Chapter 12

330 39 5
                                    

❝Yah setidaknya aku bisa percaya kepada mereka❞

~♤♡◇♧~

"Apa Yuka akan baik-baik saja?" ucap Akina gelisah.

"Tenang saja, dia akan baik-baik saja, mungkin sekarang lukanya sudah diobati, benarkan Aki? " balas Nao, menenangkan Akina, sembari melihat Aki yang diam termenung, memangku dagunya dengan tangan dan melihat jalanan yang memburam -karena mobil melaju dengan kecepatan sedang- melalui kaca jendela mobil.

Saat ini Aki, Nao dan Akina sedang dalam perjalanan pulang setelah melakukan kesaksian mengenai kasus tiga pria mesum di kantor polisi.

Sekarang pihak kepolisian dengan senang hati mau mengantarkan mereka ke rumah masing-masing setelah keberanian yang mereka lakukan dalam menangkap pelaku kejahatan tersebut -meskipun mereka tidak mengatakan yang sebenarnya.

Aki hanya mengangguk menanggapi perkataan Nao, membuat Akina bernapas lega.

"Apa kau masih ingat bagaimana kronologis kejadian saat Yuka datang dan menyelamatkanmu?" Tanya Aki serius, kini ia tak lagi melihat daerah luar mobil, melainkan sekarang menatap Akina yang tampak diam berpikir.

"Kalau tidak salah, dia datang tiba-tiba, kemudian tanpa basa basi langsung memukul salah satu dari ketiga pelaku dengan tongkat baseball sampai pingsan. Lalu setelahnya memukul pelaku satu lagi bertubi-tubi sampai tak berdaya. Tapi pelaku yang tersisa malah menyerangnya sampai ia tak bisa melawan,” terang Akina mengingat kejadian yang baru saja dialaminya beberapa jam yang lalu.

Aki tampak mengangguk mengerti dengan penjelasan Akina, sedangkan Nao? Tercengang.

"Yuka ternyata memiliki sisi yang menyeramkan," ucap Nao tanpa sadar.

"Seorang gadis memang bisa sangat berbahaya jika mereka dalam keadan terancam," ucap Aki tenang, yang direspon tatapan ngeri dari Nao. Aki kemudian mengalihkan pandangannya menghadap ke depan tampak memikirkan sesuatu.

"Bukankah ini aneh?" Aki menoleh ke arah Nao meminta tanggapannya.

"Kurasa begitu, dia bertindak seolah-olah tahu situasinya. Bahkan ia sudah mempersiapkan senjata yang..." ucapan Nao terhenti saat ia baru mengingat sesuatu yang menurutnya sangat penting.

"Tunggu... Tongkat baseball? Kurasa tongkat itu adalah tongkat yang ia pinjam padaku tadi sore saat aku latihan."

"Pinjam?" tanya Aki mengerutkan alisnya, bingung.

"Benar, selain itu ia juga sempat meminjam benda yang sama kemarin dan sepertinya Ryota yang mengembalikannya," jelas Nao.

"Sebenarnya ada hal yang membuatku sedikit bingung," Akina mencoba masuk ke percakapan mereka berdua.

Nao dan Aki menatap Akina memintanya mengutarakan pendapatnya.

"Saat pagi tadi ada seseorang yang mengikutiku, sepertinya Yuka juga termasuk dari dua orang itu selain laki-laki itu. Aku tak pernah memberitahukannya kemana aku akan pergi, atau lewat mana aku akan pulang, bahkan kami baru berkenalan tadi pagi. Dan hal yang membuatku bingung adalah bagaimana Dia bisa tahu kalo Aku ada di gang sempit itu? Sedangkan jalan itu baru pertama kali aku lewati."

"Benar juga, ini sedikit janggal," ucap Nao.

"Jangan-jangan yang di katakannya benar..." gumam Aki.

"Akina, itu kan namamu? " Tanya Aki -sebelumnya ia sempat mendengar nama gadis itu saat di kantor polisi tadi saat mereka menanyakan namanya.

Our Secret Ability 『END』Where stories live. Discover now