[18] Other Side

7.5K 1K 66
                                    

Boleh lah tinggalin jejaknya:*

~~~

~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


...

Sudah hampir 30 menit Dennies berputar-putar di arena balapan dengan menggunakan motornya. Ia, berkali-kali menambah gas guna menambah pula kecepatan laju motornya. Bohong jika Dennies mengatakan ia mengajak Charlie balapan. Karena di sini, Dennies justru melarang Om-nya itu untuk mengikuti apa yang dilakukannya, kebut-kebutan motor sendiri. Dennies tidak boleh egois, kebut-kebutan seperti itu jelas membahayakan nyawanya. Dan ia, tidak ingin Om-nya membahayakan nyawa dirinya hanya untuk mengikuti keinginan Dennies. Dennies? Ia bahkan tidak peduli dengan keselamatannya. Toh, ia hidup pun keberadaannya tidak diinginkan, kan? Jadi, jika dengan mati bisa membuat sebagian orang bahagia dan merasa lega, kenapa tidak?

Dennies menghela napas kasar, berharap angin kencang yang menerpanya akan membawa sesak itu pergi, atau setidaknya mengurangi sedikit saja sesak yang masih dirasanya. Ia, mulai mengendurkan gas motornya, tak lama setelah itu, memberhentikan motor berwarna hitam pemberian Om-nya itu tepat di hadapan Omnya yang kini sedang berdiri menatap Dennies dengan tatapan cemas.

"Kalo gue nggak komat-kamit bacain do'a yang gue hapal, udah mati lo," geram Charlie. Ia khawatir? Tentu saja! Melihat Dennies membawa motor dengan kecepatan sangat tinggi, membuat jantungnya berdebar keras. Bagaimana pun, Dennies kan keponakannya, dan ia juga tidak ingin kehilangan Dennies untuk yang kedua kalinya.

"Gue udah lega, ayo pulang."

Menanggapi, Charlie tampak menghela napas lega. Ia, akhirnya memakai helmnya, dan mulai menyalakan motornya untuk kembali pulang ke rumah. Jam sudah menujukkan pukul 10 malam ternyata.

"Ayo, Nies," ajak Charlie.

Dennies mengangguk. "Gue ngikutin di belakang."

Sesaat, saat mereka keluar dari area balapan, berbarengan itu mobil yang dikendarai Richard tiba. Entahlah, mungkin Dennies dan Charlie tidak menyadarinya. Akhirnya, tanpa menunggu lama, Richard memarkirkan mobilnya untuk mengikuti Dennies dari belakang. Beberapa kali Richard sempat panik tatkala melihat Dennies mengendarai motornya dengan kecepatan begitu tinggi, yang membuat Richard kewalahan mengejarnya. Belum lagi, beberapa kali Richard juga melihat Dennies ugal-ugalan membawa motornya. Melihat kelakuan Dennies, berkali-kali juga membuat Richard mengelus dadanya dengan pandangan syok.

Kenapa, Dennies bisa seliar itu?

Richard kembali memokuskan pandangannya pada Dennies yang mengendarai motor tak jauh di depannya. Anak itu mungkin tidak sadar jika kini ia diikuti. Tidak apa, Richard hanya khawatir jika Dennies melakukan hal yang sekiranya kembali membahayakan nyawanya.

DENNIESWhere stories live. Discover now