Chapter 39

161 31 2
                                    

“Haaaa?!” Akina berseru tidak percaya, membuat orang-orang yang sedang duduk santai maupun orang-orang yang sedang berjalan di dekat kedai kopi di pinggir jalan berhenti demi melihat Akina yang berseru tiba-tiba.

Akina yang baru sadar tindakannya mengundang perhatian banyak orang hanya tersenyum kikuk, seraya kembali berbicara pada seseorang di telepon, melanjutkan pembicaraannya.

“Kau serius sedang tidak ada di kota ini? Nakano? Aoki? Dan Harada juga?”
Jeda sejenak sebelum seseorang di seberang telepon menjawab, “Iya, kami baru berangkat tadi setelah pertandingan, ini darurat dan sangat penting.”

“Matsuda kau harusnya memberitahuku sebelumnya, jika ini memang berkaitan dengan Hanako dan juga Fujihara, aku juga akan ikut!” Ucap Akina, seraya melirik sekilas Suzu yang duduk gelisah di depannya. Wajahnya sama sekali tidak tenang, ia terlihat khawatir.

Tentu saja, ia khawatir, adik satu-satunya telah diculik dan tidak diketahui kabarnya, belum lagi temannya Fujihara juga diculik tidak lama setelah adiknya.

“Sudah kubilang keadaannya darurat, aku tak sempat memberitahumu-“

“Kalian berada dimana sekarang?” Akina segera memotong ucapan Aki -nama marga Aki adalah Matsuda- dengan pertanyaan.

“Di Desa Nori.”

“Aku akan kesana, Suzu kau ikut?” Akina bertanya pada Suzu yang dijawab anggukan pasti darinya. Dia tahu Akina bertanya mengenai hal yang berkaitan dengan adiknya dan Yuka.

“Baiklah, aku dan Suzu akan kesana sekarang juga, kirimkan lokasi kalian yang lebih akurat ketika aku sampai disana!”

“Hei, tung-“ belum selesai ucapan Aki di telepon, Akina telah menutup ponselnya secara sepihak. Jelas sekali dia tidak ingin tindakannya ini dicegah apalagi dibatalkan, sudah terlambat untuk itu. Ia akan menyelamatkan Hanako dan juga Yuka, temannya yang telah menolongnya tempo hari bagaimana pun caranya.

“Suzu, kita berangkat sekarang ke Desa Nori!” Ucap Akina mantap seraya beranjak dari tempat duduknya di kursi kedai.

“Desa Nori? Itu kan...” Akina mengangguk, “Kita bertemu di stasiun setelah 30 menit, oke?”

“Dan jangan pernah katakan pada siapa pun kalau kita akan pergi menyelamatkan Fujihara dan Hanako, misi ini sangat rahasia,” ucap Akina seraya meletakkan jari telunjuk kanannya di depan bibir.

“Tentu saja, aku akan menyelamatkan mereka bagaimana pun juga,” jawab Suzu mantap.


***OSA***


Akina pulang ke rumah dan segera menyiapkan barang-barang keperluannya. Neneknya -yang sedang berada di dapur dan menyadari kedatangan Akina- segera datang menghampiri.

“Hm? Rin, tidak jadi ke rumah teman?” Tanya neneknya. Akina menggeleng, “Ada yang lebih darurat Nek, aku akan pergi ke...” ucapan Akina terhenti sejenak. “Ke rumah teman yang agak jauh, dia mengadakan pesta ulang tahun dan aku harus datang, sepertinya akan sampai menginap, tidak apa-apa kan aku ikut?” tanya Akina pada neneknya meminta izin. Sedikit berbohong, meskipun fakta ke tempat yang ‘agak jauh’-nya memang benar.

“Rin besok libur kan? Sepertinya tidak apa-apa,” ucap neneknya mengizinkan.

“Terima kasih Nek, kalau begitu aku akan bersiap-siap!” Akina segera berlari menuju kamarnya.

‘Maaf nek aku berbohong,’ batin Akina sedikit menyesal. Akina tak punya pilihan, ini untuk menolong temannya.

Akina mulai menyiapkan perlengkapannya. Dan setelah semuanya selesai, Akina beralih mencari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting dan harus ia temukan sebelum dirinya berangkat.

Our Secret Ability 『END』Where stories live. Discover now