Chapter 9

325 47 0
                                    

❝ Aku akan menganggapnya kelebihan yang hebat jika Aku bisa menggunakannya untuk menolong orang lain, meskipun kemampuan itu menggangguku. Karena kau tahu setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung bagaimana kau menilainya.



~♤♡◇♧~


Seorang gadis, tampak berjalan cepat di koridor dan dari kejauhan nampak dua orang siswa tengah mengikutinya dengan sangat hati-hati.

"Cepat sekali dia, sekarang aku tidak heran jika dia bisa bertabrakan dengan seseorang sewaktu-waktu di belokan koridor," ucap Yuka mengingat peristiwa yang dialaminya dengan gadis itu beberapa waktu lalu. Ryota tak banyak bicara mengenai ucapan Yuka, ia lebih memilih fokus berjalan cepat dengan langkah jenjangnya di depan Yuka. Sampai akhirnya gadis itu berbelok diujung koridor, Yuka dan Ryota segera mengikutinya berbelok, namun hal yang tak terduga terjadi.

"Eh? Dia menghilang?" Yuka menoleh ke kanan dan kekiri mencoba mencari keberadaan gadis yang sedari tadi diikutinya. Setelah melewati belokan koridor tadi, tiba-tiba saja gadis itu menghilang, seakan lenyap di telan bumi.

"Sekarang kita harus bagaimana?" Tanya Yuka yang ia tujukan ke Ryota.

"Kembalilah ke kelas," ucap Ryota mengundang tanda tanya, Yuka yakin bukan itu jawaban yang ia inginkan.

"Kembali? Lalu bagaimana denganmu?"

"Aku akan mengatasinya."

"Tapi..." baru saja Yuka hendak protes, Ryota menatap Yuka tajam, seolah-olah meminta Yuka untuk menuruti perintahnya.

"Oke, oke. Tapi kabari Aku jika terjadi sesuatu, Aku kembali sekarang," Yuka akhirnya mengalah sadar bahwa laki-laki datar ini tidak ingin menerima bantahan, selain itu tak ada hal yang bisa ia lakukan disini, jika memang gadis itu benar-benar pergi.

Setelah Yuka pergi dan tak terlihat lagi di pandangan Ryota, laki-laki itu memutuskan bersembunyi di balik belokan koridor yang ia lewati tadi dan bersandar pada dinding di sana, seperti sedang menunggu sesuatu.

"Sepertinya mereka telah pergi," gadis tadi -yang berusaha Yuka dan Ryota ikuti- berucap seraya keluar melalui pintu -yang merupakan pintu ruangan berisi alat-alat kebersihan, hampir menyerupai gudang- yang memang berada tak jauh dari belokan koridor.

Gadis itu tampak bernafas lega sesaat, sebelum seseorang muncul dan berdiri beberapa meter dari tempatnya berdiri.

Tubuh gadis itu menegang, raut wajahnya tersirat jelas ketakutan sekaligus kekhawatiran. Kehadiran Ryota benar-benar tidak disangka olehnya, ditambah lagi raut wajah dingin yang ditampilkan laki-laki itu makin membuatnya merasa terancam.

"A-apa yang k-kau lakukan disini?" Gadis itu tergagap, ia berusaha berani meskipun ketakutan saat ini benar-benar menyelimuti dirinya. Ryota, laki-laki itu hanya diam, tidak ingin menjawab pertanyaan yang dilontarkan gadis itu.

Untuk sesaat keheningan terjadi diantara mereka berdua, membuat gadis itu makin tercekik dengan suasana mencekam. Siapa yang tidak akan merasa demikian? Ketika kau berusaha bersembunyi dari kejaran seseorang tapi seseorang itu menemukanmu dan menatapmu dingin seakan-akan kau telah melakukan kesalahan yang sangat besar, dan sulit untuk dimaafkan.

Diluar dugaan, keheningan itu ditepis dengan adanya Ryota yang mulai berbicara, tapi kata-kata yang dikeluarkannya lagi-lagi membuat gadis itu terkejut bukan kepalang.

"Kau tidak perlu takut akan rahasia kemampuanmu aku sudah tahu, Gadis telepati."


*****OSA*****

Our Secret Ability 『END』जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें