33

2.4K 245 10
                                    

Setelah bel berbunyi, seperti biasa Jaemin dan teman-temannya pergi ke kantin.

"Gue sama Haechan mau pesen makanan, kalian pada mau pesen apa?" tanya Renjun pada teman-temannya ketika sudah duduk di kursi kantin.

"Gue mau roti bakar," ucap Jisung.

"I want friend rice," ucap Mark.

"Gue apa ajalah, tapi jangan pedes," ucap Jeno.

"Gue burger sama soft drink." kata Chenle.

"Gue samain kayak Jisung. Terus gue nitip susu cokkat." ucap Jaemin.

"Pagi pagi udah minum soda aja." komentar Haechan pada Chenle.

"Hehe sekali sekali. Lagian kan gue jarang minum soda," kata Chenle yang tersenyum hingga menunjukan gigi putih miliknya. Setelah itu Haechan dan Renjun pergi untuk memesan makanan.

Jaemin merogoh saku celananya tapi ia tidak menemukan benda yang ia cari. Jaemin mencoba untuk mengingat tempat terakhir kali ia menyimpan ponselnya.

"Lo kenapa Jae?" tanya Jeno saat melihat Jaemin sibuk merogoh saku celananya.

"Hp gue gaada." jawab Jaemin.

"Di kelas kali."

"Iya deh kayaknya. Kalo gitu gue ke kelas dulu bentar."

Jeno mengangguk lalu Jaemin beranjak dari kursinya untuk mengambil ponselnya yang kemungkinan ada di dalam kelas.

Jaemin berjalan di sepanjang koridor menuju kelasnya. Ketika Jaemin hendak masuk ke dalan kelas, langkahnya terhenti karena melihat Alendra dan Minju berada di dalam kelas. Sepertinya Alendra dan Minju sedang membicarakan sesuatu. Jaemin memutuskan untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Hyunjin nembak gue,"

"APA NEMBAK LO?!"

"Sstt... Kecilin suara lo ntar ada yang denger,"

"Oke."

"Terus lo terima?"

"Gue tolak,"

Terukir senyum kecil di bibir Jaemin. Jaemin senang karena mendengar jawaban Alendra. Jaemin tidak jadi mengambil ponselnya yang berada di kelas. Akhirnya Jaemin kembali ke kantin.

"Udah ngambil hp nya?" tanya Jeno ketika melihat Jaemin hendak duduk di kursi kantin.

"Gak jadi. Tadi gue ke toilet, gak ke kelas." jawab Jaemin.

"Noh noh makanan dateng." ucap Chenle.

"Bantuin woy, berat nih." Haechan dan Renjun datang membawa makanan yang sudah di pesan teman-temannya.

Mark dan Jisung beranjak dari kursi lalu membantu Haechan dan Renjun. Ketika makanan sudah sampai di atas meja, Jaemin dan teman-temannya langsung memakan makanan sesuai pesanan masing-masing.

---

Bel pulang sudah berbunyi kencang. Suasana kelas menjadi ramai, semua siswa membereskan tasnya lalu segera pulang. Begitupun Alendra yang saat ini sedang memasukan buku buku nya ke dalam tas.

"Len, hari ini lo sibuk gak?" ucap Jaemin saat melihat Alendra yang sudah selesai membereskan tas nya.

"Enggak tuh, kenapa?"

"Gapapa, nanya aja."

"Ohh."

"Yuk pulang." ajak Jaemin.

Alendra mengangguk. "Minju gue duluan ya." ujarnya lalu melambaikan tangannya pada Minju.

"Iya, hati hati ya."

Jaemin dan Alendra berjalan beriringan menuju parkiran. Setelah sampai di parkiran, Jaemin memakai helm fullface nya sedangkan Alendra menaiki motor merah Jaemin. Kemudian Jaemin menyalakan mesin motornya lalu melajukan motornya.
Motor Jaemin memecah jalanan sore ini. Saat diperjalanan, Alendra heran karena ini bukanlah jalan menuju rumahnya.

"Jaemin, kita mau kemana?" tanyanya.

"Gue mau ngajak lo ke suatu tempat, gapapa kan?"

"Oke."

Setelah beberapa menit di perjalanan, motor Jaemin berhenti di sebuah danau yang sangat indah. Membuat Alendra membulatkan matanya saat melihat keindahan danau di sore hari.

"Ayo turun." ucap Jaemin.

Alendra turun dari motor Jaemin lalu pergi mendekati danau diikuti dengan Jaemin yang berada di belakangnya.

"Jaemin, ini pemandagannya bagus bangett." ucap Alendra tersenyum senang.

"Lo tau dari mana tempat sebagus ini?" tanya Alendra.

"Dulu waktu masih jadi vampir, gue sering kesini." jawab Jaemin.

"Sendirian?"

"Iya."

"Makasih ya udah bawa gue ke tempat yang seindah ini."

"Iya sama sama." Jaemin tersenyum saat melihat Alendra senang.

Sepasang mata coklat terang memandang keindahan danau di sore hari. Sesekali angin sepoi sepoi membelai rambut panjang hitam Alendra membuat beberapa helaian rambut gadis itu menutupi setengah wajah cantiknya. Alendra menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajahnya ke belakang telinganya. Udara sejuk di danau membuat perasaannya tenang.

"Len, gue mau ngomong sesuatu sama lo." Jaemin menatap mata coklat terang Alendra.

"Mau ngomong apa?" tanya Alendra yang membalas tatapan Jaemin.

"Mungkin selama ini gue bukan temen yang baik buat lo. Gue mau lo kasih gue kesempatan buat jadi orang yang bisa bikin lo terus bahagia."

Alendra menyimak apa yang Jaemin katakan. Alendra tidak mengerti apa maksud Jaemin. Ia berfikir apakah maksudnya Jaemin akan menjauh darinya?

"Gue pengen jadi sesuatu yang indah di hati lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Jaemin sambil memegang kedua tangan Alendra. Ya Jaemin baru saja menyatakan perasaannya pada Alendra.

Alendra terdiam sekaligus terkejut dengan pernyataan Jaemin barusan. Alendra seperti ingin berteriak betapa bahagianya ia saat ini.

"Diem nya cewek berarti jawabannya iya," ucap Jaemin melihat tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Alendra.

"Kata siapa?" tanya Alendra.

"Kata gue barusan." jawab Jaemin.

"Sok tau lo,"

"Enggak deh, gue tau dari buku pelajaran pak Chen,"

"Halaman berapa?"

"Halaman 17 tentang keputusan gue buat nembak lo dan keputusan lo buat nerima gue,"

"Ada-ada aja deh." Alendra terkekeh mendengar jawaban Jaemin.

"So, do you wanna be my girlfriend?"

"Iya."

Jaemin tersenyum mendengar jawaban dari Alendra. Kemudian Jaemin menarik Alendra ke dalam pelukannya lalu mengusap pelan pucuk kepala gadis yang sekarang sudah menjadi pacarnya itu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Tbc

INVOLUNTARY | NA JAEMIN ✔Where stories live. Discover now