37: TAK TERDUGA

1.7K 134 0
                                    

Tidak mudah untuk tetap peduli ketika egoku lebih tinggi daripada ingin hati.
Tetapi kamu tetaplah kamu.
Yang tak pernah bisa aku abaikan.

-Aldino Krastin Srendana-

r e p i t i e n d o

Seusai mengantar Ivana sampai ke rumahnya dengan selamat. Tidak butuh waktu lama bagi Aldi untuk putar balik ke arah sekolah untuk menjemput Melody.

Kini pria itu tengah menatap ponselnya sembari menunggu kabar dari gadis yang berhasil menyita waktu dan perhatiannya. Aldi hampir saja menghancurkan hidupnya tadi dengan mengendarai motornya lewat batas wajar. Memang gila dan hanya Melody yang bisa membuatnya seperti ini.

Dari arah pagar sekolah terlihat seorang gadis dengan wajah lesu berjalan keluar dari pos satpam dan menuju kearahnya. Tidak ingin kelihatan terlalu perduli. Aldi tetap tenang duduk diatas motornya. Malah ia pura-pura memainkan ponselnya seolah ia tidak mengetahui bahwa adanya kehadiran Melody.

"Al." panggil Melody yang langsung membuat Aldi langsung menoleh. Sial, pertahanan pertamanya runtuh ketika mendengar suara gadis ini.

Aldi bisa melihat dengan jelas wajah Melody dari sedekat ini. Setelah beberapa hari bolos dan tidak masuk sekolah karena ingin mencari kesenangan yang tidak bisa ia dapatkan setelah ditolak Melody.

"Lo tunggu bentar. Gue pinjem mobil dulu di tongkrongan. Gue rasa kita butuh ngobrol panjang." tanpa menunggu persetujuan dari Melody. Aldi langsung meninggalkan gadis itu dan menuju ke arah tongkrongan di perempatan jalan. Tidak lama ketika Melody melihat mobil putih yang ia ketahui milik Allen berhenti di depannya. Ia pun langsung merebahkan punggungnya ke dalam kursi penumpang. Bersamaan dengan Aldi di kursi stir. Rasanya suasana dingin di dalam mobil ini semakin menjadi lebih dingin ketika Aldi mulai menjalankan mobil.

Berbeda jelas dengan harapan bahwa akan terjadi percakapan panjang di dalam mobil ini. Yang terdengar selama lima menit hanyalah bunyi notifikasi LINE dari ponsel Aldi dan suara jalanan yang macet. Klakson mulai bersautan hingga akhirnya mobil di belakang Aldi mulai pasrah. Aldi membuka kaca mobil lalu melihat ke depan sana. Macet panjang sekali dan ini merupakan sebuah keberuntungan untuknya.

"Jadi lo udah bales dirrect message dari Regan?" tanya Aldi memecah suasana dingin di dalam mobil.

Melody menoleh sejenak sebelum akhirnya membuka suara. "Gak gue buka. Tadi muncul di notifikasi."

"Jangan pernah dibuka apalagi nyoba bales."

Setelah itu hening kembali terjadi. Aldi pun mulai memainkan ponselnya. Membalas pesan-pesan mulai dari yang penting hingga pesan tidak penting dari cewek random yang ia temui di club beberapa hari lalu.

"Lo beneran ke club malam itu?" Seolah bisa membaca fikiran Aldi. Pertanyaan yang baru saja diajukan Melody sempat membuatnya meletakkan ponsel di paha lalu mencoba menetralkan ekspresinya.

"Iya." jawabnya singkat.

"Untuk apa? Mencari kesenangan yang malah menjadikan lo menyakiti diri lo sendiri? Lo boleh kesal tapi pelampiasan lo salah." tanya Melody dengan nada ketus.

"Tau apa lo soal gue mencari kesenangan? Jangan nasehatin gue karena lo gak benar-benar tau apa yang gue rasain." jawab Aldi tak kalah ketus. Tanpa menoleh ke arah Melody pastinya. Padahal tatapan Melody sekarang menjurus kearahnya.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum