Chapter 42

176 26 3
                                    

Terlalu lama menghilang~~ maafkeun kusibuk dengan aktivitas real life

so let's continue~~



❝Do you think i'll give up that easly? Heh, think again, cause i'm not that weak!❞


~♤♡◇♧~


Yuka membuka matanya perlahan, mengerjap-ngerjap sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya, sebelum akhirnya matanya terbuka sepenuhnya. Hal pertama yang ia lihat adalah, langit-langit berwarna putih dengan lampu yang juga mengeluarkan cahaya putih. Bentuknya menyerupai bujur sangkar menempel di langit-langit.

Yuka mencoba mendudukkan tubuhnya, sebelum ia mendengar sebuah suara, "Kau baik-baik saja?" Tanya seseorang dengan nada cemas, membuat Yuka menoleh ke arah sumber suara.

Seorang gadis berkacamata dengan rambut diikat satu tinggi, bertanya. "Aku baik-baik saja," jawab Yuka, membuat gadis berkacamata itu menghembuskan napas lega. Yuka mengedarkan pandangannya sejenak, memastikan tempatnya berada saat ini.

Perasaan ia tadi berada di sebuah tempat seperti koridor, berjalan mengikuti pria penculiknya yang sangat, sangat menyebalkan, ditemani dua bodyguard yang terlihat tidak ramah sama sekali, sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri. Sekarang ini, tiba-tiba saja Yuka berada di sebuah kamar sederhana, dengan nuansa dominan putih. Yuka akan mengatakan kamar ini sangatlah nyaman, jika saja tidak ada pembatas besi di jendela serta pintu yang dilengkapi password, membuat kamar ini terkesan seperti penjara. Atau kamar ini memang penjara?

"Dimana ini?" Yuka memutuskan bertanya. Gadis tadi melangkah mendekati Yuka dengan nampan berisi gelas air putih. Gadis itu menyerahkan air itu, sebelum menjawab pertanyaan Yuka.

"Di kamarku. Tidak tepatnya, sel penjara miliku. Aku tak akan pernah menganggap tempat ini sebagai kamarku," jawab gadis itu. Ada nada marah dan sedih di dalam ucapannya.

Yuka menerima air putih itu dan meminumnya, setelahnya ia kembali bertanya, "Kenapa aku bisa berada disini?"

"Orang itu bilang kau akan tinggal di sini sementara, sampai dia selesai menyiapkan tempat khusus untukmu. Jadi, kau akan tinggal di sini denganku, anggap saja rumah sendiri meskipun tempat ini sama sekali tidak bisa disebut rumah." Gadis itu tersenyum tipis dan kemudian berbalik, hendak meletakkan gelas Yuka di rak gelas di ujung ruangan.

Jika dilihat-lihat tempat ini tidak memiliki dapur dan hanya menyediakan alat makan serta air putih di dalam dispenser, dua buah tempat tidur, dua rak dengan yang satunya lebih mirip lemari dan satu kamar mandi di sudut ruangan.

"Sepertinya kemampuanmu sangat penting dan langka, sampai-sampai orang itu menyiapkan tempat khusus untukmu?" Gadis itu mendekati Yuka kembali dan kali ini duduk di kasur sebelah, -yang Yuka perkirakan adalah tempat tidur gadis itu- menghadap dirinya.

"Entahlah." Yuka mengendikan bahunya, tak tahu.

"Oh iya, namaku Uchida Eri, umur 17 tahun. Karena kita sesama orang spesial akan kuberitahu kemampuanku. Kemampuanku adalah memorized." Gadis itu berucap seraya memperbaiki kacamatanya yang hendak turun, dengan menarik gagang kacamatanya di sebelah kanan.

"Namaku Fujihara Yuka, aku masih 16 tahun. Dan kemampuanku Prekognision," ucap Yuka memperkenalkan diri.

'Tunggu 17 tahun? Berarti dia lebih tua dariku'

Our Secret Ability 『END』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang