22

2.9K 258 19
                                    

"Jaemin, luka lo harus di obatin dulu."

"Gausah lebih baik lo istirahat, gue bisa sendiri." Jaemin tersenyum pada Alendra seolah olah mengatakan dia baik baik saja.

"Gue pulang dulu ya."

"Kalo udah sampe apartemen telfon gue ya."

"Iya."

Jaemin mengendarai motornya meninggalkan rumah Alendra menuju apartemennya. Ketika sudah sampai di apartemen, Jaemin melangkah sambil sesekali meringis kesakitan. Kini Jaemin sudah berada di dalam apartemen nya.

"Arghh." Jaemin jatuh tersandar di dinding.

Jaemin teringat akan cairan itu. Ia mengeluarkannya dari saku jaketnya.

"Gue gak tau kalau gue minum ini bakal berhasil atau enggak. Kalau gagal taruhannya nyawa." batin Jaemin.

"Tapi gue gak bakal tau kalo gue gak coba."

Setelah berfikir lama, Jaemin memutuskan untuk meminum cairan itu. Ia membuka penutup botol. Jaemin meminum cairan itu dengan mata tertutup. Jaemin meminum cairan itu hingga tetesan terakhir. Tak lama setelah itu, Jaemin merasa panas di sekujur tubuhnya. Kulitnya terasa terbakar. Sesekali Jaemin berteriak, rasanya sangat sakit. Seperti ia baru saja melanggar semua aturan vampir.

Drrtt  drrtt

Ponsel Jaemin bergetar. Jaemin berusaha meraih ponsel nya yang tergeletak di atas meja. Namun Jaemin sudah tak sanggup. Tenaganya sudah terkuras. Jaemin meringkuk kesakitan. Jaemin sudah tidak sanggup mengangkat tubuhnya lagi. Lambat laun pandangan Jaemin mulai kabur, lalu semakin gelap, dan akhirnya semuanya menjadi gelap.

---

Berkali kali Alendra menelepon Jaemin, tapi Jaemin tak kunjung mengangkatnya. Alendra merasa cemas, takut jika ada suatu hal yang menimpa Jaemin.

"Dek, lo kenapa sih daritadi gue liat lo kayak panik gitu?" tanya Minhyun penasaran melihat tingkah adiknya yang daritadi terus menelepon seseorang.

"Jaemin kak."

"Kenapa sama Jaemin?"

Alendra bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin ia memberitahu kakaknya bahwa ia dan Jaemin pergi ke sebuah gedung untuk mencari cairan.

"Kakak tanya malah melamun."

"Eng–Jaemin gak ngangkat telfon gue."

"Coba aja telfon sekali lagi."

Alendra mengangguk lalu menekan nomor ponsel Jaemin.

"Jaemin, lo kemana sih kok daritadi gue telfon gak diangkat?"

"Halo, ini gue Jeno."

"Loh Jen, Jaemin mana?"

"Jaemin pingsan di apartemen, gue gak berani bawa ke rumah sakit."

Alendra memutuskan telfonnya lalu bergegas mengambil tasnya.

"Mau kemana lo dek?" tanya Minhyun.

Alendra menghiraukan perkataan Minhyun lalu pergi dengan supirnya.

"Gue nanya malah nyelonong aja." Minhyun menggelengkan kepalanya lalu kembali membaca buku yang tadi sedang ia baca.

INVOLUNTARY | NA JAEMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang