Chapter 22

204 33 0
                                    

❝Kau pernah dengar? Manusia mengucapkan kata yang berbanding terbalik dengan hati mereka. Dan itu sepertinya berlaku untuk orang-orang yang tak bisa mengungkapkan isi hatinya dengan baik, sama sepertimu❞

~♤♡◇♧~

"Makoto, kau dimana?!" Teriak Yuka memanggil nama adik Suzu, seraya menoleh kesan-kemari mencoba mencari keberadaan Hanako.

Beberapa saat setelah meninggalkan ruangan rahasia tadi, Yuka sudah mencoba mencari Hanako di berbagai tempat, sampai akhirnya ia berakhir disini, di koridor menuju taman sekolah. Meski lama mencari ia tidak mau menyerah, karena menurut perkiraannya, masih ada satu tempat yang belum ia telusuri.

"Ah itu dia!" Yuka segera berjalan menuju taman, begitu melihat keberadaan Hanako yang sedang duduk di pinggir kolam seraya memainkan air yang ada di kolam tersebut.

Seperti dugaannya lokasi yang belum di telusurinya adalah taman sekolah dan benar saja Hanako ada disana.

"Makoto, rupanya kau disini,” ucap Yuka seraya berjalan mendekat ke arah gadis yang tengah memainkan air kolam tanpa mempedulikan kedatangan Yuka.

"Kenapa kau kesini?" Hanako bertanya sinis, tanpa menoleh.

"Mm... Bisa dibilang aku khawatir padamu?" Yuka kemudian duduk di sebelah Hanako.

"Pergilah, aku tidak membutuhkanmu," ucap Hanako sarkas, ia berhenti memainkan air dan menatap Yuka tajam, seolah-olah keberadaan Yuka disini adalah sesuatu yang mengganggu.

"Meski kau bilang begitu, aku tidak akan pergi.”

Baru Hanako hendak protes, Yuka lebih dulu mengutarakan pendapatnya, "Kau pernah dengar? Manusia mengucapkan kata yang berbanding terbalik dengan hati mereka,” Yuka menjeda ucapannya, ia menatap Hanako lembut.

"Dan sepertinya itu berlaku untuk orang-orang yang tak bisa mengungkapkan isi hatinya dengan baik, sama sepertimu."

“Aku yakin bukan itu yang kau inginkan sebenarnya, apa aku benar?" Lanjut Yuka dengan nada bertanya.

Hanako memilih tidak menjawab dan memilih membuang muka, enggan menatap Yuka.

"Kau tahu? Kita memang berbeda, tapi kita tetap manusia. Meski begitu orang lain selalu menganggap perbedaan itu aneh dan akhirnya mengucilkan manusia yang memiliki perbedaan," Yuka berkata lembut seraya menatap langit yang kini mulai menampakkan semburat jingga menandakan matahari akan terbenam sebentar lagi.

"Terkadang sulit, tapi mau tak mau harus kita terima. Yang bisa kita lakukan hanya menerima kenyataan dan..." Yuka menggantungkan ucapannya kala memperhatikan Hanako kembali yang mulai menatap Yuka penasaran, meski tidak sepenuhnya senang akan keberadaan Yuka yang mengganggu waktu kesendiriannya.

"Dan?" Hanako meminta kelanjutan ucapan Yuka yang menggantung.

"Ah, kurasa tidak baik jika aku sebagai orang asing menasehatimu, maafkan aku."

"Hm! Setidaknya kau sadar diri," ucapnya menohok, membuat Yuka benar-benar merasa bersalah.

"Tapi..." Hanako menjeda ucapannya, "Ucapanmu barusan, sepertinya memang dari dalam lubuk hatimu,” lanjutnya.
Hanako mulai beranjak dari duduknya, ia berdiri menghadap Yuka.

"Aku merasa sepertinya kau orang baik, tapi maafkan aku. Aku tipe orang yang tidak mudah percaya pada orang lain, jadi untuk saat ini aku tidak bisa percaya padamu," jawab Hanako terang-terangan seraya melipat tangannya di depan dada.

"Tak apa, aku mengerti kok," balas Yuka ramah. Meskipun Hanako berkata sedikit tajam dan sarkas Yuka tetap dengan sabar menjawabnya dengan ramah dan lembut.
Yuka yakin gadis itu telah melalui banyak hal sampai ia berakhir dengan memiliki sifat seperti ini.

Our Secret Ability 『END』Where stories live. Discover now