[16] Between Son and his Dad

7.9K 1K 81
                                    


Jadinya hari ini eheh✌

Hepi reding♥

~~~

~~~

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Dua suara motor itu menggema, membelah jalanan sepi yang mereka lewati. Sesekali, untuk terlihat lebih keren dan lebih hebat, Charlie berteriak sambil bergala melepaskan kedua tangannya dari setir motor yang dikendarainya. Dennies pun tak mau kalah, ia bahkan mengencangkan gasnya dengan kencang, kemudian menekan rem depan pada motornya, dan hasilnya, ban belakang motornya terangkat dengan asap dari knalpotnya yang mengepul.

"Wih, saingan berat gue nih," Charlie membuka helm yang dipakainya sambil tertawa pelan.

Menanggapi itu, Dennies ikut tertawa sambil ikut membuka helm miliknya. Mereka sudah melangsungkan balapan sejak satu jam yang lalu. Dan kini, hari mulai gelap. Untuk keamanan bersama, Charlie akhirnya mengajak Dennies untuk segera pulang. Takut jika seisi rumah semakin menjadi membicarakan Dennies melebihi sebelumnya.

"Yuk, pulang!" ajak Charlie.

Dennies mengangguk, kemudian menatap jam tangan hitam yang dipakainya. Sudah lewat maghrib, dan ia belum melaksanakan kewajibannya. "Lo duluan aja Om, gue nanti nyusul," Dennies berucap sambil mengenakan helmnya.

Mendengar itu, Charlie mengerutkan keningnya. "Lo mau ke mana?" tanya Charlie kepo.

Hm, apakah Charlie percaya kalau Dennies akan ke masjid?

"Gue mau beli air dulu ke warung, deket kok," jawab Dennies pada akhirnya.

Menanggapi, Charlie akhirnya mengangguk. "Oke deh, jangan pulang kemaleman ya? Nanti gue dimarahin Bapak lo."

Dennies hanya mengangguk.

~~~

Dennies memberhentikan motornya di sebuah masjid yang ternyata letaknya tak jauh dari rumah Ayahnya. Heran, masjid dekat tapi Dennies tidak melihat anggota keluarga terutama Ayahnya sholat di masjid. Padahal, untuk sampai ke masjid dari rumah tidak akan memakan waktu sampai 10 menit. Tapi, yasudahlah, mungkin mereka sudah ke masjid sedari tadi mengingat Dennies sendiri terlambat.

Dennies membuka sepatunya, kemudian mulai berjalan memasuki area masjid. Berhubung ia terlambat sholat, jadi ia tidak melakukannya secara berjama'ah.

"Anak baru ya?"

Dennies menoleh, mendapati seorang Bapak nampak tersenyum ramah ke arahnya.

DENNIESWo Geschichten leben. Entdecke jetzt