Middle Of The Night 2 | Bagian Tujuh Belas - You Then Killed Me?

503 16 0
                                    

Uh, finally update dari sekian lama😭

Happy reading, jangan lupa vote, komentar, share sebelum / sesudah membaca yaaaaa❤

📎📎📎

Nampaknya pada hari ini suasana membuat mereka berleha-leha dalam perdetik waktu berjalan, termasuk kedua insan yang kini sedang berada diruang tengah sembari menikamati popcronnya ditangannya masing-masing.

Sering kali mereka tertawa, saat adagen-adegan konyol yang ditayangkan oleh sang Aktor. Sontak tawa itu menyelimuti dari perasaan mereka, entah kenapa dari adegan pagi hari tadi membuat mereka semakin akur layaknya hewan perliharaan Demian saat kini.

Demian menyuapi popcronnya kedalam mulutnya, sedangkan Pricillia kini memindahkan channel-channel ke televisi-televisi lainnya. Inilah yang tidak disukai Demian, Pricillia bukan tipe-tipe yang menyukai kesabaran. Contohnya, dalam hal ini?!

" Ternyata tidak ada yang seru, selain acara yang tadi ya? " tanyanya dengan raut wajah sedikit kesal, baru pertama kali ini ia menyetel televisi di negara barunya rasanya memiliki aroma yang berbeda.

Demian mengangkat kedua pundaknya, lalu mengambil remot televisinya. Sontak Pricillia membulatkan kedua matanya, Lord! Mata ini... sungguh melemahkan Demian, iris mata berwarna hitam pekat membuat dirinya terlena sehingga ia tidak berani tuk menatapnya kembali.

" Aish, kau ini!" kesal Pricillia, ia merebut kembali remot televisi tersebut dari kedua tangan Demian lalu ia menjulurkan lidahnya sebagai arti kemenangan.

Pada saat Pricillia kembali memindahkan, dirinya tidak sengaja memencet sebuah channel yang berisikan nama seseorang yang disampingya. Hal itu membuat Demian mengadah, mengambil remot itu dengan kasar dan mematikannya.

Sungguh, Pricillia sangat takut ketika ada seseorang yang ingin marah besar dengannya. Sehingga ia menunduk kepalanya agar tidak bisa melihat kontak mata milik lelaki bermata biru tersebut.

" Jangan marah padaku, aku takut melihatmu seperti tadi. " ucapnya, membuat Demian menghembuskan napasnya dengan pelan.

Sebenarnya ia tidak marah sama sekali terhadap wanitanya, mana mungkin bukan sosok Demian marah melunjak terhadap wanitanya?

Ah, itu tidak mungkin bukan?

Saat Pricillia tengah mencari-cari channel televisi yang tepat. Rupanya itu membuat dirinya terkejut, bahkan ia sangat terkejut?

Demian teramat shock ketika melihat channel sialan itu kembali muncul dihadapannya. Lalu ia merampas remot itu dari tangan wanitanya, lalu mematikannya.

Durya's Tv.

Bukan hanya membencinya, Demian sangat tidak ingin melihat berkaitan dengan nama berbaur Durya. Entah perasaan itu mendorong darimana, yang terperting selama hidupnya masih berlangsung dirinya amat membenci sosok yang berkaitan dengan Durya! Termasuk, dirinya sendiri?

Enyah rasanya, jika dirinya bisa membenci dirinya sendiri. Seperti pohon berkembang tanpa sang akar, begitupun dengan dirinya. Ah, sudah! Lebih baik kita singkirkan nama ini dengan baik-baik.

📎📎📎

Semenjak kejadian tadi, terjadilah pertengkaran kecil dengan mereka. Dimulai drama saat itu dimulai, tiba-tiba ia mematikan, dan mengakhirinya.

Rasanya... itu tidak begitu meresap dalam lubuk hatinya. Namun, hatinya luluh. Luluh dalam kesepian, ketika hati itu mendalam. Semuanya tak lagi sama, tak ada yang mengerti dalam sebuah arti dalam kehausan.

Bukan ingin marah terhadap lelaki bermata biru itu, namun Pricillia sepertinya ingin kembali dalam kehidupannya yang sebenarnya. Memulai dari bakatnya yang muncul secara tiba-tiba, membuat dirinya sesampai di kota New York saat itu.

Kini? Ia seperti seseorang yang dikekang olehnya. Pricillia butuh itu semua kembali, namun ia tidak tahu bagaimana caranya.

" Lukisanmu bagus? " entah bagiamana ia bisa menggingat perkataan itu. Perkataan yang mengutarakan bahwa dirinya seorang pelukis? Memang, sebuah karyanya selalu ia campuri dalam segala hal. Dan, itu membuat dirinya senang.

Suara petir pun menggelegar dari arah luar, rupanya kota ini sedang dilanda hujan. Membuat Pricillia bangkit, untuk membuatkan secangkir tea untuknya.

Ia memutar-memutar pelan sendok kecil itu, agar gulanya menjadi rata. Namun... disaat ia memutar-memutar sendok itu, dirinya merasakan pelukan seseorang untuknya. Harum mint dari tubuhnya, membuat Pricillia menegang.

Ah, lelaki ini!

" I'm so bad for today, my baby. " ungkap Demian, dengan pelan. Membuat Pricillia memejamkan kedua matanya.

" Swear, i'll promise with you. I'm not bad. But... " ucap Demian, rupanya lelaki ini sedang berusaha untuk mencairkan suasana dengan wanitanya?

Jika tadi Pricillia menutup kedua matanya, kini... ia mencoba melepaskan kedua tangannya untuk menutupi kedua telinganya dengan lengannya.

" But, you promise... you, then killed me? " teriak Pricillia, entah kenapa... dirinya terasa tak ada bedanya dengan wanita-wanita yang diluar sana? Ia ingin tahu, betapa lelaki itu menginginkan dirinya, untuk membunuhnya?

Ah, rupanya diriinya terlalu unik untuk memahami perasaan yang sesungguhnya.

📎📎📎

Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini, btw happy 300k pembaca untuk Middle Of The Night hehe😭❤

Btw, buat kalian yang baru nemu cerita ini kalian boleh mampir ke MOTN yang series pertama ya! Atau mau mampir kecerita aku yang lainnya juga boleh banget hehe❤

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Btw, buat kalian yang baru nemu cerita ini kalian boleh mampir ke MOTN yang series pertama ya! Atau mau mampir kecerita aku yang lainnya juga boleh banget hehe❤

More info :

1. Follow wattpad me first

2. Follow instagram akuuu
annisanuuu
quennutaggart

3. Follow instagramnya demianfaustian_

With love, Quennu Taggart

Middle Of The Night 2 ( COMPLETED ) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt