Part 43

2.9K 163 6
                                    

17+

Benar saja, Ebi dan Sam tiba di perkemahan yang sudah sepi. Banyak siswa-siswi yang sudah istirahat tidur. Tapi, ada beberapa guru lelaki, penjaga sekolah, dan siswa yang belum tidur.

Ebi datang, membuat semua nya lega. Dua orang ibu guru yang belum tidur pun keluar dan langsung membantu Ebi bebersih lalu menyuruh nya tidur. Begitupun Sam, ia datang langsung di sambut heboh Raka dan Doni yang memang belum tidur dan sedang ngobrol dengan pak Slamet. Pak Slamet geleng-geleng heran lalu ia menyuruh Sam juga teman-temannya untuk langsung istirahat.

Pagi hari tiba.

Anak-anak sudah bangun sejak subuh tadi. Mereka ada yang langsung bergegas mandi, ada yang solat, bahkan ada yang menuntaskan nongkrong pagi rutin mereka.

Setelah mereka selesai dengan semua itu. Guru dan panitia memberitahukan untuk sarapan. Ingat, hanya beritahukan tidak memberikan. Ya, momen saat ini paling seru. Ketika mereka mencari makanan dan membuat makanan sendiri dengan 'api tungku'.

Raka dan Doni terlihat tengah membakar ubi dan jagung mereka.

"Pada dapet darimana lo jangung sama ubi?"tanya Sam yang baru selesai mandi dan ikut berjongkok di depan api. Ia menggosok-gosok kan tangan nya, mencari kehangatan.

"Ngambil langsung dari tanah dong."jawab Doni menepuk bangga dada nya.

"Tanah dimana? Lo pagi-pagi udah cabut-cabutan aja,"kata Sam heran namun sedikit menahan senyum geli nya.

"Gila lo cabut-cabutan! Enggak. Kita minta sama bapak Slamet ter-Zheyeng."kata Doni yang di angguki oleh Raka. Sam hanya balas dengan manggut-manggut 'oh'.

"Gue minta yak."kata Sam

"Enak aja lo! Bikin lah kayak kita-kita."sewot Raka

"Tau lo Sam!"sahut Doni

"Bodo. Gue minta, titik."acuh Sam yang beranjak pergi.

Sam berjalan menuju tenda seseorang, tenda Ebi lah!

Di depan tenda Ebi terlihat Ebi, teman-teman nya, dan... Jovan? Wtf!
Wajah Sam berubah datar dan tak suka. Bagaimana tidak? Di sana Ebi dan teman-teman nya sedang berusaha menyalakan api unggun. Oke itu normal. Tapi, posisi jongkok Ebi kenapa harus dekat sekali dengan Jovan? Gak bisa di diam kan.

"Ngapain sih lo?"ketus Sam mendorong Jovan menjauh dari Ebi. Membuat Jovan jatuh ke belakang.

Ebi, Jessy, Anggung, Syifa, bahkan Jovan menatap kaget juga bingung ke Sam. Kenapa dateng-dateng kayak gitu?

"Sam? Kamu kenapa sih?"bingung Ebi. Ebi menatap tak enak ke Jovan yang sudah berdiri dari jatuh nya.

"Pergi deh lo! Caper amat ama pacar orang! Ebi biar gue yang bantuin."usir Sam ke Jovan. Ia mengabaikan pertanyaan Ebi.

"Santai Sam. Gue cuma bantuin mereka hidupin api. Oke kalo bisa bantu mereka, gue balik."balas santai Jovan. Ia sebenarnya tak suka ketika Sam tiba-tiba begitu kepada nya. Namun ia tak mau manjangin masalah. Ia pun pamit ke Ebi dan teman-teman.

"Kamu apaan sih?"tanya kesal Ebi. Sam datang dengan marah gak jelas terus sekarang malah ngusir Jovan? Aneh.

"Apaan-apaan! Kamu tuh apaan. Kamu coba selingkuh dari aku ya?"balas Sam yang juga kesal.

Ebi berkernyit bingung, apaan dah?
"Apaan dah Sam? Jovan kan cuma bantuin kita buat api."Ebi tak terima.

"Eleh! Dia itu caper bih. Kamu kan bisa minta sama aku."

Kedua nya saling lempar kekesalan.

"Lah? Aku harus ke tenda kamu gitu? Dateng terus minta tolong hidupin ali unggun gitu?"cecar Ebi masih terus kesal dengan Sam.

30 Days [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang