Chapter 23

239 35 3
                                    

❝Tepukan pelan di kepala oleh tangannya... entah kenapa terasa sangat spesial❞



~♤♡◇♧~

Terdengar ketukan pintu dari arah pintu cokelat nan elegan di sebuah ruangan dari lantai teratas di sebuah gedung.

Mendengar ketukan yang berasal dari pintu ruangannya, seorang pria yang lengkap dengan setelan jas hitam kebesarannya, hanya berbalik, menatap sekilas pintu dan kemudian kembali menghadap ke depan menatap jendela besar yang terpampang di depannya. Seolah-olah keindahan hiruk pikuk kota di kejauhan sana lebih menarik untuk dilihat.

Sang pengetuk pintu memilih memasuki ruangan tersebut tanpa perlu menunggu. Desain ruangan yang elegan, dimana terdapat sofa hitam empuk, meja kaca dan lemari bercat hitam. Dinding yang hampir keseluruhan dilapisi kaca tembus pandang, tidak mengalihkan perhatian atau fokusnya.

Benar, ruangan ini adalah ruangan pemimpin atau atasannya. Selain benda-benda mewah dan berkelas yang ada di ruangan ini, tempat ini juga memiliki ukuran yang cukup luas dengan desain interior yang memukau.

Pria yang awalnya berdiri menghadap jendela, berjalan mendekati mejanya saat sang pengetuk pintu telah berdiri di depan meja kerjanya.

Pria yang juga bersetelan jas yang tidak lain adalah sang pengetuk pintu membungkuk sejenak kepada pemimpin besarnya sebelum memberikan laporannya.

"Katakan apa kau menemukannya?" Pemimpin atau atasan atau bos besarnya itu menatap tajam bawahannya. Ia kemudian duduk di meja kebesarannya dan menunggu laporan dari bawahannya.

"Saya sudah menemukannya Pak," ucap bawahannya seraya menegakkan tubuh, menatap bosnya sebentar kemudian mengulurkan tangannya, memberikan data file yang sebenarnya sedari tadi telah ia bawa untuk diberikan ke bosnya itu. Sang bos menerimanya dan membuka data file itu, seraya sang bawahan memberitahu hal-hal yang berkaitan dengan laporan yang ia dapatkan.

"Kami menemukannya saat ia berada di sekolah SMA Ryuuha," jelasnya.

"Namanya Makoto Hanako, gadis berumur 14 tahun, tahun kedua di sekolah SMP Josei, merupakan anak kedua dari dua bersaudara, memiliki kakak bernama Makoto Suzu. Dari informasi yang didapatkan melalui alat yang Anda buat, ia memiliki kemampuan seperti yang Anda cari dan..." Sang bawahan menjeda ucapannya, mengundang tatapan penasaran dari sang bos besar.

"Teruskan," perintahnya

"Saya berpendapat bahwa kakaknya juga memiliki kemampuan, tapi saya kurang mendengar lebih jelas tentang kemampuannya," ucapnya seraya menunduk, merasa bersalah karena kurang dalam memberikan laporan kepada bosnya itu.

"Biarkan saja."

"Maaf?"

"Biarkan saja, kau tidak perlu mencarinya, yang aku perlukan hanya kemampuan anak ini, cepat atau lambat semua pemilik kemampuan akan aku dapatkan berkat kemampuan anak ini," ucapnya disertai senyum miring yang menghiasi wajah liciknya.

Sang bawahan hanya menatap cemas ke arah sang bos. Bukan, bukan mencemaskan sang bos melainkan mencemaskan sang anak yang kini mungkin menjadi target sang bos. Jika anak yang ia cari telah ditargetkan dan bosnya yang tersenyum miring seperti itu, maka... Hal buruk bisa terjadi kapan saja kepada anak itu.

"Tugasmu sudah selesai untuk saat ini. Tugas selanjutnya akan kuberitahu secepatnya, kau boleh kembali," ucap sang bos menyuruh sang bawahan kembali.

"Baik Pak," ucap sang bawahan seraya berlalu pergi keluar dari ruangan itu.

Meski ruangan itu luas dengan suhu serta tekanan udara yang cukup, entah kenapa sang bawahan merasa sesak di dalam sana, ketika memikirkan pria yang merupakan bosnya mungkin akan melakukan tindakan yang dapat membahayakan keselamatan anak bernama Hanako tadi.

Our Secret Ability 『END』Where stories live. Discover now