Chapter 16

255 37 8
                                    

❝ Kan sudah kubilang tidak apa-apa. Aku memberitahukan rahasiaku hanya pada orang-orang yang aku percaya dan sejauh ini kau adalah orang kedua yang aku percaya❞


~♤♡◇♧~


"Perhatikan langkah kalian, jalanan hutan saat ini sedikit licin." Seorang pemandu perjalanan tampak memberikan pengarahan di depan rombongan siswa.

Gadis berambut coklat sepinggang tampak berjalan dengan langkah hati-hati serta mencoba mencari pijakan yang tepat disetiap langkah agar kakinya tidak terpeleset. Seperti kata pemandu, jalanan hutan memang sangat licin. Sepertinya hal ini disebabkan karena jalanannya sedikit basah karena embun pagi. Apabila tidak pintar-pintar memilih pijakan, dipastikan kau akan jatuh terjerembab di atas tanah ini.

Yuka memerhatikan sekitarnya melihat pepohonan rindang yang tumbuh sejauh mata memandang. Kebanyakan pohon-pohon yang tumbuh disini adalah pohon pinus dan di bawahnya terdapat berbagai macam jenis rerumputan dan tanaman yang tidak Yuka ketahui jenisnya.

Selama perjalanan di hutan Yuka hanya diam dan tak banyak bicara, sibuk memerhatikan sekitarnya, dan sesekali mendengar ucapan teman-temannya yang membicarakan tentang betapa sejuk dan indahnya keadaan hutan di pagi hari ini.

Pada pagi hari ini, sekolah mengadakan kunjungan ke hutan. Dan Yuka tidak berkelompok dengan orang-orang yang ia kenal, tidak Aki, tidak Nao ataupun Ryota. Ia tidak mengenal siapa-siapa di kelompok kunjungannya kali ini -karena pengelompokkan dilakukan secara acak.

Tapi itu tidak menyurutkan keinginan Yuka untuk menjelajahi hutan yang terkenal akan kerindangan dan hijaunya hutan ini.

Srek, srek

Telinga Yuka menangkap suara asing, Yuka yakin suara itu tidak berasal dari langkah kakinya maupun langkah sepatu teman-temannya yang saat ini sedang berjalan di depannya. Merasa ia tidak begitu mengetahui jalanan dan hutan ini, ia memutuskan untuk mengabaikan suara asing itu.

"Baiklah, kita istirahat 15 menit sebelum melanjutkan perjalanan," ucap sang pemandu, begitu tiba di persimpangan jalan setapak.

Setelah memberikan izin istirahat, pemandu tersebut kemudian berjalan mendekati pos kecil -menyerupai rumah kecil dengan dinding bercat hijau- dan tampak menghubungi seseorang melalui alat komunikasi yang tersedia di pos itu.

Srek, srek, srek

Lagi, Yuka mendengar suara yang sama. Yuka memerhatikan sekitarnya sekali lagi memastikan asal suara tersebut. Para siswa di kelompoknya tampak tidak memedulikan suara asing tersebut, mereka malah asik bercengkrama dan memakan bekal yang mereka bawa sebelum perjalan dimulai.

'Apa itu angin? Tapi suaranya tidak mungkin sekeras itu, Hewan buas? Kurasa tidak. Tidak mungkin di hutan ini ada hewan buas kan?'

Penasaran Yuka mencoba mendengar lebih jelas lagi.

Srek

Cukup sudah, rasa pemasaran Yuka sudah melewati batas. Yuka kemudian beranjak mencoba mencari asal suara tersebut. Mendekat ke arah semak-semak -karena Yuka merasa suara asing itu berasal dari sana.

Meskipun samar, tapi Yuka dapat melihat siluet bayangan seorang laki-laki berambut pirang tidak jauh dari tempatnya berada, menyadari Yuka menatap kearahnya, anak laki-laki itu sontak pergi memasuki hutan, menjauhi Yuka.

'Tidak salah lagi, dia orangnya'

Yuka hendak melangkah maju, namun terhenti. Ia sedikit ragu. Yuka menoleh ke belakang, tempat rombongan kelompok sekolahnya yang masih bersantai dan beristirahat.

Our Secret Ability 『END』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang