Middle Of The Night 2 | Bagian Tiga - One Those Night ( 2 )

1.2K 39 2
                                    

Sebelumnya aku minta maaf baru bisa update hehe, internet aku baru bener-bener lancar tanpa pakai vpn 😭

Happy reading, jangan lupa di vote sebelum membaca ya❤

📎📎📎

" PAPA!!!"

Mensentak Durya, dengan sangat keras membuat ketiga lelaki berbadan besar itu kembali keseperti semula untuk melihat keadaan. Rupanya mereka bertiga kembali melihat Demian, si badan kurus itu!

Menatap sendu wanitanya, Demian menarik Priciilia kedalam dekapannya yang amat dalam. Membuat Durya berdecih padanya, " Kau berkata padaku, Dem... bahwa aku king drama, rupanya... hal itu telah menurun terhadap anak dari darah kandungku sendiri." cibir Durya, menatap muak terhadap Demian yang tengah mendekap Pricillia.

Pricillia sedikit merenggangkan pelukannya dengan Demian, " Lepaskan aku, aku tidak bodoh seperti kalian fikirkan terhadap diriku!" sentaknya, sambil mengusap bokongnya.

Sedikit terasa nyeri Pricillia rasakan terhadap bokongnya membuat Demian kembali menatap kebencian terhadap Papanya?

" Tubuhmu, apakah baik-baik saja Pricillia? " tanya Demian dengan halus, terhadap wanitanya. Tubuhnya dengan Pricillia serasa sebuah magnet, sempat dipisahkan dengan segala rupa, ya hasil... yakni, keduanya semakin dekat bahkan sangat dekat.

Semenjak Pricillia mendapat surat kabar bahwa dirinya telah di drop out oleh universitasnya, rupanya kabar itu membuatnya hancur secara redup. Hidupnya sudah tidak ada gairahnya seperti biasanya, membuat Demian ketakutan bahwa dirinya takut ada apa-apanya bagi kesehatannya.

Keduanya, menatap sendu.

Demian menatap Pricillia dengan rasa kasih sayang, sedangkan Pricillia menatap Demian dengan penuh rasa kebencian. Hal ini menjadi saksi bahwa, keduanya memang ditakdirkan sebagai manusia tidak memiliki keteguhan dalam jiwanya masing-masing.

" Rasa nyeri apa yang kau rasakan, Pricillia? " tanya Demian, lagi padanya. Membuat Durya, menyaksikannya dengan seksama. Ketiga lelaki berbadan tegap itu, rupanya Durya telah menyuruhnya kembali keluar untuk mengawasinya.

" Jadi, wanita ini yang membuat aku membeli gedung ini dengan harga yang setinggi langit? " tanya Durya, dengan nada sedikit menjengkelkan bagi Demian.

Ralat, bukan sedikit. Bahkan, melebihi dari kata banyak.

Pricillia, mencoba mencerna sebuah ucapan lelaki tua itu pada putranya? Oh, rupanya, Demian putra lelaki tua yang ada dihadapannya? Lalu, kenapa ia tadi menyebutnya bahwa dirinya membuat dirinya membeli appartement ini untuknya? Ya Tuhan, ia tidak mengerti sama sekali apa maksudnya.

" Bukankah itu sering kali kau ucapkan terhadapku, Sir?" balasnya dengan santai, lalu ia menarik lengan Pricillia dengan halus menuju keluar dari gerapan lelaki tua itu baginya.

📎📎📎

Menarik dari kejauhan untuk menjauh rupanya tak mudah, baginya. Baru pertama kali, ia mencoba menjauh tanpa membawa apapun atas nama asset pribadinya ternyata tidak ada apa-apanya sama sekali.

Mengendus untuk menghirup nafas segar, dimalam hari sangatlah kenikmatan baginya. Biasanya, di jam-jam seperti ini Demian mulai berkeliaran di dalam dunianya yang sangat indah. " Cukup, Sir! " Pricillia dengan napas terengah-engah ditengah kota ini, ia mencoba melepaskan genggaman dari pria gila sepertinya!

Bukan sepertinya, pria ini benar-benar gila! Sejak dirinya mengajaknya keluar dari si pria tua itu, ia mengajaknya lari secepat dan sejauh mungkin. " Kau, lelah? " tanyanya, sambil menyipitkan terhadap wanitanya.

Pricillia tidak mengrubis pertanyaan itu, " Kau tidak menjawab pertanyaanku, berarti jawabannya benar? Right? " tetap tidak bergeming sedikit pun, Demian membawanya kesebuah halte bus umum menuju sebuah bandara yang telah ia booking dari siang hari tadi.

" Tubuhku melebihi dari tubuhmu, lepaskan aku... biarkan aku berkutat diudara bebas di malam hari ini, Sir! " geram Pricillia terhadap Demian, namun... pria itu sangat kokoh atas pendiriannya. Ia tetap membopong tubuhnya kesuatu tempat yang akan dituju oleh keduanya.

Sebenarnya Pricillia tidak tahu, bahwa Demian ingin membawanya entah itu kemana. Pria itu memilih diam saat membopong tubuhnya, sekiranya Pricillia manusia. Ia ingin mengetahui apa yang difikirkan oleh pria psikopat itu, menurutnya?!

" Turunkan aku, pria gila! " sambil menepuk bahunya dengan sekuat tenaga, rupanya Demian membawanya kesuatu bus umum. Ah, pria ini... untuk apa ia mengajaknya, untuk menaikinya? Cih, demi Tuhan... apakah pria ini sedang menunjukan bahwa dirinya seorang pria ideal dan idaman untuk wanita sepertinya? Ya, Lord... mimpi saja dulu kelautan sana!

" Ikuti perintahku, sekali ini saja Pricillia..." ucap Demian, yang berada disebelahnya. Pricillia tidak bergeming, ia lebih baik mencermati malam hari yang sangat cerah di kota New York ini.

Saat disepanjang jalan pun, Demian kembali berceloteh terhadap Pricillia. Namun, ia tetap meresapi bahwa indahnya jika berkeliling New York melalui bus umum ini.

Pria disampingnya, nampaknya ia telah menyiapkan sesuatu tanpa ketidak jelasan.

Menurutnya, walaupun hatinya terasa senang saat menurusi kota New York... tetap saja ada yang kurang, rasa kekecewaan itu mengingatkan bahwa dirinya seorang yang gagal dalam rintangan hidupnya.

📎📎📎

Terimakasih sudah membaca Middle Of The Night 2, sampai ketemu lagi di bab selanjutnya ya❤

More info follow my instagram
1. Annisanuuu
2. QuennuTaggart

Big Love, Quennu Taggart

Middle Of The Night 2 ( COMPLETED ) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora