Chapter 14

289 35 7
                                    

❝ Meskipun itu hanya mimpi, tapi bukan mustahil kan kalau mimpi itu menjadi kenyataan?




~♤♡◇♧~


"Kau baik-baik saja?" Tanya seorang laki-laki ke pada Yuka.

Yuka yang masih mengumpulkan kesadarannya hanya dapat menatap laki-laki itu, seraya menggenggam kaos yang dikenakan laki-laki itu dengan erat.

'Tunggu dimana ini?'  Yuka membatin kebingungan

Setelah kesadarannya terkumpul sepenuhnya, ia tersentak kaget akan posisinya saat ini yang berada di gendongan seorang lelaki yang tidak ia kenal. Apalagi posisi ini mirip dengan manga yang biasa ia baca, posisi Bridal style.

Laki-laki berambut pirang yang rambutnya berantakan diterpa angin, mata biru laut yang menatap Yuka khawatir, dan keadaan mereka saat ini yang...

'Tunggu, a-aku dan laki-laki ini terbang? Ba-bagaimana bisa?!'

Yuka benar-benar kebingungan. Bagaimana ia bisa berada disini? bagaimana ia bisa terbang dengan laki-laki ini? Lagipula siapa laki-laki ini? Apa yang terjadi?

Pikiran Yuka terus melayang-layang memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, terlebih saat ia melihat ke bawah. Hanya ada hamparan hutan luas dan beberapa pegunungan terjal yang berada di ujung hutan sana. Dan lagi, tempat ini sama sekali tidak ia ketahui.

Menilik dari ketinggian ia dan laki-laki ini dengan tanah dan pijakan dibawah sana, sepertinya cukup tinggi. Bukan, sangat tinggi, membuat Yuka semakin mengencangkan pegangannya pada baju laki-laki itu dan nyaris saja membuat baju laki-laki itu longgar.

Tapi siapa yang peduli baju itu longgar atau tidak, dibandingkan dengan keadaan mereka yang sebentar lagi akan jatuh bebas ke atas tanah tanpa parasut atau apa pun yang dapat menghambat laju gravitasi dan tentu saja dapat membuat mereka jatuh dari atas sini kapan saja!

Yuka menutup mata, takut menghadapi rasa sakit yang akan ia terima ketika menyentuh kerasnya tanah, karena saat ini mereka sudah mulai jatuh ke bawah dari ketinggian yang tak dapat diperkirakan.

Sekilas, tapi Yuka dapat melihat raut wajah laki-laki itu tampak tenang tanpa rasa takut tersirat di wajahnya sebelum Yuka menutup matanya takut.

'Bagaimana dia bisa tenang di keadaan seperti iniii....?!'  Teriak Yuka dalam hati.

Duak

"A-akh...," Yuka meringis, seraya mengelus kepalanya yang terbentur lantai setelah terjatuh bebas dari atas tempat tidur kamarnya.

'Apa itu tadi? Mimpi? Tapi bagaimana bisa terasa sangat nyata,' batin Yuka, seraya mencoba duduk di atas lantai, mengabaikan kepalanya yang berdenyut sakit.

"Yuka kau baik-baik saja?" Panggil ibunya dari luar kamarnya. Sepertinya, ibunya mendengar suara dirinya yang jatuh dari atas tempat tidur. Apa suaranya sekeras itu? Pikir Yuka.

"Tidak apa-apa ibu, Aku baik-baik saja," jawab Yuka, sambil mencoba beranjak berdiri.

"Cepatlah siap-siap, kau tidak ingin terlambat lagi kan? Ibu akan menyiapkan sarapan dulu," ucap ibunya seraya melangkah turun ke lantai satu rumahnya.

"Baiiik!" Yuka pun dengan segera menyiapkan keperluannya untuk ke sekolah, kan bisa gawat jika ia terlambat lagi dan harus melewati pintu rahasia sekolah yang beresiko dan tidak terjamin kemanannya akan ketahuan.

Our Secret Ability 『END』Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ