Du Meng segera menyiapkan air mandi hangat dan Xu Liu membersihkan dirinya dengan nyaman. Kehidupannya yang nyaman kembali lagi, dan Ia merasa sangat bersyukur.

"Tuan Muda. Kau menerima surat dari utusan Tuan Muda Hao."

Xu Liu selesai memakai jubahnya, segera menoleh."Mana surat itu?"

"Ini." Du Meng menyerahkan sebuah surat kepada Xu Liu.

Xu Liu segera membukanya dan membaca isinya dengan seksama. Setelah selesai Ia membakar surat itu. "Du Meng. Sebenarnya saat aku tenggelam di pemandian air panas, aku kehilangan ingatanku. Banyak hal tidak bisa ku ingat."

"Tuan Muda." Du Meng nampak terkejut. "Lalu..lalu.."

"Katakan padaku..apa aku mengenal Pangeran Zhuo Xuang?"

"Eh.."Ekspresi Du Meng agak rumit.

"Katakan Ah Du."

"Ya..itu Tuan Muda. Sebenarnya kau..enn..pernah menjalin hubungan dengannya." jawab Du Meng ragu-ragu.

Xu Liu agak terkejut. "Hubungan?"

"En..kalian pernah begitu dekat. Tapi pada akhirnya dia menikahi mantan tunangan Tuan Muda Xu Zao."

"Mantan tunangan? Ceritakan padaku detailnya."

"Yah..kau adalah teman belajar Pangeran Zhuo Xuang. Dan kalian menjalin hubungan untuk beberapa waktu. Saat itu Tuan berniat menikahkan Tuan Muda Xu Zao dengan putri Menteri Pertahanan, Nona Rong Xia. Tapi entah kenapa Tuan Muda menolak. Pada akhirnya kau mendengar bahwa keluarga Menteri Rong menerima lamaran Pangeran Zhuo. Dan anda dicampakkan begitu saja."

Xu Liu tak lagi bisa berpikir. Bagaimana mungkin hal buruk ini terjadi pada Xu Liu asli? Ia menjalin hubungan dengan seorang Pangeran dan dicampakkan? Terlebih lagi pria itu menikahi mantan tunangan Dage-nya. Lelucon macam apa ini?

"Lalu bagaimana dengan Dage-ku?"

"Yah..dia tidak ada masalah dengan itu. Meski Tuan Muda sempat beradu argumen dengan Tuan. Tapi perhatian mereka segera teralihkan ketika perang terjadi."

"En..begitu." Xu Liu mengangguk. Tiba-tiba merasa sangat lelah.

Mu Ge tiba ketika hari menjelang malam. Ibu Mu menunggu di aula dengan gelisah, tak sabar ingin melihat putranya. Ketika Ia baru sampai gerbang, pelayan mengatakan bahwa ibunya ingin melihatnya di aula. Ketika Ia masuk ke aula, Ia melihat wajah cemas ibunya dan juga Xu Liu.

Melihat Mu Ge datang, Xu Liu juga berdiri. Mu Ge berjalan mendekati ibunya. "Ibu.."

Ibu Mu segera memeluk putranya. "Putraku..kemari ibu lihat. Apa kau terluka dimana saja? Aku dengar racun itu kambuh lagi. Apa kau baik-baik saja?"

"Seperti yang ibu lihat. Putramu baik-baik saja. Ibu..jangan khawatir. Bukankah ini sudah sering terjadi."

Ibu Mu nampak kesal. "Bagaimana bisa ibu tidak khawatir. Racun itu bisa mengambil nyawamu kapan saja. Ibu tidak ingin hal seperti dulu terjadi  lagi. Ibu.." Ibu Mu mulai terisak.

"Sss..ibu. Aku baik-baik saja bukan? Apa yang kau tangisi? Jangan khawatir lagi, oke?" Mu Ge memeluk ibunya.

"Baiklah. Apa kau sudah makan?"

"Belum. Aku akan membersihkan diri dulu."

"Baiklah. Pergilah. Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan makanan."

Mu Ge menoleh pada Xu Liu. Melihat pria itu sangat cerah dan tampan setelah berdandan. "Wangfei..temani aku."

Xu Liu yang sejak tadi meminimalkan kehadirannya sedikit tersentak ketika Mu Ge memanggilnya. "Ahh..En.." Xu Liu mengangguk lalu memberi hormat pada Ibu Mu sebelum mengikuti Mu Ge ke kamar.

Setelah Mu Ge membersihkan diri, Ia makan malam bersama Xu Liu dikamarnya.

"Bagaimana keadaan Liang Zu?" tanya Xu Liu.

"Dia akan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."

"Dia pasti merasa tertekan untuk tinggal ditempat yang tidak dikenalnya. Sama sepertiku." Xu Liu mendesah.

Di transfer ke dunia yang tidak dia kenal. Menjadi seorang istri laki-laki. Menjadi tanda perdamaian. Ketakutan dan kebingungan itu pernah Xu Liu rasakan. Syukurlah Ia bertemu dengan orang-orang baik.

Mu Ge tidak melewatkan sedikit kesedihan yang melintas di mata Xu Liu. Ia beralih sisi dan memeluk Xu Liu. "Apa kau tidak nyaman tinggal disini?"

"Yah..pada awalnya sulit untuk menyesuaikan diri." Jawab Xu Liu jujur. "Tapi sekarang ku rasa baik-baik saja."

"Jangan khawatir. Aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Berjanjilah untuk tetap disisiku, oke?"

Xu Liu merasakan badump di jantungnya. Perasaan hangat mengalir diseluruh tubuhnya. Ia tahu betul jenis perasaan ini. Hanya saja..bagaimana bisa perasaan seperti itu tumbuh untuk seorang pria? Bisakah Ia jatuh cinta pada suaminya?

***
5 Desember 2019

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiOnde histórias criam vida. Descubra agora