BOOK II
Memutuskan hubungan dengan orang-orang terdekatnya, seorang 'mantan' Chief Excecutif Officer ini bernama Demian Faustian Durya memilih kehidupan serba-serbi dengan wanitanya seorang desaigner ternama bernama Pricillia Setiawan.
Mungkin tak...
Jangan lupa vote & komentar sesudah / sebelum membaca yaa!
Happy reading❤
📎📎📎
" Tidak ada ikatan anak dengan orangtua, berujung henti karna suatu hal. Aku mengerti, namun aku tetap memantau dirimu. "
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
📎📎📎
Hari telah berlalu, pantauan dirinya terhadap putranya sudah termampau jauh dari anak buah yang telah ia berikan pada anaknya. Durya, memiliki sebuah arti yakni tahan lama.
Arti tersebut namun tidak berarti padanya, yang sangat berarti pada dirinya hanya Demian putra satu-satunya kembali dihadapannya dengan tatapan tak bersahabat. Selama ini, Durya meninggalkan bahkan memisahkan dirinya dengan Demian bukan faktor segala hal.
Hanya saja, ia benar-benar memantau keadaan putranya.
" I want you comeback, Son! " rintih Durya, tak sadar air matanya berlinang menyulusuri photo yang ia ambil dari sebuah dinding.
Menginginkan Demian untuk kembali memang tak mudah, buktinya saat ia mengingikan Demian untuk tinggal bersamanya di mansion terbesarnya yang berada di kota Paris. Demian menolaknya mentah-mentah, karena putranya itu--- ia ingin menjalankan segala bisnisnya di bidang perusahaannya yang berada di NewYork.
Selama di New York, Durya tak ingin menampakan dirinya langsung dihadapan Demian. Hanya, dirinya menampakan langsung sebagai pemilik hotel serta appartement Demian sewa behari-hari demi kesenangan duniawinya.
Seseorang menghampirinya, ia mengasihi tahu bahwa putranya memiliki kekasih saat itu bernama lengkap Candy Lolita. Hubungannya termampau jauh, hanya saja Demian masih bermain-main dengannya bahkan dengan wanita lain. Mulai dari situlah, Durya selalu menampakan dirinya secara nyata terhadap Demian, hanya Demian menolak mentah-mentah kehadirannya atas mengikuti campuri atas kehidupannya.
Menghelai napasnya, Durya menyimpan kembali photo putranya seperti semula. Ia berjalan menuju balkon mansionnya, selama di mansion yang megah nan besar ini... Durya hanya mempersiapkan beberapa pekerja dirumahnya, " Sampai kapan Dem, aku tak tahan dengan sikapmu... " lirih Durya, sembari menyalakan pematik rokok untuk menghilangkan rasa stress dalam pikirannya.
Seorang maid berumuran 40 tahun itu menghampirinya sembari membawa minuman-minuman beralkohol yang dipesan Durya, maid itu menyisihkan pada beberapa gelas untuknya.
" Sebaiknya, jangan terlalu banyak terlebih dahulu, Tuan... tidak baik bagi kesehatan Tuan, " ucapnya.
Durya tidak memperdulikan ucapan itu sama sekali, yang ia perdulikan saat kini hanyalah Demian putranya.
