62: CURIGAI ORANG DI SEKITARMU

1K 82 2
                                    

"Berapa kali saya bilang untuk gak merokok di sekolah! Kamu mengerti peraturan tidak?" bentak pak Darto dengan suaranya yang besar.

Kelima pria itu hanya menunduk. Bahkan kali ini pun Allen ikut terlibat dan ketahuan merokok di sekolah.

Lapangan SMA Srendana sedikit ramai karena itu. Mereka diteriaki di tengah lapangan oleh Pak Darto di waktu istirahat. Tidak sedikit siswa yang mondar-mandir dan ada yang berhenti untuk melihat.

Pak Darto maju menggenggam kerah baju Aldi lalu memegang wajahnya. "Kamu, ini kamu. Kamu itu anaknya pemilik sekolah, harusnya kamu itu jadi panutan," ia beralih ke teman-teman Aldi lalu melakukan hal yang sama. Memberi kata-kata yang menusuk lalu membalikkan badannya.

"Lari keliling lapangan lima puluh kali." perintah Pak Darto.

Ares akan maju untuk memprotes namun tangannya ditahan oleh Aldi. "Lari."

Setelah mendengar perintah Aldi mereka semua pun berlari mengitari lapangan sekolah. Pak Darto menggelengkan kepalanya jengah melihat kelakuan muridnya. Ia pun duduk di pinggir lapangan sembari memberikan kertas setiap kali salah satu dari mereka berlari satu putaran. Itu dilakukan sampai lima puluh putaran.

Di putaran ke sepuluh, Melody tidak sengaja lewat untuk menuju kantin bersama Ayna. Di saat itu ia melihat Aldi berlari di lapangan. Ayna mengajaknya ke posisi dekat pinggir lapangan untuk melihat, meski ditolak oleh Melody gadis itu tetap memaksa. Akhirnya mereka ke pinggir lapangan, tepat di belakang Pak Darto.

Diantara kelima pria di lapangan, Aldi terlihat paling semangat berlari. Tatapan nya tajam ke depan, seolah tidak perduli bagaimana tubuhnya akan lelah, ia terus berlari. Berbeda dengan teman-temannya yang sudah lelah. Adrian bahkan terduduk di pinggir lapangan sebelum peluit Pak Darto akhirnya membuatnya bangun untuk kembali berlari.

"Mereka kenapa?" bisik Ayna kepada orang di sebelahnya.

"Dihukum karena ketahuan merokok di taman belakang."

Di putaran ke sebelas Pak Darto menerima telepon yang mengharuskannya meninggalkan lapangan. Ia menatap kertas di tangannya lalu melirik ke sekeliling. Pandangannya terhenti pada gadis yang tidak jauh di belakangnya.

"Heh kamu, sini dulu."

Melody menunjuk dirinya lalu menatap ke belakangnya, tidak ada orang selain dirinya dan Ayna di arah yang ditunjuk Pak Darto.

"Iya kamu. Sini." panggilnya dengan suara tegas.

Mereka berdua berjalan ragu. Pak Darto berdiri lalu memberikan kertas yang ia pegang ke Melody.

"Setiap mereka sampai ke sini kasih satu kertas," ujar Pak Darto membagi kertas besar yang di bagi limapuluh per kotak.

"Patokannya si Aldi. Jadi kasih kalo Aldi lewat."

Pupil matanya melebar ketika mendengar itu. "Tapi Pak.."

Awalnya ia ingin menolak, namun setelah melihat Pak Darto menoleh dengan tatapannya karena Melody mengucapkan 'tapi' membuatnya mengurungkan niatnya.

"Kenapa?"

"Gak jadi, Pak."

Pak Darto tersenyum singkat, "Bagus. Nanti tunggu saya sampai balik lagi kesini. Gak sampai bel masuk kok tenang aja. Kalian mau jajan apa? Mau ke kantin kan? Biar bapak suruh yang lain."

Ayna menolak. "Eh gak usah, Pak."

"Bagus." ujar Pak Darto lalu pergi meninggalkan mereka.

Melody membuang pandangannya ketika Aldi menuju ke arahnya. Ia merobek satu kertas lalu menjulurkan tangannya untuk diberikan kepada Aldi. Tapi Aldi melewati kertas itu, "Len, lo yang pegang kertasnya sekarang." teriak Aldi memperlambat larinya. Membiarkan Allen di depan memimpin.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Where stories live. Discover now