Chapter 36

173 28 0
                                    

“Ja-jadi se-senpai...” Yuka tergagap seraya menunjuk Ichiro dengan tangan bergetar, dan Ichiro hanya membalas dengan senyum kecil yang terpatri di wajahnya.

“Mari kesampingan dulu tentang Ichiro senpai. Dia adalah salah satu orang spesial, jadi tidak masalah jika ia mengetahui informasi ini.” Ryota memberitahu, setelah sekian lama terdiam. Semua orang kembali fokus dan tidak mempertanyakan perihal Ichiro lagi.

“Ya, kurasa kau benar,” Aki menyetujui, “Lalu masalah Makoto Hanako.” Aki berjalan mengambil sebuah peta kecil yang tergulung rapi di sudut rak buku di ruang club dan membukanya, meletakannya di atas meja.

Peta itu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, mungkin hanya seukuran seperempat meja, namun dapat dilihat dengan jelas, serta mampu menampilkan denah kota mereka secara keseluruhan.

“Sebelum Akina mengantar pulang Makoto Suzu, kami sempat menanyai perihal hilangnya Hanako, menurut perkiraanku,” Aki menunjuk sebuah tempat pada peta yang bertuliskan SMP Jousei tempat Hanako bersekolah, kemudian Aki melanjutkan, “Ia mengatakan kalau mereka berpisah setelah berjalan kurang lebih 10 meter dari sekolah, jadi kemungkinan besar di jarak ini,” Aki tampak membuat lingkaran di atas peta, di mana pusatnya adalah SMP Jousei dengan jarinya.

“Dan dia juga sempat mengatakan kalau Hanako sempat berhenti sejenak sebelum memutuskan membeli minuman sendirian.” Yuka menambahkan, berdasarkan apa yang ia dengar sebelum Akina mengajak Suzu untuk menenangkan diri di rumah.

“Apa yang membuat dia memutuskan membeli minuman tiba-tiba tanpa mengajak kakaknya?” Aoki bertanya seraya menyentuh dagunya, berpikir.

“Apakah itu berarti dia memiliki urusan yang mana halnya dia tak ingin melibatkan kakaknya? Jika iya, mungkin aku akan melakukan hal yang sama,” ucap Nao memberikan pendapat. Semua orang di ruangan itu menoleh menatapnya.

“Ma-maksudku memberikan alasan membeli minuman. Dengan begitu aku akan memiliki kesempatan untuk pergi atau memiliki waktu sendiri untuk menyelesaikan urusan itu,” koreksi Nao.

“Benar juga, kalau begitu itu artinya...”

“Kemampuannya aktif saat itu,” simpul Ryota, sekaligus melanjutkan kalimat Aki. Mereka serempak menatap Ryota, dan menyetujui ucapan laki-laki itu.

“Kalau begitu, kemampuannya aktif, tapi kenapa bisa Hanako menghilang? Bukannya Aki sudah melarangnya untuk mencari orang spesial? Dan hanya di perbolehkan memberitahu info itu hanya pada kami saja?” Kali ini Yuka bertanya, masih bingung.

Ryota kembali mengeluarkan suaranya, “Dia pasti ingin menyelidiki kemampuan orang itu untuk memastikannya, sebelum memberikan informasi itu.” Ryota kemudian beralih menatap Ichiro, “Ichiro senpai,” panggilnya. “Apa mungkin orang itu...”

Ichiro mengangguk, menanggapi pertanyaan laki-laki datar itu. Ichiro menepak meja dengan tangannya, “Kemungkinan besar gadis itu telah diculik,” ucapnya, membuat hampir semua orang di ruangan itu terkejut bukan main.

Ichiro kembali melanjutkan, “Ini hanya spekulasi pribadiku saja. Jadi untuk memastikannya, aku akan menggunakan kemampuanku.”

“Kemampuan senpai, adalah melihat rekaman kejadian yang terjadi pada suatu benda kan? Itu artinya kita harus mencari sesuatu yang berkaitan dengan hilangnya Hanako.” Yuka memberikan usul seraya mengacungkan jari telunjuknya.

Ia ingat pernah membaca mengenai kemampuan Ichiro sebelumnya di buku bersampul biru tua itu, terima kasih atas rasa penasarannya saat itu.

“Itu artinya kita harus pergi ke tempat hilangnya Hanako, tapi bagaimana caranya?” Aoki bertanya seraya menatap peta yang terbuka di atas meja, mencoba menyusuri daerah yang mungkin bisa menjadi tempat hilangnya Hanako.

“Makoto (Suzu) bilang kalau ia menunggu adiknya di tempat duduk kayu kan? Hanya ada satu tempat duduk yang berjarak sepuluh meter dari sekolah.” Aki kemudian menunjuk daerah yang dimaksud, “Disini.”
“Kalau begitu, kita kesana sekarang,” perintah Ryota, ia kemudian menatap Nao, membuat Nao menatapnya dengan tatapan bertanya.

“Nao, kau tahu apa yang harus kau lakukan,” ucapnya membuat Nao akhirnya menganggukan kepalanya, mengerti.

“Yosh, semuanya, bisakah kalian memegang orang di sebelah kalian,” pinta Nao, kemudian ia melanjutkan, “Kita akan berteleportasi ke daerah itu, di tempat di mana orang-orang tak akan melihatnya.”

Our Secret Ability 『END』Where stories live. Discover now