Chapter 6

409 41 1
                                    

❝Apa kau baik-baik saja? Kalau kau ada masalah, kau bisa ceritakan padaku, aku siap mendengarkan❞

~♤♡◇♧~



Yuka duduk termenung di kursinya, memikirkan hal-hal yang mengganggu pikirannya selama ini. Dan ketahuilah Yuka merenung disaat yang tidak tepat karena ia merenung disaat semua siswa tengah fokus memperhatikan pembelajaran bahasa Inggris yang dibawakan oleh Peter-sensei.

Guru asal Inggris itu jauh-jauh datang kemari untuk mengajar di sekolah ini. Pembawaannya yang tegas serta sifatnya yang ramah dan metode pengajarannya mudah dimengerti membuat para siswa merasa nyaman ketika diajar olehnya. Ditambah lagi paras wajah Peter-sensei yang cukup lumayan, membuat para siswa kaum hawa dikelas tidak henti-hentinya menatap kearahnya.

Namun, semua hal itu seolah-olah tidak dipedulikan oleh Yuka yang kini masih termenung, berpikir.

'Apa yang bisa kulakukan untuk menyelamatkannya? Jam empat lebih empat puluh lima menit...' Yuka benar-benar bingung, mengingat tentang kemampuannya yang aktif kemarin membuatnya harus memikirkan cara untuk menyelamatkan gadis itu dari tiga pria mesum yang mungkin saja akan mengincarnya nanti sore.

Yuka memainkan pensilnya, menggulirkan ke depan kemudian kebelakang berulang kali, sampai terbesit sebuah ide yang menurutnya bisa membantunya.

'Apa aku gunakan cara itu saja kah?'

"Fujihara Yuka!"

Panggilan dengan nama lengkapnya sontak membuat Yuka kaget dan refleks berdiri dari bangkunya. Membuat Yuka menjadi pusat perhatian satu kelas.

"I-iya, sensei?" jawab Yuka seraya memerhatikan takut-takut raut wajah Peter-sensei yang sedikit kesal karena Yuka yang telah berani mengabaikan pembelajaran yang dibawakan olehnya.

"I know you are still new here, but I think you have to pay attention on what i explain in front of the class," ucap Peter-sensei dengan logat bahasa Inggrisnya yang khas. Memang tipikal Peter-sensei yang mencoba menegur siswanya dengan bahasa Inggris. Hampir seluruh siswa yang diajar olehnya mengetahui hal tersebut, kecuali untuk siswa baru seperti Yuka, tentu saja.

Untunglah Yuka cukup mengerti dengan apa yang dikatakan sensei-nya itu. Namun kesalahan yang ia perbuat tentu cukup memalukan, apalagi di depan teman-teman kelasnya yang tergolong masih baru baginya.
Yuka hanya menunduk dalam, menyadari kesalahannya sampai mampu membuat dirinya ditegur.

"Sorry sir," ucap Yuka pelan.

"Okay, I forgive you, from now on please pay attention. Now have a sit," setelahnya Peter-sensei kembali melanjutkan kegiatan pembelajarannya yang tertunda, membuat seisi kelas kembali fokus ke pembelajarannya.

Yuka kembali duduk dan menghela nafas pelan seraya mengambil buku dan membuka halamannya, mencoba memfokuskan dirinya ke pembelajaran. Tanpa ia sadari seorang laki-laki di belakangnya tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

*****OSA*****

Yuka mengaduk-aduk nasi gorengnya tanpa minat memasukkan makanan itu ke mulutnya. Suasana kantin seperti biasa ramai, namun hal itu seperti tidak memengaruhi Yuka sedikit pun. Bahkan aroma nasi goreng yang menggoda tidak mampu membuat sendok yang Yuka pegang bergerak untuk menyendok makanan itu ke mulutnya.

"Yuka, kenapa kau tidak makan?" tanya Aki khawatir, seraya menghentikan makannya dan menatap sahabatnya yang duduk di sebelahnya.

Aki diam, menunggu jawaban dari temannya yang terlihat banyak pikiran, bahkan sepertinya Yuka tidak mendengarkan perkataannya barusan karena pertanyaannya tak kunjung dijawab oleh gadis berambut coklat sepinggang itu.

Our Secret Ability 『END』Where stories live. Discover now