Ekspresi Yona sepenuhnya berubah. Ucapan Billy terlalu sukses menyentil keras hatinya. "Gue nggak mau bahas ini, Bil," ujar Yona dingin. Ia mengambil langkah besar meninggalkan Billy. Ia tidak mau mendengar hal seperti itu. Rasanya seperti ingin gila. Yona bukannya berlagak kuat, tetapi ia hanya berusaha untuk kuat. Billy memang mengetahui semua tentangnya, tetapi lelaki itu belum pernah merasakan apa yang sedang ia rasakan, maka tidak akan ada yang lebih mengerti dibanding Yona sendiri.

Bersama dengan tubuh lemasnya, Yona sejujurnya memaksakan diri untuk bertahan dan ke sekolah hari ini. Ia sekarang memiliki tanggung jawab besar, melatih dan mengarahkan team Cheerleader. Apalagi seleksi menentuan pemain inti akan dilakukan beberapa hari kedepan. Jadi ia tidak bisa sesuka hati perilaku seperti yang Billy perintahkan.

Yona tidak memperdulikan teriakan Billy, ia terus berjalan menjauh. Walau semakin ia memaksakan, semakin besar pula rasa pusing yang menyerangnya. Yona tidak bisa kalah, ia harus melawan. Gadis itu menggelengkan kepalanya, berupaya lagi menyingkirkan rasa pusing itu.

Sambil menggigit bibir bawahnya cemas, Yona berharap semesta berpihak padanya. Semoga hari ini berjalan dengan lancar, seperti apa yang ia inginkan.

🍃🍃🍃

Sejak kejadian kemarin, di mana Yona membentaknya, Dave seperti hilang keberanian mendekati gadis itu lagi. Kepalanya terus membayangkan murkanya Yona saat itu. Dave tidak takut, ia hanya merasa bersalah karena terlalu mengurusi masalah Yona.

Mungkin benar, Dave sudah terlalu jauh memasuki kehidupan Yona, hingga membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

Tetapi apakah salah ia mengkhawatirkan gadis pemarah itu?

Ia hanya merasa takut jika Yona kenapa-kenapa. Ia tidak ingin melihat Yona kesakitan seperti kemarin. Dave hanya ingin menolong, bukan mengundang kemarahan Yona.

Karena sejak pagi tadi ia belum menemui Yona, jadi mau tidak mau Dave menyumbat telinganya lagi.

Lelaki itu berjalan saja, tidak memperdulikan apapun. Ia juga belum menentukan ekskulnya, hingga bingung harus melakukan apa untuk mengisi kegiatannya hari ini. Sementara hampir semua siswa dan siswi Dream High School sudah berkumpul pada ekstrakulikuler masing-masing.

Dave menipiskan bibir, sedang berpikir akan ke mana. Tetapi saat melihat segerombolan gadis-gadis berseragam Cheers berjalan menuju lapangan indoor, ia langsung menemukan jawaban.

Dari kejauhan, Dave bisa menemukan Yona yang berada di tengah-tengah. Gadis itu terlihat cantik dengan rambut ekor kudanya. Tanpa diperintah lagi, sudah pasti Dave akan membuntuti gadis itu.

Dave menjaga jarak, ia tidak mau Yona menyadari. Ketika Yona dan teman-temannya sudah memasuki tempat latihan mereka, Dave cepat-cepat mencari tempat persembunyian.

Sementara Yona dan timnya mulai mengambil posisi pemanasan sambil menunggu Bu Emile datang. Beliau adalah pelatih dan penanggung jawab ekskul Cheers.

"Guys. Bu Emile keknya bakal telat. Kita mulai pemanasan aja dulu," ujar Yona selaku ketua ekskul.

Semuanya mengangguk, lalu mulai mengambil napas dalam-dalam kemudian dihembuskan perlahan. Hal itu adalah langkah pertama agar tubuh mereka merasa rileks. Setelahnya, gerakan-gerakan pemanasan dasar dilakukan, bertujuan agar tubuh mereka tidak kaku saat latihan nanti.

BeautifuloveWhere stories live. Discover now