[22] Sebuah Kebahagiaan Sederhana

7.8K 1K 139
                                    

Maafin typo:')

~~~

"Left, Nies."

"Silent, nanti kedengeran."

"Gue ambil kuda warna merah."

"Gue kuning."

"Gue hijau."

"Kalo gitu gue k-kuning."

Dennies, Tristan dan Danu menoleh. Tanpa bersusah payah membalikan badan seperti yang dilakukan oleh Tristan dan Danu, Dennies hanya perlu menggeserkan sekilas bola matanya ke arah pinggir, di mana kini Carlo sedang menatap takut dirinya. Dennies dan Carlo duduk di bangku paling pojok, dan di depannya ada Tristan dan Danu yang mengusri Tayo dan Rogi yang awalnya duduk di sana.

"Tugas lo cuman perhatiin Bu Mira yang sekarang lagi ngejelasin materi di depan," Tristan berdecih sambil sekilas menatap Carlo yang duduk di belakangnya.

"Jadi, peristiwa itu yang melatar belakangi ditemukannya hukum Newton…" lupakan suara Bu Mira.

"Kalo semua ikut main, nanti ribet kalo ketahuan," Danu ikut menimpali sambil menekan tombol silent di ponselnya.

Buk!

Dennies memindahkan tasnya ke atas meja, tak lupa jaketnya juga ia letakan di atas mejanya, tujuannya hanya satu; untuk melindungi tangannya yang sedang bermain cantik memainkan kuda di permainan ludo-nya. Iya, mereka bertiga memutuskan bermain ludo, setelah tadi di pelajaran ke-3 mereka menghabiskan waktu bermain talking Tom dan talking Angela milik Kenzie yang ada di ponsel Dennies.

"Udah, diem lo, perhatiin Bu Mira," titah Tristan sambil memelototkan matanya.

"Ayo, kita start."

Dennies mengangguk, kemudian menekan tombol start yang sedari tadi ia tatap.

"Hompimpa dulu lah," Danu berbalik sambil menepuk pelan bahu Tristan. Tristan yang mengerti dengan kode yang diberikan Danu mengangguk, kemudian ikut berbalik. Mengabaikan Bu Maira yang sedang menjelaskan di depan sana.
"Gue pertama," Dennies tersenyum bangga.

"Kedua," Tristan tertawa pelan sambil menatap Danu dengan tatapan remeh.

"I am just third, not a loser!"

"Okey, stop it, let's begin this impressive game!"

"Danu, Tristan, Dennies."

Ketiga anak itu diam, kemudian menoleh sambil meringis tipis. Tidak, tamatlah riwayat mereka.

"Sedang apa kalian? Dari tadi Ibu perhatikan kalian ngobrol terus?" oh no, Bu Mira berjalan mendekat ke arah tiga anak itu.

"Apa yang kalian lakukan?!"

Tristan meringis, kemudian menatap Danu, menanggapi itu, Danu menatap sekilas ke arah belakangnya di mana Dennies berada. Mati kita!

"Kalian sedang apa?!"

"Lagi diskusi, Bu," Dennies yang menjawabnya. Seperti biasa anak itu menjawabnya dengan malas, dan tanpa ekspresi sedikit pun.

"Diskusi apa?!"

Danu gelagapan, gawat, pasti Dennies akan menjawab dengan jujur jika mereka mendiskusikan permainan ludo. "Diskusi tentang hukum Newton yang Ibu jelaskan tadi, soalnya saya ada yang belum paham," ia menjawabnya sambil tersenyum lebar. Danu memang ahli dalam berbohong.

"Benar itu?"

Tristan dan Danu mengangguk kompak. "Iya Bu!"

Kali ini, Bu Mira nampak bersidekap. "Coba Ibu tanya, apa bunyi hukum Newton yang Ibu jelaskan tadi?"

DENNIESOù les histoires vivent. Découvrez maintenant