47

2.4K 202 8
                                    

Pukul 08.00, motor sport Jeno yang dikendarai oleh Jaemin melesat di keheningan malam. Jaemin menggenggam stang motornya dengan kuat. Ia ingin cepat-cepat menghajar Hyunjin karena, sudah menyeret Alendra dalam masalah ini.

Tak henti-hentinya Jaemin memikirkan keadaan Alendra saat ini. Mungkin saja saat ini gadis itu sedang ketakutan. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Alendra, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Jaemin masih merasakan rasa sakit di perut kirinya. Jeno benar, tidak seharusnya Jaemin kesana sendirian. Jika saja Jeno tidak memukulnya mungkin saja nanti sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya. Karena menurut Jeno di tempat itu, Hyunjin pasti tidak sendirian.

Flashback on

"Lebih baik lo bikin rencana dulu. Gue sama yang lain bakal bantuin lo."

"Lo gak bisa gegabah gitu aja,"

Perkataan Jeno membuat Jaemin terdiam. Jeno ada benar nya juga. Lebih baik ia tidak gegabah untuk datang ke tempat itu seorang diri.

"Hana, mending lo keluar dulu. Gue ada urusan sama Jaemin." Jeno menatap tajam ke arah Hana.

"Gak! Jaemin gak boleh pergi," tukas Hana.

"Lo baru sadar Jae." lanjut gadis itu sambil menatap Jaemin.

"Lo siapa? Lo ada hak buat ngelarang gue?" balas Jaemin.

"Jaemin gue kan-"

"Lo mending keluar sekarang, atau gue keluarin lo pake cara kasar?" timpal Jeno.

Ucapan tajam Jeno sukses membuat gadis yang sedari tadi memerhatikan pertengkaran Jeno dan Jaemin terpaksa keluar dari kamar inap itu.

"Sekarang lo mau nya gimana?" tanya Jeno.

"Yang pasti gue harus pergi ke tempat Hyunjin." tukas Jaemin penuh penekanan.

"Lo udah ada rencana?"

Jaemin mengangguk. "Gue ada rencana, tapi lo harus terima usulan gue."

"Apa rencana lo?"

"Hyunjin gak mau gue bawa orang lain apalagi polisi. Jadi, gue bakal datang kesana sendirian. Kalau gue belum keluar dari tempat itu setelah 1 jam, lo sama yang lain masuk terus panggil polisi secepatnya."

"Lo gila ya? Disana Hyunjin pasti bawa anak buah." Jeno terkejut mendengar rencana Jaemin.

"Lo yakin bisa ngalahin mereka semua dalam keadaan lo yang kayak gini?" lanjut Jeno.

"Iya gue yakin."

"Kayak gue bilang tadi, kalo seandainya gue gak keluar lebih dari 1 jam. Lo sama yang lain masuk terus telefon polisi."

"Lo serius mau ngelakuin hal ini?"

Pertanyaan Jeno dibalas dengan anggukan Jaemin. Kemudian Jeno melempar kunci motornya ke arah Jaemin. Dengan cekatan, Jaemin menangkap kunci motor itu.

"Thanks bro." Jaemin menepuk pundak Jeno, lalu berlari keluar dari kamar inapnya menuju parkiran motor. Setelah menemukan motor Jeno, Jaemin melajukan motor itu lalu segera pergi ke tempat Hyunjin membawa Alendra.

"Tunggu aja lo Hyunjin. Kalo sampai lo ngelukain Alendra walau sehelai rambut pun. Lo bakal habis di tangan gue."

Flashback off

Jaemin memberhentikan motornya lalu melihat ke arah sebuah rumah tua. Matanya menghitung jumlah orang yang menjaga di halaman rumah itu. Ada 2 orang penjaga disana.

Jaemin menunggu beberapa saat hingga 2 orang penjaga itu seperti tengah mengobrol. Jaemin jalan memutar untuk mencari celah dimana ia bisa menyerang salah satu dari mereka. Setelah mendapat kesempatan yang bagus, Jaemin mengendap-ngendap mendekati mereka.

INVOLUNTARY | NA JAEMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang