Part 65

3.6K 202 18
                                    

6 bulan kemudian.

Jari-jari tangan kanan nya bergerak secara perlahan. Kedua mata nya yang tertutup sudah lama juga ikut bergerak-gerak seperti ingin membuka namun lengket. Tapi perlahan, mata itu terbuka. Di tatap nya langit-langit ruangan serba putih itu, ia juga amati isi ruangan tersebut. Aneh dan asing.

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan penglihatan nya. Seseorang gadis bertubuh besar memasuki ruangan tersebut. Berjalan dengan lemas menuju brangkar nya. Ia kenal gadis itu!

"Ebi.. "Lirihan ia keluarkan. Sulit sekali baginya untuk berbicara. Amat serak dan kering tenggorokan. Ya, Ebi.

Ebi mendadak kaku dan mematung di tempat. Wajah nya amat terkejut dan tak percaya. Ini sungguhan?

"Bang Rey.."nanar Ebi dengan suara bergetar nya. Ia tatap 'abang Rey' tersebut dengan mata berkaca-kaca.

"Si-nnih,"

Perlahan Ebi mendekati brangkar tersebut. Ia masih tak percaya dengan semua ini. Abang nya--Rey yang sudah berbulan-bulan nyenyak sekali dalam tidur nya.

Rey melepaskan alat bantu pernapasan dari hidung nya. Dengan semangat Rey berusaha duduk. Beberapa luka nya sudah kering bahkan sembuh. Jadi yang ia rasakan saat ini hanya kaku dan sangat pegal.

Ebi masih terpaku dan Rey sudah duduk. Rey menatap lekat adek tercinta nya, ia bingung kenapa adik nya begitu kaget melihat nya bangun.

"Abangg!!! Hiks, hiks!"histeris nya Ebi dengan langsung pecah nya tangisan. Di peluk erat abang nya.

Rey kaget dapat pelukan kencang dan dadakan Ebi. Ia sedikit meringis karena merasa masih ada yang perih di bahu nya. Tapi tetap, ia balas pelukan Ebi dengan tidak kalah erat. Ia juga merindukan adiknya!

"Abang... Abang kenapa tidurnya lama banget? Ebi tungguin abang terusss,"rajuk Ebi di dalam pelukan Rey.

Rey terkekeh mendengar rajukan Ebi. Di elus nya dengan lembut rambut Ebi juga punggung nya yang sesunggukan. "Emang abang tidur berapa lama?"tanya Rey.

"200 abad!"jawab kesal dan asal Ebi.

"Wah! Ah lebay amat,"terperangah nya Rey. "Serius ah adek manisss!"lanjut nya.

"Setengah tahun lebih."jawab Ebi.

"Wow rekor! Abang harus tingkatin lagi nih. Tahun depan, mau setahun full ah."kata konyol Rey. Langsung Rey dapatkan tabokan dari Ebi pada punggung nya.

"Ah! aduhh,"ringis Rey.

Ebi panik seketika. Dia lepas pelukan nya lalu menatap khawatir Rey.

"Abang, abang gak papa? Maafin banggg."cemas Ebi mengamati Rey, rasa bersalah hinggap di dirinya. Rey terus meringis dan menahan sakit.

Rey pejamkan kuat kedua mata nya, dia juga mencengkram lengan nya, seperti menahan sakit yang sangat amat.

"Abang.. Hiks, abang kenapaa? Hiks! Aku panggil dokterr,"teramat cemas nya Ebi. Ebi bersiap memencet bel untuk memanggil suster diruangan itu, namun ditahan Rey.

Ebi menatap cemas juga bingung Rey. "Kenapaaa kakk? Aku mau panggil dokter."gemas Ebi.

"Gau-sah,"serak Rey berbicara.

"Kenapaaa abangg? Hikss! Jangan buat aku takuttt,"

Rey diam.

Ebi gemas! Orang udah panik gini juga. Dia pun menggoyangkan tubuh Rey agar mau mendongak.

"Wleeeek!"

"Di boongin, hahahahaa!"

WHAT?

Rey tunjukkan wajah konyol dengan meletan lidah nya. Lalu dengan watados ia tertawa lebar karena berhasil menipu Ebi.

30 Days [TAMAT]Where stories live. Discover now