27. Rahasia Lisa.

Zacznij od początku
                                    

"Ih masa gak tau." omel Lisa, "...ini Jennie kak, pdkt'an nya jaewon haha" goda Lisa.

Jisya menutup mulutnya tidak percaya. "Jaewon ? Hahahahaha jago juga dia pilih cewek.." tawa Jisya menggelegar, dia menyodorkan tanganya depan Jennie. "Halo jen, gue Jisya. Btw ati-ati sama jae dia tuh suka mesum."

"Kalo mesum gue aduin abang gue aja, ya kan bin ?"

Hanbin gelagapan, sedari tadi mata cowok itu terkunci pada Lisa. Panggilan Jennie membuatnya seakan-akan telah menangkap basah perilakunya itu. Pada kenyataanya tak ada yang menyadarinya sama sekali.

Cowok itu mengendikan bahunya asal. Jisya kembali menatap Lisa. "Lis, tau gak sih waktu lo ninggalin club si Juan galau. Dia nyariin lo kemana-mana, kasian gue."

"Club?" serentak manusia yang ada disana bertanya hal yang sama. Semua pasang mata itu kini menatap Jisya dan Lisa bergantian meminta jawaban.

Hanbin menatap Lisa menuntut meminta pe jelasan, sementara Lisa hanya mampu mendesah pasrah dan menatap Jisya lemah.

"Kak Jisya." ringis Lisa.

"Iya club, dulu gue sama Lisa ada di club yang sama. Kita ikut kumpulan Dance Modern gitu, terus sempet kita daftar juga di club Cheerleader cuma beberapa kali latian si Lisa tiba-tiba ngilang." jelas Jisya.

Hanbin semakin tidak mengerti, dia mengerutkan keningnya meminta jawaban lebih jelas dari Lisa. Lisa hanya menggeleng lemah pada Hanbin, cowok itu berdecak dan kembali memainkan ponselnya.

....tapi walaupun Lisa sebentar doang di club Chrerleader itu dia berhasil bikin kapten-kapten basket kelepek-kelepek. Si Juan aja sampe keleyengan nyariin dia haha."

June, Dikei, Chan, Yoyo menatap Bobby, memberikan kode agar Bobby bisa menahan Jisya supaya berhenti mengomel tentang Lisa. Terlebih mimik wajah Hanbin sudah terlihat sangat tidak memgenakan.

.....Gue masih ada kontak Juan Sa, lo masih sendiri kan ? Sini nomor lo biar gue kasih Juan, tuh anak-"

"Sayang, cowok depan Lisa itu pacarnya Lisa."

"Hah ?" kaget Jisya dan menutup mulutnya seraya menatap Hanbin tidak enak. "...iii maaf, gak maksud gue bin. Gue kira lo masih sama Danah." cicit Jisya yang langsung dibekep oleh Bobby.

"Perang lagi nih ?" sindir June.

"Gue beli kopi dulu buat nemenin nonton sinetron tersanjung." celetuk Chan.

"Gue jadi wasit aja dah." ujar Dikei dengan kekehan.

Sementara Rose dan Jennie hanya sibuk menahan tawanya seraya menggoda Lisa dengan kerlingan jahilnya.

"Bin-"

"Jadi lo dulu ikutan begituan ?"

Lisa mengangguk.

"Terus kenapa lo datang kesini dengan kacamata tebel tanpa makeup like a innocent girls ?"

"Ya karena memang aku gak bisa baca kalo gak pake kacamata." jawab Lisa enteng.

"Gak minat ikutan begituan lagi ?"

"Enggak kok."

"Kenapa ?"

"Bin." Rengek Lisa.

Hanbin tersenyum simpul. "Seminggu lo gak keliatan batang idung, kemaren lo tiba-tiba pergi karna cemburu gak jelas dan sekarang gue denger fakta lo tuh gak culun-culun amat. Terus nanti apa lagi sa ?"

"Bin, kemaren beneran gue kesel lo nyuruh gue nginep tapi giliran Danah telpon lo iyain dan lo mau nemuin dia. Maksudnya lo mau ninggalin gue di basecamp gitu ? Jahat banget."

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz