Middle Of The Night 2 | Bagian Empat - Any, Problem ? (2)

997 36 6
                                    

Happy reading😊

📎📎📎

Hampir satu setengah jam, menunggu ketidak jelasan Demian perbuat padanya membuat Pricillia mendengus kesal karenanya. Lagi pula, ia daritadi memperhatikan password yang Demian masukan pada benda itu.

" Sampai kapan, aku harus menunggu Tuan? " tanyanya dengan nada yang sangat menjengkelkan untuk didengar, Demian berbalik arih padanya seraya tersenyum simpul demi dirinya dan juga wanitanya.

" A wait baby, please... " Demian membalasnya dengan nada memelas, dia juga sepertinya sudah lelah. Hari pun semakin petang, membuat rasa kantuk wanitanya lebih dalam.

Pricillia mendengus, percuma saja ia berbica dengannya. Dirinya menggangap bahwa angin telah berlalu begitu saja, " Sebenarnya apa isinya? Apakah itu begitu penting bagi kehidupanmu Tuan? "

Mencoba satu kali kembali untuk membukanya, membuat Pricillia tidak percaya dengan pintu yang sudah terbuka lebar itu. Ia memasuki suatu lahan terbesar saat Demian membukanya, " Kau ingin menyusup? " tanyanya dengan penuh curiga.

" Sudah ikut saja denganku! " tariknya dengan halus, pintu yang tadinya terbuka sangat lebar pun menjadi tertutup rapat secara otomatis.

Melirik sorotan cahaya, hanya samar-samar membuat Pricillia kembali curiga dengannya. Oh, ghost! Sebenarnya, tempat apakah ini? Melihat sebuah helikopter berukuran sedang di tengah lapang pun membuat Pricillia kembali mendumel padanya. " Astaga, jika kau ingin menyusup jangan bawa-bawa aku dalam kehidupanmu pria gila! "

Menyusup? Astaga, wanitanya ini! Seenak jidat sekali jika berbica dengannya. Lagi pula jika ia menyusup dalam seluas lapang seperti ini, kenapa dalam suatu bagian dalam sebuah helikopter tersebut memakai namanya?

Ah, sudah lupakan!

📎📎📎

Mengeluarkan sebuah kendaraan pribadi tanpa bantuan orang lain, sebenarnya mudah tidak mudah untuk dilakukan. Hal kini, Demian yang merasakannya sendiri terhadap dirinya.

Tidak apa-apa, katanya. Yang terpenting, setelah ini ia bisa hidup bebas dengan wanitanya. Demian kembali untuk memanaskan sebuah helikopter dari airport terpencil dalam garansinya.

Lirikan matanya kembali menjuru kedalam mata wanitanya yang sedang tertutup rapat karna kelelahan. Ia tersenyum puas, tanpa letih. " Aku ingin memiliki suatu tantangan denganmu, sebelum aku dan kau berjanji pada janji sakral dihadapan Tuhan, Pricillia..."

Dibilang dirinya sedang bermabuk cinta? Bukan!

Dibilang dirinya sedang salah minum? Bukan!

Dibulang dirinya sedang bermabuk sebuah obat-obatan pun, jawbannya seperti sama. Yakni, bukan. Mengenal Pricillia, membuat dirinya mengingatkan dirinya dengan seseorang yang sangat terpenting oleh kehidupannya.

Walaupun sebelum ada getaran itu tiba, menyandang pada dirinya. Pricillia belum meraskan getaran, yang berbeda sama sekali padanya. Itu salah satu, tekad nyawanya pada wanitanya.

Berbicara tentang soal perasaan, Demian ingin segara untuk menyudahinya. Bahan bakar, untuk keberangkatannya ke suatu tempat dengan wanitanya sepertinya sudah sangat matang untuk digunakan dalam perjalanan di malam hari.

Sebenarnya dirinya juga wanitanya akan berpegian kemana? Untuk apa dirinya dengan wanitanya harus berpergian ketempat itu? Entah, pikirannya gundah. Saat kini, ia harus benar-benar berpikir bahwa dirinya dan wanitanya akan meninggalkan kota New York kota sejuta kenangan pahit didalamnya.

Tujuan dirinya untuk memberangkat diri ke suatu tempat yang berbeda pun belum terlihat jelas, ia membawa sebuah helikopter pribadi yang entah diturunkan bahkan ditibakan dimana. Demian sangat yakin, bahwa negara yang sangat luas itu memiliki lahan juga yang luas untuk mendaratkan sebuah helikopternya disebuah persimpangan airport yang akan ia beli selama dirinya dan wanitanya berada dikawasan Amerika.

Membopong tubuh mungil Pricllia, kedalam helikopter pribadinya. Ini membuat jantungnya berdebar kencang. Wanita ini membuat dirinya menekatkan diri untuk membawanya secara pribadi, dan wanita ini membuat dirinya memcahkan rekor muri dari wanita-wanitanya yang telah ia bawa kedalam airport ini.

Sebelumnya, hanya Candy. Ah, tidak usah membahas-bahas lagi si Permen itu! Demian, sudah lupa dengannya. Lanjut saja dirinya dan juga Pricillia.

📎📎📎

Terimakasih sudah membaca MOTN 2, ikutin terus dan dukung terus cerita ini ya💓

Jangan lupa vote, komentar, dan share ya!

Love, Quennu Taggart.

Middle Of The Night 2 ( COMPLETED ) Where stories live. Discover now