Part 56

3.3K 190 15
                                    

Ebi melangkah bolak-balik dengan gusar di depan ruang periksa Rey. Di gigit nya jari-jari tangan nya sebagai tempat pelampiasan kekhawatiran nya. Airmata dan isakkan pelan Ebi terus keluarkan.

"Nak, duduk dulu!"suruh pak Muklis sejak tadi. Ebi menghiraukan itu semua. Pikiran nya tertuju hanya pada Rey.

Ternyata pak Muklis benar. Ebi pikir dari awal takut penipuan, eh benar ternyata. Pak Muklis orang pertama yang menemukan Rey babak belur di mobil nya. Ia seorang sapu jalanan. Berawal ketika melihat sebuah mobil dengan lampu yang menyala sudah berhenti lama disitu dan belum juga jalan ataupun pindah tempat. Hal itu membuat pak Muklis yang sedang membereskan gerobak sampah nya heran dan penasaran. Pasal nya, sejak menyapu lama hingga bersih itu mobil belum juga bergerak. Karena curiga juga tertarik untuk melihat, pak Muklis pun menghampiri mobil itu. Dan sudah, disitu ada Rey yang sudah tidak sadarkan diri dalam keadaan babak belur.

Pak Muklis berdiri dari duduk nya lalu menghampiri Ebi.
"Nak, yang tenang dan sabar! Doa kan abang kamu, jangan malah seperti ini."kata pak Muklis menenangkan Ebi. Ebi menatap pak Muklis tak enak. Sampai mau bangkit dari duduk nya karena Ebi tak juga mendengarkan nya.

"Saya menemukan barang ini di dekat mobil abang kamu. Mungkin ini bisa jadi petunjuk, mungkin juga ini punya pelakunya."lanjut pak Doni menunjukkan sebuah dompet ke Ebi.

Di tatap benda itu oleh Ebi.

Mata Ebi membulat seketika. Ia kaget dan tak percaya dengan apa yang dilihat nya. Barang itu! Barang itu...

Ebi menutup mulut nya dengan tangan nya,  berusaha menahan agar isakkan nya tak semakin kencang. Ini semua gak mungkin!

***

"Mah... Hiks.. Mamah pulanggg,"rengek Evi di sertakan isakkan.

"Iya sayang, mamah sama papah udah dapet tiket pesawat dan tinggal jalan ke sana. Kamu tenangin diri kamu.. Tenang sayang. Dua jam mamah udah ada di sana."balasan Ana dengan lembut nya di via telfon.

Setengah jam berlalu, dokter keluar menjumpai Ebi yang tinggal sendirian karena pak Muklis sudah pulang. Dokter menjelaskan tentang kondisi Rey.

Dokter bilang Rey dalam keadaan kritis dan segera harus di operasi akibat adanya benturan keras di kepala. Ebi shock. Semakin shock ketika dia melihat langsung keadaan Rey. Lemas dan pecah keras tangis Ebi!

"Mamahh... Ebi gak kuat liat abang. Hiks.. Hiks.."

"Iya sayang, mamah ngerti. Kamu tenangin diri kamu! Jangan buat mamah semakin khawatir sayang. Kamu tenang ya, doa in abang. Mamah dan papah terus berdoa kok di sini."

"Adek kuat! Gak boleh cengeng kejer gitu ah! Tenang sayang, manis dan imut nya papah. Semua baik-baik aja, doain." kali ini suara Dika yang terdengar.

"Iya! Ebi gak boleh cengeng! Ebi harus terus doain bang Rey. Mamah sama papa jangan tambah khawatir ya, Ebi udah gak nangis lagi deh. Mamah sama papah cepetan ke siniii, hati-hati ya."kata Ebi berusaha menghentikan tangisan nya. Tinggalah isakkan dan cegukan kecil sekarang ini.

"Iya, pasti. Sabar ya sayang... Yaudah, udah dulu. Mamah mau boarding dulu ya, kamu jangan banyak pikiran! Makan sama istirahat dulu!"

"Iyaaa mah, mamah sama papah hati-hati!"

"Iya sayang, assalamualaikum."

30 Days [TAMAT]Where stories live. Discover now