Middle Of The Night 2 | Bagian Dua Puluh Lima - Beautifull Sunset

1.2K 23 10
                                    

Udah siap baca akhir dari series dua?

Happy reading🌈❤

📎📎📎

" Kau tahu. Pencapaianku memang ada di tanganmu, namun pencapaianku belum terungkap hingga aku membisu membuat titik itu tidak perlu berbicara dengan alam semesta bahwa aku benar-benar mencintaimu. "

📎📎📎

Sudah hampir satu jam Demian berkendara, tanpa beban, juga tidak memikirkan apapun tentang masalalunya. Uh, really? Membuat Pricillia bosan ditampat dengan tidak memperdulikannya sama sekali.

Pricillia memilih diam sembari memainkan aplikasi desaign melalui ponselnya. Demian tidak berbicara padanya, Pricillia tidak mempersalahkannya. Hari benar-benar sudah padam, membuat kendaraan semakin ramai.

" Sebenarnya kau ingin membawaku kemana? Kuperhatikan dari tadi kita melewati jalan ini terus, tanpa arah. " ketusnya.

Demian yang serius menyetir pun, ia sedikit melirik terhadap Pricillia. Tangannya mengusap rambut hitam Pricillia, membuat Pricillia menyergitkan keningnya saja.

" Singkirkan tanganmu, dari rambutku! " cegahnya, ia sedikit risih atas perlakuan Demian terhadapnya. Demian sudah mengetahuinya, " Rambutmu berwarna hitam pekat, Pricillia... apakah kau mengecetnya? " tanyanya dengan nada yang lebih sabar dari sebelum-sebelumnya.

Pricillia justru menggelengkan kepalanya, tidak--- ini rambut aslinya. Ia tidak pernah berani untuk mengubah-ngubah warna asli rambutnya. Pernah sekali ia mengecatnya, tetapi itu tidak permanen hanya membutuhkan dua puluh hari pun warna rambutnya bisa kembali kewarna rambut asli miliknya.

" Bukankah kau sudah bertanya itu padaku, Sir? " tanyanya, Demian tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

Kembali fokus untuk menyetir, membuat Pricillia semakin menggila ditempat duduknya. Ia semakin tidak mengerti dengan kehidupannya saat kini, seperti kehilangan akal sehatnya--- tetapi ini tidak. Ingin berkata aneh-aneh, tetapi ini bukan seperti dirinya. " Ah, pusing! " celetuknya dengan bebahasa yang berbeda dari biasanya, Demian menoleh kepadanya.

" Kau berkata apa Pricillia? Aku tidak mengerti! " ucapnya dengan sedikit geram, membuat Pricillia tersenyum saja kepadanya.

" Tidak, aku tidak berkata apa-apa! " cegah Priciilia.

" Benarkah? " tanyanya yang mencoba untuk memastikan.

" Benar, Sir! Untuk apa aku berbohong? Itu tidak baik dimata Tuhan bukan? " tanya Pricillia kembali, " Kurasa aku sering melihat tempat-tempat ini, Sir! " kata Pricillia yang begitu antusias. Matanya mengerjap, membuat Demian bungkam tidak mau berkata apa-apa terhadap Pricllia.

📎📎📎

Memilih berpergian kesuatu tempat memang tidak perlu membutuhkan waktu yang lebih lama, Demian baru terpikir bahwa dirinya memiliki suatu contage yang tersembunyi dipesisir pantai yang indah. Mobil yang dikendarainya sudah terparkirkan dengan aman, bahkan saat dirinya memutuskan untuk keluar, lalu membukakan pintu untuk wanitanya, Pricillia mulai mengerjap.

Sungguh pandangan yang diberikan Tuhan yang sangat indah, Pricillia menyukainya. Wanita tersebut melangkah lebih maju darinya, ia tidak peduli jika lelaki yang berada dibelakangnya terus memanggilnya.

" Kau menyukainya? " tanya Demian terhadap Pricillia, Pricillia tersenyum saat itu membuat Demian semakin mendekati tubuhnya yang sangat indah. Bahkan rambut Pricillia yang berwarna hita pekat itu kini tengah terpancar sinar matahari yang akan terbenam.

Pricillia melangkahkan kakinya menuju pesisir pasir, ia bahkan melepaskan sepatu yang dipakainya. Membuat Demian sedikit terpana, ternyata di dunia ini masih ada wanita seperti wanitanya? Hidup berdamai dengan alam semesta, salah satu anugerahnya.

" Beautiful, sunset! " ucapnya dengan semangat, Demian tersenyum padanya.

" Thank you, i'm so happy! " ucapnya lagi terhadap Demian, Demian tidak percaya--- wanitanya mengucapkan terimakasih kembali terhadap dirinya?

Lelaki itu pun mulai menyeimbangi dirinya agar mereka bersejajar, tangannya mulai menggapai lengan Pricillia yang begitu hangat. Pricillia menoleh kepadanya, begitu dengan Demian. Membuat suasana semakin terhanyum sembari menikmatinya.

Demian tidak dapat berpikir saat itu, ia hanya mendekatkan dirinya terhadap Pricillia agar dirinya dapat memangut bibir milik Pricillia dengan begitu lembut tanpa tergesa-tergesa, juga tanpa paksaan. Pricillia menerimanya? Tidak, Demian mencoba tersadar dari lamunannya membuat Pricillia mundur secara perlahan sembari merenggangkan secara pelan-pelan.

Ia menggeleng, " Ini indah, dan aku menyukainya. " kata Pricillia terhadap Demian, tangan kanannya pun dengan berani ia ulurkan terhadap Demian. Demian menatap uluran lengan itu yang meraba-raba wajahnya membuat mata birunya menatap lekat-lekat wajahnya.

" Mungkin jika aku akan mengatakan sesuatu kepadamu, mungkin kau tidak pernah peduli dengan perkataanku padamu bukan? " tanya Demian, terhadap Pricillia.

Pricillia menggelengkan kepalanya dengan pelan, namun didetik yang berbeda wanita itu menaikkan kedua bahunya keatas sembari mengecutkan bibirnya terhadap Demian.

Demian menatapnya dengan begitu terpana, hingga ia mengecup telapak tangan Pricillia dengan penuh kasih. Mereka tersenyum satu sama lain, demi kebahagian yang terpana dalam kehidupan mereka masing-masing.

" Secarik matahari yang kau lihat akan terbenam, Pricillia. Aku bakal mengatakan ini jika matahari itu akan benar-benar terbenam. " ungkap Demian, membuat Pricillia menyergit.

" Aku mencintaimu, Pricillia. Dan itu tidak bohong. " sambung Demian, pas dengan ucapan terakhir Demian terhadap dirinya matahari yang sangat menderang kini sudah terbanam.

📎🖇📎

" There is no happy ending in a story.
There is no sad ending in a story. "

Enjoy, because this is the real life in a story.

- quennu taggart.

Middle Of The Night 2 ( COMPLETED ) Where stories live. Discover now