Chapter 10

312 46 3
                                    

❝Kau bisa minta tolong, jika perlu bantuan❞


~♤♡◇♧~


"Kenapa kau melakukan ini?!" teriak Akina kepada pria di depannya.

Akina saat ini mencoba mengulur waktu sampai bantuan dari sinyal yang ia kirimkan datang. Ia berharap dengan mengajak pria ini berbicara dapat memperlambat tindakan yang mungkin akan membahayakan dirinya dan juga Yuka. Terlebih Yuka yang saat ini tengah terluka -akibat tendangan yang dilancarkan pria itu tadi.

"Kenapa? Kau bertanya kenapa? Menurutmu?" ucap pria itu disertai seringaian yang mampu membuat bulu kuduk Akina berdiri.

Akina tak mengerti dengan pemikiran pria mesum di depannya ini. Ia hanya mampu terduduk diam seraya memangku kepala Yuka yang saat ini tengah tak sadarkan diri. Akina tak dapat melakukan apapun.

'Fujihara, bertahanlah' batinnya

"Sialan!!" teriak pria itu, membuat Akina tersentak kaget.

Dan Akina lagi-lagi dibuat terkejut akan hal yang dilakukan pria itu setelah berteriak tadi. Pria itu mengeluarkan sebilah pisau yang tadi sempat ditunjukkannya pada Akina beberapa saat yang lalu.

"Padahal aku hanya ingin bersenang-senang setelah keluar dari penjara, tapi kau... kau sudah mengenaliku, tak ada gunanya membiarkanmu disini!" gertak pria itu serta mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah tempat Akina dan Yuka.

Ingin sekali Akina lari dan membopong Yuka pergi dari hadapan pria ini, namun apa daya, ia tak memiliki kekuatan ataupun tenaga untuk melakukan itu. Tubuhnya seolah-olah kaku dan tak mampu ia gerakan. Sirat ketakutan lagi-lagi terpampang jelas di wajahnya. Ia tidak tahu lagi harus melakukan apa pada situasi semacam ini. Berulang kali ia memanjatkan doa agar keajaiban dan sang penolong datang menyelamatkan. 

Pria itu semakin dekat dengan posisinya dan begitu tepat di depan Akina dan Yuka, tanpa basa basi pria itu segera mengayunkan tangannya yang memegang pisau kearah Akina dan Yuka.

"Tidak!!" teriak Akina seraya memeluk tubuh Yuka. Namun, setelah beberapa saat ia tidak merasakan apapun. Ia yakin benar kalau tadi, pria itu mencoba menyerangnya dengan pisau. Tetapi, anehnya ia tidak merasakan apapun. Bahkan rasa sakit atau cairan hangat yang mungkin akan muncul jika tergores pisau itu sama sekali tidak terasa olehnya. Ia kemudian beralih menatap tubuh Yuka, berharap gadis itu juga bernasib seperti dirinya, tidak terluka akibat serangan pisau yang dilancarkan pria itu.

Untungnya tidak terdapat luka atau pun goresan pada tubuh Yuka seperti yang diharapkan oleh Akina. Akhirnya setelah memastikan tubuhnya dan temannya baik-baik saja, ia mendongakkan kepala memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Akina dibuat menganga atas kejadian yang terjadi di depannya. Matanya membulat sempurna. Bagaimana tidak? Pisau yang tadi dipegang oleh pria itu dan yang tadi ia coba hunuskan ke arahnya dan Yuka, tiba-tiba saja terlepas dari tangan pria mesum itu dan malah melayang beberapa meter di atas tanah. Berputar-putar bebas tak tentu arah namun tetap pada ketinggian yang sama.

Bukan hanya Akina, pria itu juga dibuat terkejut sampai-sampai ia termundur beberapa langkah dan terduduk di tanah saking kagetnya. Pisau yang melayang tadi kemudian terpental jauh tanpa ada yang menyentuhnya. Benar-benar terpental begitu saja dari posisi melayangnya.

Sesosok laki-laki tampak berjalan mendekat dari ujung gang sempit, dan kemudian berdiri tepat di depan Akina dan juga Yuka, membuat Akina hanya dapat menatap punggungnya yang terlihat tinggi dari posisinya.

Our Secret Ability 『END』Where stories live. Discover now