6: MENGENAL INTI ZHESTKIY

2.2K 151 5
                                    

Aldi mengerem motornya di depan sebuah cafe yang tidak jauh dari sekolah. Melody menatap cafe yang tak asing ini. Cafe ini adalah tempat yang sering di ceritakan oleh Ayna dan Viola. Ia juga pernah kesini sekali saat numpang wifi untuk download film.

Allena Cafe

Begitulah yang tertera di depan pintu masuknya. Melody turun lalu menatap Aldi yang sembarangan mengajaknya kesini.

"Diem aja. Yuk masuk, mau gue gandeng lagi?" Aldi menaik-naikkan alisnya.

Melody langsung menghadiahi pria itu dengan cubitan di lengannya lalu berjalan mendahului pria itu. Namun seperti biasanya, Aldi selalu bisa menyamakan langkahnya dengan Melody.

Mereka masuk kedalam cafe. Aldi langsung mengajak Melody duduk di pojok dekat barista.

"Itu udah ada orang. Disini aja." ajak Melody.

Aldi terkekeh. "Itu temen gue. Udah yuk." Aldi meraih tangan Melody lalu membawa gadis itu bersama teman-temannya.

Kedatangan ia dengan Melody disambut dengan sangat tidak spesial oleh teman-temannya. Bukannya malah menyuruh duduk mereka malah saling tatap-tatapan. Bahkan mulut Adrian sudah membulat.

Setelah aksi tatap-tatapan mereka semua saling tertawa. Melody yang merasa sangat canggung hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Duduk, Mel." perintah Arnold. Melody dengan senang hati duduk diikuti dengan Aldi.

"Lo kok mau dibawa Aldi kesini?" tanya Ares penasaran.

Melody hanya diam. Dia tidak tau harus menjawab apa. Melody jarang bertemu orang baru jadi agak canggung jika harus bertemu orang baru apalagi cowok dan modelnya seperti pria disekitarnya ini.

"Lah diem aja. Haus? Mau minum apa? cappuccino atau ice blend , teh susu atau mau makan?" tawar Adrian.

Melody menggeleng. "Ga usah. Aku ga lama kok."

Allen memutar badannya kearah barista, "Oji americano blend satu," setelah berbicara kepada barista itu ia langsung kembali pada posisinya.

"Minum tar lo pingsan lagi." tutur Allen.

Jleb.

Pria ini ternyata masih ingat. Melody malu sekali sekarang. Demi apapun dia sangat kesal kepada Aldi hari ini. Karena pria ini ia harus bertemu orang-orang yang seharusnya tidak ia kenal. Melody mengambil handphone nya berusaha menyibukkan diri dari kelima pria disini. Baru saja ia akan membuka sandi tiba-tiba handphone nya ditarik oleh seseorang. Sontak saja Melody terkejut.

"Tradisi di tempat duduk ini kalo lagi ngumpul gak boleh pegang hape." Aldi meletakkan handphone Melody di tengah bersama dengan kelima handphone yang mereknya hampir semuanya sama dengan merek handphone nya. Betapa bodohnya ia karena baru sadar akan hal itu.

"Kenalin temen-temen gue." Melody langsung menoleh kala mendengar suara Aldi. Tatapannya beralih kepada jari telunjuk pria itu yang mulai menunjuk teman-temannya.

"Tunggu. Ini anak gak kenal kita?" Tanya Ares.

Aldi menggeleng, "Kudet anaknya."

Sebuah cubitan kecil melayang di lengan Aldi. Pria itu terkekeh kecil lalu mulai menunjuk teman-temannya.

"Ini Ares, Arnold, Adrian sama Allen. Lo ga mau jabat tangan gitu sama mereka?"

Melody menggeleng.

Kelima pria ini kembali tertawa. Namun Allen hanya menaikkan satu sunggingan. Mereka merasa aneh dengan sifat Melody.

"Beda nih cewek." bisik Ares di sela tertawanya pada Arnold.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang