"Susah banget deh buat gue untuk lari, eh salah! maksud gue 'seneng'. Ya emang bener sih gue juga susah untuk lari, yaiya lah secara badan gue di atas rata² gitu. Oke next, gue pernah kok ngerasa seneng dan jadi diri gue sendiri sepenuhnya untuk per...
Sudah satu jam perjalanan berlangsung dan masih cukup jauh untuk sampai. Beruntung nya jalanan tidak macet, semua nya lancar.
"Hufff,"Jessy menghembuskan nafas lega nya karena dapat kembali duduk. Jessy sempet pergi setengah jam an karena di panggil guru untuk di minta tolong kan dan sekarang ia sudah kembali ke duduk nya.
"Udahan?"tanya Doni di sebelah nya sembari memberikan sebotol air mineral. Jessy mengangguk, menerima air dan langsung meneguk nya.
Doni tak sengaja melirik ke arah ponsel Jessy yang menyala di genggaman Jessy. Entah kenapa, kening nya berkernyit tak suka melihat walpaper yang terpasang disana.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Siapa Jess?"datar Doni bertanya sambil menunjuk ke arah ponsel itu.
Jessy menaikan kedua alis nya lalu melihat ponsel nya.
"Pacar lo? Lo udah punya pacar?"Doni kembali bertanya.
"Sahabat gue."jawab Jessy.
Sadar tak sadar, Doni menghembuskan nafas lega nya.
"Pacar gue."
Krek!
Ha? Hancur sudah kelegaan itu.
"Temen gue."
"Papah kedua gue."
"Kakak gue."
"Abang gue."
"Pokok nya dia itu bisa jadi apa aja buat gue. Rio nama nya."Jessy dengan senyuman manis nya.
Doni menatap Jessy, terdengar tulus tadi Jessy berkata. Hati nya jadi semakin berombak gemuruh. Apaan sih?
"Oh."singkat Doni. Ngapain coba cerita tentang tuh cowok? Gue gak mau tau kali! Ah ngerusak pikiran sama perasaan gue aja! Entah kenapa, 'gue gak suka'. Batin Doni.